Panorama

4 0 0
                                    

Mentari hangay berwarna jingga mulai menaiki atmosfer
Embun pun mulai membasahi jendela di sertai kicauan burung begitu merdu
Terbang berlalu lalang
Di sela pepohonan kuncup bunga mulai merekah terkena hangat nya mentari pagi
Pepohonan melambai lambai terkena hembusan angin yang berhasil membuat helaan nafas menjadi dingin

Kau yang kini terkikik gembira, menikmati kegagalan dan keserakahan
Tangan laknat mu merenggut segalanya
Pohon yang kau tebang termakan si jago merah
Kau renggut habitat nya
Kau lenyapkan hewan yang tak berdosa
Air yang selalu mengalir di setiap waktu dan detiknya kini kian kerontang

Lihatlah!
Disana pantai menyajikan keindahan nya
Bersama dengan deburan ombak
Ribuan pasir terhampar rapi di tepi
Melihat keindahan itu
Tanpa pikir panjang kau renggut dengan sekejap
Kau hambur kan peledak di permukaan laut
Kau hancurkan biota biota mereona itu

Sudah cukup!
Kau hancur kan rekanku
Hentikan lah...

Jangan salahkan Tuhan, jika lautmu tak lagi indah, tanah mu tak lagi subur

Karena hukum sebab akibat itu ada.

Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang