21. SONYA PSIKOPAT?

18 15 4
                                    

Double update.
Jangan lupa vote ★ & voment

___________

Lala,Ara dan Reza sudah kembali di mobil.

"Jadi lo dari mana La? Gue cemas tau," kata Ara.

Lala membeku. Ia tidak mungkin menceritakan kalau dia ketemu Sonya lalu Juan.

[Flashback on]

"Punya waktu sebentar?"

Lala mengangguk.

"Lo kenal gue?"

"Kita pernah ketemu di rumah sakit saat kak Aldi koma. Kakak temannya kaka Aldi dan kak Reza kan? Tapi aku gak tau nama kakak," jawab Lala.

Juan memutar bola matanya. "Gak terbiasa pake lo-gue ?"

Lala menggeleng lalu menunduk.

"Nama gue Juan,"

"Lala,"

"Oke Lala," ucap Juan. "Gue denger percakapan lo sama Sonya di restoran tadi,"

Lala membulatkan matanya. "Mak--maksud kakak? Gimana bisa?"

"Gue cuman pengen cari udara seger. Tapi malah lihat lo sama Sonya di restoran. Jadi gue masuk dan denger semua pembicaraan kalian,"

"Kakak nguping?"

"Yah,bisa dibilang gitu. Tapi gue rasa itu tidak masuk hitung karena–"

"Karena?"

"Ah,sudahlah," Juan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Jadi kakak ada perlu apa sampai ngikutin aku?"

Juan meneguk salivanya susah. Malunya sampe ubun ubun. Bodoh banget dia bisa ketahuan nguping dan nguntit orang.

"Lo punya masalah apa sama Sonya?" tanya Juan mendadak serius.

"Bukannya kakak udah denger semua?"

"Lo donorin darah ke Aldi gara gara dibayar? Berapa lo dibayar sama dia?"

Lala menunduk. Bila ia menjawab Juan pasti akan mencapnya matre.

"Lala?!"

"Em–50 juta,"

"50 juta? Lo yang minta?"

Lala menggeleng buru buru. "Nggak kak. Sonya yang kasih. Dan,aku juga terpaksa lakuin itu. Aku hidup sendiri dan aku butuh biaya hidup–"

"Lo sekolah di negeri,"

Lala mengerjapkan matanya. "Dari mana kakak tau?"

Bukannya menjawab Juan malah balik bertanya. "Lo kelas berapa sampe manggil gue kakak?"

"11 kak,"

Juan mengangguk. "Jangan panggil gue kakak,"

"Kamu belum jawab. Dari mana kamu tau aku sekolah di negeri?"

"Bukan urusan lo. Sekolah negeri itu gratis. Jadi maksud lo bilang keperluan hidup apa?"

"Emm," Lala menunduk. "Utang mendiang orang tua aku,"

Juan menghembuskan nafas berat. "Gue gak peduli lagu soal uang itu. Tapi. Apa maksud Sonya kalau Ara bisa rusak mental?"

Lala tidak menjawab. Sonya sudah melarangnya untuk memberitahu orang lain.

"Lo mau Ara kejadian kayak gitu? Lo lebih takut sama Sonya ketimbang kasihan sama Ara?" tanya Juan dingin.

Lala menggeleng. "Akhir akhir ini Kak Ara dapat teror. Dan dia juga di bullyng satu sekolah,"

Juan mengeryit heran. "Dibullyng satu sekolah? Ara gak pernah dibullyng di sekolah!"

"Iya. Kak Ara gak pernah dibullyng kalau bareng kalian. Tapi kalau gak bareng kalian? Kak Ara habis dibullyng," beber Lala.

"Jadi lo gak berbuat apa apa dan lebih takut sama Sonya?" tuduh Juan.

"Bukan masalah itu. Sonya gak bisa dianggap remeh," kata Lala memperingatkan.

"Cuih. Sonya tuh anak kelas XI dan juara 1. Cantik dan populer dikalangan adek kelas. Cuman itu,"

Lala menggeleng. "Bukan. Kamu gak tau. Kalau Sonya itu psikopat,"

[Flashback off]

"Aku tadi kerja kelompok kak," bohong Lala.

"Lo khawatir banget sama Lala. Giliran gue aja," cibir Reza.

"Apaan sih lo," sinis Ara.

"Kalian udah bener pacaran?"

"Gak!"

"Iya!"

Lala bingung. "yang benar yang mana?"

"Iya. Gue sama Ara jadian. Besok kita bakal rayain. Tadi aja kita baru kencan pertama," kata Reza bangga.

Lala tertawa pelan.

"Apaan sih lo,Za?!"

"Dih,emang benar kok,"

"Enggak!"

"Iya!"

"Engga!"

"Iya Ara sayang!"

"Enggak Jingan!!"

***

Jejaknya samyang:)

Jerniatisilalahi
02 Juli 2020

8 LETTERS  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang