CHAPTER 12
"Sena! Cepat turun ke bawah, sayang!" teriak Vanne dari bawah, Sena yang mendengarnya langsung mengambil tas kecil dan handphone lalu berlari kecil ke bawah.
"Iya, Ma!"
Ternyata di bawah sudah ada Arsen, Reva, dan Ayana. Mata Sena berbinar kala melihat Ayana, Ayana pun langsung berlari ke pelukan Sena.
"Aduh, ponakan Aunty." Sena terus menciumi pipi gembul milik Ayana.
"Udah kali, di ciumin mulu. Bikin anak sana sama Regan!" celetukan Arsen mendapat tatapan tajam dan horror dari Vanne, Elvan, Reva, dan begitupun Sena.
"Ngomong gitu lagi, anak lo gue culik!" ancam Sena membuat Arsen gelagapan sendiri, sedangkan Reva sudah menahan tawanya. Sena menghampiri Reva untuk menyaliminya.
"Lah, lo cuma salim sama bini gue doang? Sama gue engga?" Arsen menganga tak percaya.
"Bodoamat!" ketus Sena.
"Sena, salim sana! Nanti yang ada kamu ga dikasih jajan sama abangmu," peringat Elvan, Arsen tersenyum sombong. Dengan terpaksa ia menyalimi tangan Arsen, namun setelahnya di gigit tangan Arsen.
"Aduh! Mama!" rintih Arsen, seisi ruangan tertawa melihat interaksi kakak adik tersebut.
"Lo jahat banget sih, Dek!" dengus Arsen, namun Sena bodoamat saja dan memilih bermain dengan Ayana.
"Aya udah mandi belum?" tanya Sena pada Ayana sambil memangkunya gadis kecil yang sangat mirip dengan Arsen dan Reva. Ayana mengangguk menggemaskan.
"Gemes banget tau." Sena memeluk Ayana dengan erat. Arsen membelakakkan matanya, dan langsung menarik paksa Ayana ke dalam gendongannya.
"Gila lo, Dek, anak gue gak bisa napas, dodol!" sungut Arsen kesal.
"Arsen, bahasanya!" peringat Vanne tajam, dibalas Sena yang menjulurkan lidahnya.
"Gimana sekolah kamu, Dek?" tanya Reva.
"Ya gitu, Kak. Tugas, tugas, dan tugas. Menyebalkan," ujar Sena cemberut, Reva terkekeh geli dan langsung merangkul bahu Sena.
"Kita berangkat yuk, pasti udah pada nungguin," ujar Elvan sambil melirik jam tangannya, dan mereka semua mengangguk.
"Bang Arsen, Kak Reva, Ayana ikut Sena aja ya di mobil Papa," usul Sena.
"Iya."
"Enggak!"
Jawaban Reva dan Arsen berbeda,membuat Sena bingung sendiri.
"Udah lah, Mas, biarin aja. Mungkin Sena masih kangen sama Aya," ujar Reva, Arsen menggeleng cepat.
"Gak ah, bisa-bisa abis nanti si Aya diciumin Sena," tolak Arsen mentah-mentah. Sena tersenyum devil, terpaksa ia menggunakan cara jitunya. Dan tak lama...
"HUA! MAMA, PAPA, BANG ARSEN PELIT!!"
Arsen gelagapan sendiri saat di pelototi tajam oleh Elvan dan Vanne, sedangkan Reva terkikik geli. Dengan cepat, Arsen memberikan Ayana pada Sena, dan Sena pun tersenyum kemenangan.
"Udah, yuk berangkat," usul Vanne.
Di mobil Elvan sangat ramai karna canda tawa dari Sena dan Ayana, sedangkan Elvan dan Vanne malah mendebatkan sesuatu yang tak ada hentinya, seperti ini contonya.
"Pa, ayam sama telur duluan mana?" tanya Vanne.
"Ayam," ujar Elvan sambil fokus menyetir mobilnya.
"Lah, bukannya ayam itu dari telur ya, Pa?" tanya Vanne terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENA [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠SELESAI REVISI/SUDAH DI REVISI⚠ 🍂🍂🍂 Ini bukan kisah cinta tentang ketua osis dan badgirl, dan bukan juga cerita tentang musuh yang berubah menjadi saling cinta. Namun tentang kisah cinta mereka yang tertutup dengan ikatan "TEMAN". Akankah salah...