Aku disini hanya berperan sebagai sosok yang hanya bisa diam tanpa mau banyak bicara. Di antara sosok yang selalu berada di sekitar mu, sosok yang begitu banyak mengagumi sosok mu itu. Dan aku di antara sosok mereka yang jauh dari mu terus berteriak dan aku pun yang dekat dengan mu hanya bisa diam.
Bukan kah aku harus beruntung bisa dekat dengan mu yang memiliki banyak pengagum? Tapi aku rasa aku tidak beruntung akan hal itu, aku hanya di jadikan perantara untuk mereka dekat denganmu. Di sisi lain pula aku merasakan sebuah rasa yang tak asing mulai muncul dalam relung. Sebenarnya aku mencoba menyangkal rasa itu namun apa daya ku yang begitu lemah dalam hal tabu seperti ini.
Namun lagi lagi aku terjatuh bersama mereka yang juga terjerumus dalam pesona mu, mungkin mereka mengagumi mu hanya karena paras mu yang menawan dan aku tak bisa menyangkal itu jiwa kewanitaan ku muncul seketika. Aku merasa aneh pada rasa ini, aku merasa rasa yang hadir untuk mu bukan berasal dari paras mu saja tapi ada hal lain yang menyebabkan rasa ini semakin meninggi.
Apakah rasa ini sudah mulai berani merambat menjadi semakin besar bukan karena paras mu tapi melainkan karena semua tingkah yang kau perlihatkan padaku? Lantas siapa yang patut menjawab aku atau kamu?!
Kamis, 11 Juni 2020
__________________________________
Hai haii aku kembalii teman teman. Pyuuuh udah hampir setahun nih aku ga updatee, maaf maaf nih yah karena aku banyak banget kegiatan jadi ini terbengkalai deh.
Tetep stay di sinii yah. Uuuh sayang kalian yang baca iniii...
Makasih banyaaakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]
PoetryKetika hati tak mampu untuk berteriak maka lengan yang akan bergerak... Ketika logika tak mampu berpikir maka lengan yang akan bergerak... Ketika hati tak mampu mengeksperisikan rasa maka mata yang akan menunjukanya... Semua organ mampu berkolabora...