TELAH DI REVISI!
35. Titik Terang
Gue Bintang Algieba, saat ini gue sedang berpikir keras, mengingat kembali kesalahan apa yang sudah gue buat sehingga membuat Bulan menangis dan menjauhkan gue.
Sudah 3 hari dia menghindar. Gue bingung. Dimana salah gue, apa yang harus gue lakuin agar gue tahu dimana letak kesalahan gue, supaya gue bisa memperbaiki kesalahan itu.
"Lo gak ada capenya ya nyakitin Bulan terus. Heran gue sama lo Tang. Dikasih kesempatan malah di sia siain lagi. Kebangetan bangsat anaknya," Jo menggeleng tidak habis pikir.
Cowok itu kini berada di kamar gue bersama Fahri. Gue mengundang mereka supaya bisa bantu gue untuk mendapatkan hati Bulan lagi.
Gue pantang menyerah. Seperti kata Aluna, kalo gue harus terus berjuang untuk orang yang gue cintai!
"Makasih Ya Tang udah pernah tulus sama Aku. Aku minta maaf juga karena udah mainin kamu. Sampain maaf aku juga buat Bulan, aku gak berani ngomong sendiri karena aku terlalu malu untuk itu."
"Kamu jangan nyerah ya. Aku selalu dukung kamu Bintang.""Kamu janji harus perjuangin cinta kamu. Perjuangin Bulan. Jangan nyerah cuma karena harus nunggu hati dia pulih."
Iya, Aluna mengatakan itu saat kami tidak sengaja berpapasan dilorong lab ipa.
Dia sudah sadar akan kesalahannya, dia sudah meminta maaf, dan dia sudah belajar dewasa untuk melepas cintanya untuk orang lain. Bahkan gue salut sama dia, karena dia mendukung gue untuk terus memperjuangan Bulan.
Namun setelah itu Bulan malah menghilang, dan gue mencarinya kemanapun, saat gue menemukannya, dia malah menangis dan mengatakan bahwa gue menyakiti hatinya lagi.
"Gue harus bilang berapa kali kalo gue gak tau salah gue apa," gue bener bener prustasi karena tidak ada satu orang pun yang percaya sama gue.
"Ya itu salah lo. Lo gak tau apa apa. Harusnya lo tau dong," kata Fahri seenak jidat.
Dia pikir semudah itu untuk tau apa yang telah terjadi?
"Lo inget inget lagi apa yang lo lakuin di hari pas Bulan marah sama lo," suruh Fahri maksa gue buat inget kejadian beberapa hari lalu.
Gue bingung. Ingatan pendek gue tidak akan menyelesaikan masalah ini.
"Susah anjinggg!" gue mengusap wajah prustasi.
Gue nyerah.
Gue tidak tahu harus mengingat apa lagi.
"Lo pikirin lagi Bintang. Lo inget inget lagi apa yang lo lakuin di hari itu bangsatt. Bikin gue emosi nih anak," ujar Jo greget.
"Gue cuma nonjok Jaz, terus masuk ruang guru abis itu gue berdebat kecil sama Bulan, terus gue gak sengaja papasan sama Aluna dan ngobrol udah gitu aja," jelas gue dalam satu tarikan napas.
"ANJING. KENAPA LO GAK BILANG DARI JAMAN PURBA KALO LO PAPASAN SAMA ALUNA TERUS LO NGOBROL SAMA DIA!"
"Anjing bener benet tolol nih anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK LUKA
Teen Fiction(FOLLOW DULU YA!) Gimana rasanya suka sama sahabatmu sendiri? Itulah yang sedang aku rasakan. Mencintai dia yang menganggapku sahabatnya sejak dulu. Menyaksikan orang yang aku cinta mencintai orang lain, tepat di depan mataku. Lebih sakit dari say...