CHAPTER 36
Selepas pulang dari lapangan dan meninggalkan Vien yang berdebat dengan seseorang, Sena langsung membuka ponselnya dan duduk di ruang tengah sambil video call dengan Regan.
"Udah makan?" tanya Regan disebrang sana.
"Nanya nya itu-itu mulu! Kalo dijawab udah pasti cuma bilang iya, kalo belom makan, pasti kamu cuma nyuruh makan, gak niat mau beliin git-"
"Kalo belum makan, aku mau ajak kamu makan di luar," potong Regan, Sena tersenyum cerah. Regan dari dulu memang sangat peka.
"Hehehehe."
"Kamu habis badminton, ya, di lapangan komplek?" tanya Regan, Sena mengangguk pelan.
"Iya, tadi pas aku main badminton, shuttlecock nya kena kepala orang, aku udah minta maaf, eh, Vien nya malah berantem. Mungkin udah kenal kali sama tuh orang," cerita Sena pada Regan. Mereka terus saling bercerita, hingga Vanne yang sudah duduk di samping Sena pun terkacangi.
"Anak muda, kalo lagi pacaran suka gak tau tempat," sindir Vanne, namun Sena tak menggubris, ia masih mengobrol dengan Regan. Karna sudah kesal terkacangi, Vanne merebut paksa ponselnya.
"Ishh! Mama tuh, ya, ganggu aja!" kesal Sena.
"Eh, ada mantu, ngapain lo? Belom mandi?" tanya Vanne pada Regan, Regan hanya cengengesan.
"Y-ya belom lah, Ma! Orang Regan baru bangun, hehe."
"Nyokap lo masak apa, Reg?" tanya Vanne. Sial, gantian, Sena yang terkacangi. Yang pacaran tuh Sena atau Vanne? Jadi Vanne yang asik ngobrol.
"Mami masak rendang, tadi Papi yang request."
"Mom, besok bikinin nasi goreng seafood bikinan Mama, dong. Kangen Regan tuh sama masakan Mama," ujar Regan sambil cemberut, Vanne terkekeh gemas. Sena hanya menatap datar, Momskynya ini memang benar-benar.
"Siap deh, nanti Mama taruh di kotak bekal, biar Sena yang bawa, nanti pas istirahat makannya berdua, oke?" tanya Vanne sambil menaik turunkan alisnya menggoda Regan.
"Mama tau aja, cara biar romantisan," ujar Regan malu-malu.
"Sok malu-malu, lo!"
Dengan kesal, Sena merebut ponselnya.
"Mama tuh gangguin Sena aja, deh!" kesal Sena, Vanne terkikik geli.
"Lebay!" cibir Vanne.
Sena melanjutkan perbincangannya dengan Regan yang sempat tertunda, Vanne menidurkan kepalanya di paha Sena dengan kaki satu yang diatas kaki lain. Paham, kalean wahai kamu rebahan?
Tak lama, ada suara bel yang berbunyi, berarti ada tamu. Vanne langsung bangkit untuk membuka pintu. Alangkah kagetnya, ia melihat Vien yang tidur di gendongan Ferdy.
"ASTAGA! KEPONAKAN GUE KENAPE?!" teriak Vanne histeris.
Sena yang didalam sampai kaget mendengar teriakan Vanne. Sudah biasa, sekularga hobinya teriak-teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENA [COMPLETED] ✔
Teen Fiction⚠SELESAI REVISI/SUDAH DI REVISI⚠ 🍂🍂🍂 Ini bukan kisah cinta tentang ketua osis dan badgirl, dan bukan juga cerita tentang musuh yang berubah menjadi saling cinta. Namun tentang kisah cinta mereka yang tertutup dengan ikatan "TEMAN". Akankah salah...