ARSENA: CHAPTER 17 ✔

2.5K 227 7
                                    

CHAPTER 17

"REGANN!!!"

Tampak Sena yang tertidur sambil berteriak di samping brankar Regan, Reta dan Argan cukup kaget karna Sena tiba-tiba berteriak kencang sekali. Argan menepuk pipi Sena pelan yang basah karna air mata.

"Sena, kamu kenapa, sayang?" tanya Reta khawatir, kesadaran Sena sudah kembali, Sena menangis dan terus menangis. Reta dan Argan benar-benar khawatir. Argan memberikan Sena air putih hangat supaya ia lebih tenang.

"Kamu kenapa, Nak? Coba cerita sama Mami." Sena melirik sendu ke arah Regan yang terpejam, air matanya terus mengalir.

"Tadi Sena mimpi kalau Regan..." Sena menjeda perkataannya, kerutan di dahi Argan dan Reta tercetak jelas, tampak mereka bingung. Lalu Sena menarik nafas nya pelam dan menghembuskannya.

"Meninggal," ucapnya lirih, Reta langsung memeluk Sena. "Kamu harus yakin dong kalau Regan akan selamat, sekarang kamu makan dulu gih. Kamu belum makan loh dari tadi pagi," nasihat Argan.

Sena hari ini izin untuk tak bersekolah dan memilih menjenguk Regan di pagi hari tadi, ia pun tak sarapan. Berulang kali Vanne, Elvan, dan Vien membujuknya, namun nihil. Ia tetap bersikukuh untuk langsung pergi.

"Gak, Mi. Sena gak nafsu makan," ujar nya pelan, Reta menangkup pipi Sena dan mengusap air matanya. "Makan dong, kalau Regan tahu pasti kamu di omelin sama dia gara-gara kamu gak makan." Memang benar, Regan paling tak suka jika Sena telat makan.

Bisa kalian bayangkan, besarnya rasa cinta dan sayang nya Regan kepada seorang Arsena Annetha? Atau kalian hanya berfikir jika itu sebatas rasa sayang pada sahabat? Kalian salah besar! Sudah hampir 2 tahun Regan menyembunyikan perasaannya, karna ia selalu berfikir bahwa 'Cinta akan merusak segalanya, termasuk persahabatan'

Dengan pasrah, Sena mengangguk, "Kita ke kantin yuk, biar Papi yang jagain Regan." Sena mengangguk, mereka berjalan pelan menuju kantin.

"Kamu mau makan apa?" tanya Reta lembut, Sena terdiam sebentar untuk berfikir. "Sena mau mie instan aja deh, mih." Namun Reta menggeleng tegas.

"Gak, gak baik untuk kesehatan kamu." Ingatan Sena berputar pada Regan yang selalu melarang nya makan mie instan dengan alasan yang konyol.

"Lo gak boleh makan mie instan! Nanti yang ada usus lo tambah keriting, lo mau usus lo di rebonding si salon organ tubuh?"

Sena terkekeh kecil ketika mengingat perhatian yang Regan berikan namun dengan alasan konyol, "Yaudah, Sen mau nasi goreng aja deh. Minum nya air putih hangat aja ya, Mi." Reta tersenyum lembut lalu memesan makanan.

Reta kembali dengan membawa nampan berisi makanan pesanan mereka, "Makasih, Mi." Reta mengangguk dan membalas ucapan terimakasih dari Sena. Bukannya Sena memakan makanannya, namun malah hanya memainkan sendoknya.

"Kok gak di makan, Sen?" Sena menghela nafasnya gusar, ia sebenarnya ingin memberi tahu pernyataan ini pada Reta. Karna sedari tadi terus berputar di otaknya.

"Mi, sebenarnya Regan suka sama Sena," ujarnya pelan, Reta menghentikan aktivitasnya dan tersenyum lembut ke arah Sena yang menunduk. "Mami tau." Sena melotot tak percaya, bagaimana bisa Reta tahu?

"Loh, kok Mami gak bilang sih?" kesalnya, Reta mengangkat kedua bahunya acuh dan melanjutkan makan nya, Sena yang merasa di cueki akhirnya kesal sendiri.

"Mamiii!"

"Apa, sayang?"

"Kasih tau dong, gimana Mami bisa tau?"

Reta menghembuskan nafasnya pelan, akhirnya ia menceritakan dimana ia tak sengaja mendengar Regan yang berbicara sendiri.

Flashback on.

ARSENA [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang