Kita sama-sama sedang terluka
Yang membedakan hanyalah
Aku sadar akan adanya luka
Sedangkan kamu belum menyadari ada luka yang sedang menerkam
~moon10. Secarik Kertas
Ini hari Minggu. Matahari sudah muncul sejak tadi. Aku melihat keluar jendela menampakan tanaman hijau yang tumbuh segar.
Hari ini aku akan jalan-jalan bersama Disa. Lebih tepatnya menghabiskan waktu di mall. Seperti anak-anak lainya.
Memang, aku bukan orang yang tau tempat-tempat untuk reflesing. Karena kaum rebahan seperti aku hanya akan tau kamar, dapur, ruang tv, dan satu lagi. Mall. Itupun jarang di datangi. Karena aku lebih suka belanja online.
Aku sudah siap dengan kaos putih pendek dan celana Levis pendek juga. Tambah jam tangan berwarna putih di tanganku. Tidak terlalu ribet yang penting nyaman.
"Lama deh dandannya," omel Disa membuka pintu kamarku.
Dia sudah datang sejak 1 jam lalu. Entah aku yang lama atau dia yang kecepetan.
"Tunggu bentar sih," sahutku sambil merapihkan rambut. Setelah itu mengambil tas selempang kecil berwarna pink dan memakainya.
"Kuy, cus ngeng!"
Disa langsung semangat.
"Cus ngeng!"
"Pokonya aku mau beli sepatu yang banyak!" ujar Disa semangat.
"Yang warna warni, ada biru, putih, hitam, ungu, abu-abu. Pokonya yang banyak!" cerocos Disa sambil berjalan keluar rumah.
Disa itu salah satu penggemar sepatu Sneakers, kalau kamu main ke rumahnya. Pasti berasa masuk ke dalam toko sepatu deh. Kalau Disa ulang tahun. Dia akan meminta hadiah sepatu yang dia mau, sama siapapun itu. Bahkan dia rela ulang tahun setiap hari, biar dihadiahi sepatu kesukaanya.
"Sepatu kamu udah banyak. Sayang gak dipake," ujarku sambil masuk ke dalam mobil. Begitu juga Disa, kita duduk ditengah.
"Kata siapa gak dipake? orang aku pake kok," elaknya.
"Emang punya uang beli sepatu banyak-banyak?"
"Punya lah! aku nabung tau! Ada juga sih yang dikasih bunda," sahutnya sombong.
Mamahnya sudah meninggal waktu dia kecil dulu. Lalu ayahnya menikah dengan cewek lain yang sekarang menjadi bundanya. Untung saja Bunda Disa sayang dan baik dengan Disa.
Setelah beberapa menit perjalanan. Akhirnya kami sampai ke tempat tujuan kami.
"Kita mulai dari mana ya Lan?" tanya Disa sambil melihat ke mana-mana.
"Apa langsung ke tempat sepatu aja?"
"Atau cari buku dulu?"
Disa membuatku menggelengkan kepala. Cewek ini ribet banget pake acara bingung harus kemana dulu.
"Beli minum dulu, haus," ujarku terus jalan mencari tempat minuman.
"Nanti aja Lan. Beli yang lain dulu," tolak Disa.
"Aku pengen minum. HAUS," aku ngotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK LUKA
Teen Fiction(FOLLOW DULU YA!) Gimana rasanya suka sama sahabatmu sendiri? Itulah yang sedang aku rasakan. Mencintai dia yang menganggapku sahabatnya sejak dulu. Menyaksikan orang yang aku cinta mencintai orang lain, tepat di depan mataku. Lebih sakit dari say...