Wedding Die🍂

785 73 11
                                    

Di layar televisi aku melihat Alevan yang sudah duduk di depan penghulu memakai pakaian pernikahannya yang serba putih itu, wajahnya nampak tegang, aku dan kak Anisa tertawa melihatnya.

Dan sekarang giliranku untuk keluar, di samping kiri dan kananku sudah ada Kak Anisa dan Layla temanku yang dari London, aku mulai memasuki Aula dan semua mata tertuju ke arahku, dari ujung sana Ale tersenyum saat melihatku.

Rasa berbeda saat aku sudah duduk di samping Ale, wajahnya sangat beda hari ini, dia menatapku lekat dengan senyumnya yang mengembang, aku jadi tersipu malu dibuatnya.

"Cantik", bisik dia di telingaku lalu aku tersenyum.

"Bisa dimulai?", tanya seorang penghulu.

"Bisa pak", jawab Ale.

Ijab kabul di mulai, aku melihat ke arah Alevan yang sedang memegang mix di tangannya dia nampak sangat lancar mengucapkan kata demi kata, aku sampai terharu melihatnya.

"Semua saksi sah".

"Saah".

"Alhamdulillah".

Kami memakaikan cincin secara bergantian, lalu aku mencium punggung tangan Alevan, dan Alevan lanvsung mencium keningku lembut, kami menandatangani buku nikah sebagai bukti bahwa kita sudah sah, aah aku sangat senang hari ini.

"Siap ya, 1, 2, 3".

Jedaaar(suara tembakan).

Semua tamu di gedung berlarian ke luar gedung saat mendengar bunyi tembakan yang memekakan telinga, aku dan Alevan saling menatap bingung, dari mana bunyi suara tembakan itu dan siapa yang melakukannya.

"Hai Anne", ujar seseorang dengan senjata api di tangannya.

"Je, Jeremy, kau", aku sangat terkejut bahwa dia adalah Jeremy.

"Iya ini aku", ujar dia.

"Mau apa kamu ke sini?", tanyaku emosi.

"Aku gak terima kalau kamu nikah sama dia". Ujar Jeremy.

"Percuma dia udah jadi istri sah gw", ujar Ale lalu berdiri di sampingku.

"Hahah, baiklah, sekarang Anne kamu pilih, mau ikut aku atau kamu aku tembak".

"Jeremy aku mohon".

Bukannya menjawab Jeremu malah mengarahkan senapannya ke arahku, aku terkejut bukan main, aku menutup kedua mataku perlahan, air mataku menetes, aku tidak siap kalau aku pergi hari ini, aku tidak siap, suara tembakan sangat nyaring di telingaku.

"Aleeeee", teriak semua orang dan aku terkejut bukan main saat aku membuka mataku Ale sudah berada di depanku, tangannya memegang bagian dadanya yang terkena senapan.

"Alee, yaampun", ujarku saat dia akan terjatuh, aku menangkapnya.

"Cepat tolong diaaaa", teriakku pada semua lalu semuanya membantu membawa Ale.

"Jadi lu kesini cuma mau balas dendam atas perilaku bejat lu terhadap gw 6 tahu yang lalu", ujarku sambil terus mengeluarkan air mataku.

"Ya gw mau balas dendam karna lu udah menolak cinta gw dan lu udah buat gw terluka Anne", Ujar Jeremy.

Aku hanya terdiam.Lalu beberapa menit kemudian Polisi datang bersama papah Ale dan langsung membawa Jeremy ke kantor polisi, lututku lemas bukan main aku langsung terduduk dan kak Anissa menghampiriku lalu memelukku. Aku tidak pernah mengira ini akan terjadi.

Di rumah sakit.

"Shaa, papah sekarang mau tanya sama kamu, kamu ada hubungan apa sama Jeremy?", tanya papa kepadaku.

"Aku tidak ada hubungan apa-apa pah, mungkin dia ingin balas dendam atas kejadian waktu itu", ujarku.

"Kejadian apa shaa?", tanya papa lalu aku mulai menceritakannya.

~

Flashback on

London 4 tahun lalu.

"Anne", panggil Jeremy.

"Yaa?", tanya Anne.

"Ikut ke apartemen ku ya, ada Layla juga di sana".

"Emm boleh deh", ujar Anne.

Semua berjalan baik, namun Anne merasa Layla tidak kunjung datang, Anne sangat bingung dan takut harus apa, karna gugup akhirnya Anne meminum air mineral yang ada di depannya, tapi Anne tidak kunjung melihat Jeremy dari tadi.

Beberapa menit kemudian.

Perlahan Anne membuka matanya dan terkejut melihat pemandangan dindepannya, Jeremy sedang mengungkung Anne dan tatapan mata Jeremy sangat bergairah.

"Mau apa kamu", ujar Anne terkejut.

"Aku mau menjadikan kamu milik aku selamanya", ujar Jeremy namun saat Jeremy ingin mencium biburnya Anne langsung mendorong jeremy dengan sekuat tenaga lalu dia berlati ke arah luar kamar.

Anne mencoba membuka pintu depan tapi sayangnya di kunci, tapi untungnya ada vas bunga besar di samping Anne, Anne langsung melemparnya tepat di kepala jeremy.

"Shitt, darah", ujar Jeremy saat merasakan darah keluar dari kepalanya, tak butuh waktu lama Jeremy pun pingsan, Anne langsung mengambil kunci pintu di kantung celana Jeremy lalu bergegas membuka pintu lalu pergi melarikan diri.

Anne tidak pernah menceritakan ini kepada Ale, yang Ale tau Anne pulang malam karna habis main ke rumah Layla, dan untungnya Anne sangat bersyukur karna Ale mengajaknya pulang ke indonesia.

Flash back off

~

"Seperti itu pah ceritanya", ujarku.

Papahku terdiam, lalu mama keluar dari dalam ruang ICU dia langsung memeluk diriku dan menangis, aku tidak tau apa yang membuat mama menjadi seperti ini, kak Anissa yang baru keluar juga pun ikut menangis.

"Mah kenapa?", tanyaku.

"Anne".

"Kenapa mah?", tanyaku lagi.

"Alevan tidak bisa diselamatkan Anne", ujar kak Anissa.

Apa ini, ini tidak mungkin, Ale tidak mungkin meninggalkanku begitu saja, tangisku tambah pecah saat Januari datang dengan wajah polosnya lalu memeluk kakiku, sungguh aku tidak tau harus berkata apa hari ini, aku langsung memeluk Janu erat dan papah berusaha menenangkanku dengan menepuk pundakku.

"Ale aku tidak mau kehilanganmu, tolong kembalilah", ujarku dalam hati.

-oo0oo-

Votee
Maaf kalo typo
Nantikan part selanjutnya

AleAnne (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang