Hola Readers:')
Masih setia baca 8 letters gak?
Author lagi gabuts ditengah pandemi ini,jadi lebih baik updateHappy reading
_____________________________
Gadis itu menyeringai kecil. Tatapannya tidak beralih pada selembar foto yang ia pegang. Foto itu, foto seorang pria tampan yang sejak lama ia taksir,namun sampai sekarang tidak memiliki keberanian untuk mendekatinya. Ia memilih menatap dari jauh,dan mengancam gadis-gadis centil yang berani mendekati pria-nya.
"Jadi," gadis itu kini menoleh ke arah wanita-wanita berumur 25 tahun-an dengan seragam serba hitam yang berdiri di belakangnya.
Mereka menunduk sambil mendengarkan baik apa yang ingin dikatakan oleh tuannya.
"Kalian belum mendapat pendonor darah yang cocok?" ia memasang senyum smirk nya dan menatap tajam para suruhannya ini.
Mereka semua menggeleng kecil. Gadis itu mendengus kesal. Walau umur gadis itu jauh di bawah mereka,tetapi mereka tidak berani membantah karena dia adalah tuannya.
"Kenapa kalian belum mendapatkannya,hah?!" ucap gadis itu lembut namun menusuk.
Mereka tak berani menjawab atau menatap wajah tuannya. Mereka yakin saat ini tuannya sangat marah.
Gadis itu menggebrak meja,spontan mereka semua terkejut,kecuali si gadis tentunya.
"Mengapa kalian belum menemukannya,hah?! Kalau ada sesuatu yang terjadi dengan milikku kalian akan bertanggung jawab?" matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak sanggup melihat berapa lama lagi pria yang ia taksir terbaring di rumah sakit.
"Ma-maaf,Non," salah satu dari wanita berpakaian serba hitam itu memberanikan diri berbicara.
"Aku tidak mau tau! Kalian harus secepatnya mencari pendonor darah yang cocok atau kalian akan aku habisi!!"
"Cari secepatnya! Bayar mereka asal mereka mau mendonorkan darahnya!! Berapa pun itu,asal milikku selamat! Kalian paham?!" Teriak gadis itu,sontak mereka terkejut lalu mengangguk patuh.
"Non,saya mendapat laporan kalau ada seorang gadis yang akan mendonorkan darahnya," ucap salah satu dari mereka.
Gadis itu menyeringai.
"Good,"
***
Reza dan Juan masuk ke ruangan tempat Aldi dirawat. Dokter sudah memperbolehkan penjenguk untuk masuk.
Aldi masih belum melewati masa kritisnya. Karena belum juga mendapat pendonor darah yang cocok,keadaannya makin memburuk.
Sedangkan Ara? Gadis itu juga tak kunjung siuman. Walau sudah tidak dalam keadaan kritis,namun entah sampai kapan Ara betah untuk menutup matanya.
Siang itu sepulang sekolah mereka menjenguk Aldi dan Ara. Reza sudah mau masuk sekolah setelah bolos selam 5 hari. Bahkan siang itu, mereka tidak sempat pulang kerumah dan langsung ke Rumah Sakit. Biasanya Kairi bakalan ikut menjenguk Ara. Tetapi siang itu,Kairi tidak bisa menjenguk dan bertemu Ara sampai tiga minggu ke depan karena ia harus mengikuti camp di Inggris. Dan tentu saja kabar itu membuat Reza happy.
"Kak,"
Keduanya terkejut mendapati sosok Sonya yang tersenyum lebar ke arah mereka.
"Sonya? Ada apa?" Reza langsung mengubah ekspresinya.
"Ngapain lo?" tanya Juan ketus.
Sonya tersenyum mendapat perlakuan dingin Juan. Ia sudah maklum pria itu bersikap demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 LETTERS [On Going]
Teen FictionPutus dengan sang kakak trus jadian sama adiknya yang ternyata sudah lama menaruh rasa padanya bahkan jauh sebelum sang kakak. Kira kira gimana ya rasanya? Gimana kisah Ara didalam posisi ini? Dia bakal bisa move on gak? Atau... Penarasan? Cuss...