22. RIVAL

21 15 11
                                    


Pagi ini sekolah kembali mulai.
Kelas 12 IPS 3 sedang mendengar penjelasan Bu Mita.

"Owh iya anak anak. Jangan lupa minggu depan kita akan ujian kelulusan," kata Bu Mita. "Jadi ibu harap kalian belajar lebih giat dan mendapat nilai yang bagus."

"Siap bu!" jawab murid murid serempak.

"Bjirr cepet banget,"

"Udah mau tamat aja,"

"Entar masuk jurusan dan kuliah yang sama yuk!"

"Boleh tuh!"

Bisik bisik mereka.

"Yah,nilai gue seperti biasa pasti memuaskan. Gue juara kelas. Gak kayak seseorang yang taunya pacaran," kata Raya sedikit keras.

Semua siswi di kelas itu tertawa dan menatap Ara. Mereka tau yang dimaksud Raya itu Ara. Ara berusaha menahan amarahnya dan tidak terpengaruh.

"Sudah sudah. Buka buku kita. Kita lanjutkan pelajaran yang kemarin tanggung," kata Bu Mita.

"Baik bu!"

***

Reza,Juan dan Aldi duduk di kantin. Beberapa siswi tersenyum centil ke mereka.

"Ara!" panggil Reza yang melihat Ara lewat.

Ara mendekat. "Kenapa?"

"Duduk disini," Reza mendudukkan Ara disampingnya. "Jangan jauh jauh dari pacar."

Ara melotot. "Gue–"

"Woahh...udah jadian kalian?" tanya Aldi kurang percaya.

"Eng–"

"Iya dong," Reza merangkul punduk Ara.

Semua siswi menatap Ara sinis. Ara berusaha cuek. Tapi saat Reza menatap siswi siswi yang menatap sinis Ara,mereka malah tersenyum manis.

"Aldi!" Sonya duduk disamping Aldi dan tersenyum manis.

Juan menatap sinis Sonya. Ia sudah tau semuanya akal busuk Sonya. Disaat semuanya tidak melihat,Sonya balas menatap sinis Juan.

"Kenapa So?"

"Kenapa kamu nanya kenapa? Kan normal kalau pacar deket deket sama pacarnya," kata Sonya.  Aldi memandang Sonya jengah. Sejujurnya Aldi tidak memiliki perasaan apapun kepada Sonya. Ia menjadikan Sonya pacar hanya sebagai rasa terimah kasih.

"Oh iya. Minggu depan kalian bakal ujian kelulusan kan?" tanya Sonya.

Mereka mengangguk.

"Kamu rajin belajar ya sayang," kata Reza.

Ara menatap Reza jijik. "Jijik gue. Kenapa lo pake aku-kamu?"

"Kan biar lebih romantis. Heheh," cengir Reza.

"Iya. Lo juga rajin belajar," balas Ara.

"Aku gak perlu belajar juga udah pintar sayang," ucap Reza bangga.

"Dih!"

"Iya lho sayang. Aku kan juara satu umum disini,"

"Gue bisa lebih pintar dari lo!" cibir Ara.

"Muasa?"

"Iya. Lihat aja,nilai gue bakal lebih tinggi dari lo," kata Ara yakin.

Reza tertawa. "Kalau gak?"

Ara mendadak gugup. "Emm–kamu bisa minta apa aja dari aku,"

Bjirr,parah lo Ra. Batin Ara.

Bagaimana bisa dia memakai aku-kamu ke Reza. Dan...

Astagah Ara...

Lo cuman peringkat 8 di kelas XII IPS 3! Dan Reza? Dia juara lokal di kelas XII IPA 1 dan juga JUARA UMUM!

Gimana caranya lo ngalahi juara umum 2 tahun berturut turut?!

Reza tersenyum lebar. "Oke. Aku terima! Kalau kamu kalah aku bisa cium kamu sepuas aku."

Ara mendadak kelu.

Mampus.

***

Ara pulang menggunakan mobilnya. Seperti ucapan Reza, tukang bengkel pagi pagi sekali sudah mengantar mobilnya ke kos an.

Ia sengaja pulang lewat sekolah Lala. Ia berencana menjemput Lala.

"Lala!" panggil Ara saat melihat Lala keluar dari gerbang.

Lala mendengarnya. Gadis itu tersenyum dan menyebrang menjumpai Ara. Namun naas.

Sebuah motor menyerempet Lala hingga ia terpental.

"Lala!!!"

***

Jejak Readers tercinta:)

Jerniatisilalahi
02 Juli 2020

8 LETTERS  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang