4. Harapan dan luka

9.3K 687 21
                                    

Vote dulu ya!
Author butuh Vote!
Pencet gambar bintang yang ada di bawah.
Gambar bintang lohh bukan Bintang gebetan Bulan..

"Semua orang berhak menyukai siapapun, tapi kita juga harus tau. Orang yang kita sukai juga berhak untuk menolak."

~MamahBulan

4. Harapan dan Luka

Sudah hampir 5 menit Mamah mengganggu tidurku. Suaranya yang terdengar keras di telinga terus masuk ke dalam gendang telingaku.

"Bulan bangun dong," sekali lagi Mama membangunkanku. Padahal ini masih sangat pagi. Matahari pun belum muncul sempurna.

"Bentar lagi Mah. Masih pagi," sahutku dengan suara khas orang mengantuk.

"Itu di luar ada Bintang, Lan."

Aku bedecak kesal. Cara Mamah membangunkanku sangat tidak masuk akal. Mana ada Bintang jam segini?!

"mahh udah deh ga usah bohongin Bulan. Nanti Bulan bangun ko tenang aja. 1 jam lagi okey?"

"Lan, Mamah serius ada Bintang di bawah," ujar Mamah lembut.

Aku segera bangun, menatap Mamah curiga. Aku mencari kebohongan disana dimatanya. Tapi hasilnya nihil.

"Serius Mah?" tanyaku panik.

Aku mendapatkan anggukan dari Mamah, Aku langsung ngacir keluar kamar. Tidak sadar kalo Aku masih menggunakan piyama warna pink disertai gambar donat.

Aku turun ke bawah dan benar saja. Bintang yang sudah rapih memakai seragam putih abu-abu sedang duduk di sofa depan tv. Sepagi ini? Bintang ke sini? Tumben banget.  Jangan-jangan dia kabur dari rumah.

Otakku terus memikirkan alasan kenapa Bintang datang ke rumahku sepagi ini.

"Kamu ngapain? Jangan bilang kamu kabur dari rumah ya, Tang?!"

Aku langsung menyemprot Bintang sebegitu Aku turun.  Aku lihat wajah cengo Bintang yang sedang menahan tawa.

"Jelek banget kamu Lan," si Bintang ngetawain.

Aku langsung menyentuh wajah, rambut, serta melihat pakaian yang Aku kenakan.

Ya ampung Bulannnn! Bego banget sih kamuuu. Malu maluin banget! Bisa bisa Bintang tambah infil kalo penampilanku buluk kaya gini!

Aku lari ke kamar, merapihkan  wajah, rambut, dan mengganti pakaian. Lalu kembali ke bawah dan kembali menginterogasi Bintang.

"Jadi kamu ngapain ke sini pagi pagi buta?" tanyaku serius.

"Pengen belajar masak sama kamu Lan."

"Tumben kamu belajar masak."

"Aku pengen bawa bekal ke sekolah."

"Tumben juga kamu mau bawa bekal kesekolah."

"Jadi mau ngajarin Aku gak?" Bintang gemas.

TITIK LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang