12. Asing

6.2K 409 13
                                    

Biarkan semesta dan waktu yang melakukan tugasnya.
Titik Luka

12. Asing

Apa kamu tau bagamana rasanya diasingkan oleh sahabatmu sendiri?

Sejak kejadian kemarin, Bintang jadi menghindar. Bahkan dia tidak menyapaku sama sekali.

Aku menatap pedih Bintang dari jauh.  Berkali kali aku memanggilnya, tapi dia mengabaikan. Suasana sekolah yang masih sepi membuat aku membiarkan air mataku jatuh begitu saja. Apa Bintang benar-benar marah? Apa dia benar-benar tidak ingin berteman denganku lagi?

"Bintang!" untuk yang ke sekian kalinya aku memanggil Bintang.

Dia tidak menoleh sedikit pun. Aku semakin menangis karena Bintang tak kunjung berhenti. Dia benar benar berhenti peduli padaku.

"Bintang."

"Bintang."

"BINTANG!" teriaku  sekali lagi. Kali ini dengan nada yang cukup kencang.

Karena itu Bintang berhenti. Aku malah semakin menangis di situ.

"Aku panggil kamu dari tadi, kenapa gak jawab?" tangisku deras.

"Kamu marah banget, Bintang?" tanyaku sesak.

Bintang berbalik, menghampiriku yang masih menangis deras. Bintang menatapku sebentar, lalu menghapus air mataku dengan tanganya.

"Jangan nangis," ucap Bintang datar. Bukanya berhenti menangis, aku malah tambah terisak.

"Kamu marah banget ya Bintang?" tanyaku menatap matanya.

"Aku minta maaf kalo aku salah di mata kamu," ujarku sambil nangis.

"Aku gak bisa di diemin sama kamu terus Bintang."

"Gapapa kalo kamu gak suka sama aku, tapi jangan putusin persahabatan kita. Aku bener bener gak bisa," Aku semakin terisak dalam tangisan. 

Bintang masih menatapku datar. "Aku gak putusin persahabatan kita Lan, tapi aku belum bisa maafin kamu, masih gak nyangka aja," Bintang membuatku semakin menangis.

Aku menarik badan tegap Bintang, memeluknya erat. Aku menangis pedih meski Bintang tidak membalas pelukanku. Walaupun begitu aku tetap memeluknya.

"Maafin aku Tang, aku bener-bener gak ada niatan buat bikin hubungan kamu sama Aluna rusak."

"Walaupun aku suka sama kamu tapi aku gak pernah ada maksud buat ngerusak hubungan kamu sama Aluna."

"Aku sadar diri siapa aku dan aku tau kamu bahagia sama Aluna. Mana mungkin aku tega ngelakuin itu," jelasku tanpa melepaskan pelukanya. Tidak perduli ada orang yang melihat. Tidak perduli Bintang tidak menjawab, yang jelas aku udah berkata yang sebenarnya.

Bintang mencoba melepaskan dekapanku. "Jangan gitu Lan," ujar Bintang memegang kedua lenganku.

"Untuk saat ini aku belum bisa percaya sama kamu, tapi kamu tetep sahabat aku," balas Bintang membuat aku diam.

Ternyata Bintang benar-benar sudah dipengaruhi Aluna. Aluna pasti udah menghasut Bintang sampe-sampe Bintang tidak percaya aku lagi.

TITIK LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang