⚠SELESAI REVISI/SUDAH DI REVISI⚠
🍂🍂🍂
Ini bukan kisah cinta tentang ketua osis dan badgirl, dan bukan juga cerita tentang musuh yang berubah menjadi saling cinta. Namun tentang kisah cinta mereka yang tertutup dengan ikatan "TEMAN".
Akankah salah...
"Gan, gue ke toilet dulu bentar. Lo tunggu di sini aja ya," pamit Sena, Regan mengangguk lalu mengambil tas Sena.
"Yauda, sana gih. Jangan lama!" peringat Regan, Sena mengangguk lalu berlari kecil menuju toilet.
Sena mendesah lega, sebenarnya sejak di kelas tadi ia sudah kebelet. Namun karna tanggung, tahan sebentar lah.
Sena beranjak keluar toilet sambik merapikan rambutnya, tiba-tiba ada seorang menghalangi jalan Sena sambil tersenyum sinis.
"Permisi," ujar Sena dingin, orang itu mengacuhkannya berlagak seperti tuli.
"Telinga lo masih berfungsi dengan baik?" tanya Sena lagi, Sena tak bisa mengambil jalan lain. Karna orang itu menghadangnya tepat di depan pintu.
"Telinga gue masih berfungsi kok, yang gak berfungsi itu otak lo!" bentak Vita, murid IPS 6, yang terobesesi dengan Galang.
"Maksud lo apa?!" bentak Sena tak kalah kencang, sebenarnya Vita sudah gugup sendiri melihat mata tajam Sena. Namun ia berusaha tenang.
"M-maksud gue? Pikir dong, maksud lo apa jalan sama Galang?!" Sena tersenyum remeh, sudah banyak para siswi yang dilabrak olehnya hanya karna mendekati Galang.
Namun kali ini? Ia salah orang, yang ia labrak adalah seorang Arsena Annetha. Gadis yang ilmu beladiri nya tak diragukan lagi, Vanne dan Elvan memang mengajarkan ilmu beladiri pada Sena, namun hanya digunakan untuk kebajikan.
"Mau gue jalan sama Galang atau siapapun, atas hak apa lo marah?" ujar Sena sambil menyilangkan tangannya di dada.
"JELAS LAH KARNA GUE SUKA SAMA DIA, DAN DENGAN GAMPANG NYA LO JALAN SAMA DIA. DASAR CABE!!!" bentak Vita, mata tajam Sena sudah memancarkan kemarahan yang amat besar. Hingga Sena tak tahan lagi akan emosi yang ia tahan sejak tadi, akhirnya ia melayangkan tamparannya pada Vita.
Plak!
"Gue? Cabe? Bagus juga julukan lo buat gue, lo pasti mikir, kan? Kenapa gue bilang bagus?" Sena menatap Vita yang sedang memegangi pipinya yang merah.
Setelah Sena mengucapkan kalimat itu, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Vita yang sedang menatapnya dengan tatapan benci.
"Dulu gue gabisa dapetin Regan, dan sekarang gue gaakan biarin lo dapetin Galang, Arsena!"
"Lama banget, lo kencing sambil bikin vlog tutorial?" cibir Regan pedas, Sena menatap malas Regan dan mengambil alih tas nya yang ada di tangan Regan.
"Bacot, Vien udah balik kan?" tanya Sena sambil celingukan.
"Udah tadi, di jemput tante Ara. Katanya mau ke Bandung dulu, ada urusan," jelas Regan, Sena mengangguk paham.
"Oh iya, tadi katanya si twins mau main kerumah gue. Lo sokin sendiri atau gue jemput?" tanya Regan.
"Sendiri aja, nanti gue bawa mobil," jawab Sena.
"Yok balik."
🍂🍂🍂
"Mama!" teriak Sena dari ruang tamu, sedangkan Vanne yang sedang memasak di dapur hanya mendengus malas.
"DI DAPUR, SAYANG!" teriak Vanne tak kalah kencang, rumahnya sudah seperti hutan saat ini. Entah rumahnya yang terlalu besar sehingga di haruskan untuk teriak atau memang dengan berteriak sudah menjadi ciri khas mereka.
Sena berlari kecil ke arah dapur, sampai di sana Vanne menatap Sena dari atas sampai bawah dengan bingung. Entah ingin kemana anak gadis nya ini.
"Kamu mau kemana, Sen?" tanya Vanne yang masih fokus pada masakannya.
"Sena mau ke rumah Regan, Ma."
"Loh, kan hari ini kita ada kumpul di rumah kakek nenek," ujar Vanne, Sena menepuk jidatnya. Bagaimana bisa ia lupa.
"Oh iya, Astaga! Yaudah deh, Ma. Sena ke kamar dulu. Bye!" Sena mengecup pipi Vanne singkat lalu berlari ke kamarnya, Vanne menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah anak gadisnya itu, Vanne memutuskan melanjutkan masakannya.
Sedangkan di dalam kamar, Sena dengan jarinya yang lincah mencari kontak Regan di aplikasi Whatsapp nya.
Regan bau
Reg, gue gabisa krmh lo Gue baru inget kalo ada kumpulan di rumah kakek Andreas.
Tak butuh waktu lama, balasan dari Regan sampai ke ponsel Sena.
![ARSENA [COMPLETED] ✔](https://img.wattpad.com/cover/228688042-64-k242758.jpg)