ARSENA: CHAPTER 2✔

5.5K 442 11
                                    

CHAPTER 2

"MAMA, YUHUUU!" pekik Regan kencang dari depan pintu, tentu Saja Sena yang disampingnya menutup telinganya yang hampir eror.

"Jangan teriak bisa, gak?" tanya Sena lemah lembut namun di otaknya seakan ingin mengajak Regan tawuran saat ini juga.

Regan menatap Sena santai seolah gadis di depannya ini hanyalah semut kecil, dan ia adalah sang singa. "Perlu lo tahu, suara gue itu bagus dan keren. Teriak aja orang-orang udah terpesona sama gue, gimana kalo nyanyi?" kata Regan dengan kepedeannya yang sangat tinggi.

Sena tersenyum remeh. "Dan perlu lo tahu, suara lo sangat-sangat mirip dengan suara penjual baso borak. Jadi lebih baik diem, deh."

"Bodo!"

Menyebalkan sekali bagi Sena bukan?

"Apa, Gan?"

"Ma, pamit ya. Regan sama Sena mau ke rumah Regan, habis itu Sena nginep. Besok, kan Sabtu, kita mau kerumah bang Arsen, biasa lah malak," jelas Regan panjang lebar membuat Vanne tertawa.

"Haha, dasar kalian berdua kebiasaan. Kalo ke rumah bang Arsen pasti malak."

"Ya jelas dong, Ma," ujar Sena.

"Sena sama Regan pamit. Asalamualaikum." Sena dan Regan menyalimi tangan Vanne, setelah itu mereka pergi.

"Hati-hati di jalan, sayang!"

"Siap, Ma."

***


Sebelum ke rumah Regan, mereka mampir ke gramedia sesuai janji Regan. Sena memilih-milih novel sambil melihat sinopsis yang menurutnya bagus. Dan mengambil salah satu novel incerannya yang baru terbit.

"Ayo, Gan. Gue udah dapet novelnya."

Mereka berjalan ke kasir, setelah itu Regan benar-benar membuat Sena dongkol, mau tahu apa penyebabnya?

"Totalnya Rp. 589.000," ujar Kasir itu sambil menyebutkan nominalnya. Regan membuka dompetnya sambil cengesan. Sena menatap Regan curiga, pasti ada sesuatu yang akan terjadi.

"Jangan bilang ATM lo ketinggalan," tanya Sena dengan wajah yang sangat mengancam.

"Hehe iya. Pake uang lo dulu, deh ntar diganti."

"Dasar nyebelin!" Sena mencubit pinggang Regan kencang lau mengeluarkan kartu ATM miliknya.

"Sakit, anjrot!" ringis Regan sambil mengusap pinggangnya yang terasa nyeri.

"Anjrot-anjrot, bapakmu jualan tahu gejrot! Ayok buruan!"

"Iya-iya," pasrah Regan.

Sampai di rumah Regan, Sena masih dongkol setengah mati, meski Sena juga masih bisa membayarnya. Namun yang membuat Sena kesal adalah Regan tak menepati janji.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Eh, anak Mami udah pulang. Ternyata ada Sena juga, nih, sini masuk sayang," ujar Reta, Mami Regan. Mereka menyalimi tangan Reta.

"Aduh Sena, Mami kangen banget tau, gak!" Reta memeluk Sena antusias dengan sangat kencang sehingga membuat Sena kesulitan bernapas.

"Mami kalo udah ketemu Sena lupa sama anaknya sendiri," gumam Regan lalu pergi naik ke atas menuju kamarnya.

ARSENA [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang