Di penghujung kegelapan berlabuh di tembok dingin
Tiupan tiupan halus menyeruak jarum pertahanan, angin
Bersua dengan lantai sangat dingin
Gumpalan angan bertabuh di ulu hati
Raga bersua ingin mati
Terlalu lelah untuk menggapai mimpi
Padahal jika bertahan sebentar saja, tumpuan itu menanti
Banyak asa yang tak di tepati
Hanya buaian buaian opini
Tak mampu bergerak dengan aksiTali sudah terajut, kini patah tak bersambung
Seolah tak ada lagi sang penghubung
Biasanya selalu runtang runtungPetakan takdir terasa pilu
Diberikan kepada kau sang lugu
Tak ada pegangan untuk menjadi tumou
Dan kau rasa tak ada yang mampu
Di kebisuan sang waktu
Akal tak dapat berpikir, swmua terasa semuDi gelap nya sang malam
Suasana kian mencekam
Bisika halus terdengar di gendang, terus saha berdendang
Masih ada hari esok
Tuk kau terus jelajahi pelosok
Ubah angan angan kau menjadu ambisi
Memberi semangat untuk diri
Memotivasi bahwa kau tak sendiri
Masih ada asa di ujung mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]
PuisiKetika hati tak mampu untuk berteriak maka lengan yang akan bergerak... Ketika logika tak mampu berpikir maka lengan yang akan bergerak... Ketika hati tak mampu mengeksperisikan rasa maka mata yang akan menunjukanya... Semua organ mampu berkolabora...