ARSENA: CHAPTER 10 ✔

2.9K 277 13
                                    

CHAPTER 10


"Ibu akan memberikan tugas kelompok membuat makalah, dan soal kelompok akan ibu tentukan," ujar Bu Ella, selaku guru sejarah mereka.

"Yah, kelompok nya pilih sendiri aja deh, Bu!" usul Tatang, bu Ella mendelik tajam membuat sekelas bergidik ngeri.

Murid IPS 4 memang tidak suka jika kelompok di tentukan oleh guru, terkadang guru-guru selalu curang. Yang pintar di satukan dengan yang pintar, yang kurang pintar di satukan dengan yang kurang pintar. Ibarat pinter sama pinter jadi nya tambah pinter, lah kalo bego sama bego? Tambah bego.

"Gak ada bantahan! Baiklah, ada pertanyaan?" tanya bu Ella. Sekelas hening, namun Regan mengangkat tangan kanan nya.

"Iya, Regan?"

"Tapi pertanyaan ini diluar pelajaran bu, namun sukses membuat saya gak bisa tidur." Sekelas memasang wajah penasaran begitupun bu Ella.

"Apa itu, Regan?" tanya bu Ella.

"Akte kelahiran saya kan hilang bu, jadi apa saya harus lahir lagi biar dapet akte lagi?" tanya nya polos, sekelas benar-benar hening.

Krik.. Krikk..

"HAHAHAHA!" Setelahnya tawa mereka bergemuruh, bu Ella hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah muridnya yang sangat aneh.

"Yahh, malah pada ketawa. Bukannya dijawab!" ketus Regan.

"Gila lo Reg, lo minta di lahirin lagi sama siapa? Gedebog pisang?" celetuk Dito asal, namun sukses mengundang tawa mereka semua.

"Sudah-sudah! Pertanyaan kamu tidak bermutu, Regan!" kesal bu Ella.

Setelahnya, bu Ella membagikan kelompok. Karna jumlah muridnya 36, alhasil dibagi menjadi 6 kelompok.

"Bu, saya gak mau sama Tatang," protes Sena, bu Ella mengangkat sebelah alisnya. Sedangkan Tatang? Ia mendengus kesal, karna sudah langganan jika Tatang sekelompok dengan Sena dan Regan pasti ia akan dibully.

"Loh, kenapa?" tanya bu Ella bingung.

"Ibu kan tau sendiri, si Tatang Telen Tang itu beban doang, Bu. Kerjaannya numpang nama, lagian kenapa saya dibikin sekelompok sama dia?" protes Sena, seisi kelas mengangguk setuju. Tatang memang begitu, beban.

"Nah iya, Bu. Untung saya punya hati naluri yang baik, coba kalo ngga? Saya jadiin tumbal buat ritual," ucap Regan asal, seluruh murid di kelas tertawa begitupun dengan bu Ella.

"Eh, kadal Sumatra! Mulut lo kayak ujung ceret ya, lancip bener. Inget, roda selalu berputar. Gak selamanya gue ada dibawah, kadang gue juga gak pernah di atas." Tadinya seisi kelas hampir tertegun karna ucapan Tatang, namun kalimat akhirnya membuat semua geram.

"SUDAH-SUDAH!"

"Untuk kelompok Sena, yang Fix adalah Sena, Regan, Tatang, Eren, Dito, dan Alira." Putus bu Ella.

"Siap, Bu!"

"Ibu akhiri, Assalamualaikum." Bu Ella pamit dan di jawab salam oleh seluruh murid. Namun baru sampai pintu, Tatang memanggik bu Ella.

"Bu Ella!"

Bu Ella menoleh dan mengangkat alisnya sebelah. "I Love you bu, udah masukin saya ke kelompok yang pinter," ujar Tatang pada bu Ella. Ia sangat-sangat berterimakasih pada bu Ella karna sudah memasukkannya ke kelompok yang pintar.

"HUUU!!!!"

Seisi kelas menyorakinya, bu Ella mengangkat jempolnya lalu pergi.

🍂🍂🍂

ARSENA [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang