Pertiwi tengah gersang oleh kebisingan
Rakyat tak lagi berpegangan
Petuah tak lagi berguna
Pepatah lampau tak lagi bermakna
Tergiurkan materi yang membuat segalanya hidup
Tapi tak jua pertiwi kembali hidup
Ego membelenggu di hati nurani
Tak di asupi sinar ilahiRenjana telah kembali musnah bersama durjana tertiup kawanan asap
Alur tenggelam di dasar, setelah di atas kau kalapKetangguhan sang loreng menjaga keutuhan pulau
Lebih tangguh dari masa lampau
Terasa sia sia
Karena ulah manusiaTak kunjung sadar akan tingkah
Tak berani melangkah
Melawan penjajah di era serakah ini
Para penghuni diam mendiamiRasa nasionalisme telah sirna
Bersama keterdiaman sang bulanDua sisi saling beropini
Mempertahankan kedudukan diri
Diiringi amarah yang menggebu
Hingga peluh menjadi debu
Keyakinan tak lagi menjadi pemandu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]
PoesíaKetika hati tak mampu untuk berteriak maka lengan yang akan bergerak... Ketika logika tak mampu berpikir maka lengan yang akan bergerak... Ketika hati tak mampu mengeksperisikan rasa maka mata yang akan menunjukanya... Semua organ mampu berkolabora...