Matahari bersembunyi, menyembunyikan sinar nya
Kumbang mendaki setangaki, terbang hitam merah pekat
Embun melekat pada daun
Jalan menapaki kaki
Satu,
Dua,
Tetesan menetas ujung tangkai membasahi tanah
Tercium wangi tanah yang begitu khas
Bau dari campuran asam nya sang air dan hangat nya tanah yang sempat tersurai mentari.Di sudut ruangan tak terlalu luas ini
Aku duduk di tengah gulita nya sang siang
Ku habisakan jarum jam ku dengan kebosanan
Hujan mentari mengalun damai kolaborasi yang sangat kontras
Belalang datang silir berganti, menemani ku melewati siang gulita ku ini
Mentadu bergerak lincak, bak orang yang berbaju merah mudaSorak sorai sang penghuni begitu menggema
Mimik menyalurkan banyak canda
Di siang bolong ini
Lesuh mendominasi hati, aneh nya gerak lengan meluasBercengkrama dengan hangat menyejukan jiwa
Saling menangkup beban yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]
PoetryKetika hati tak mampu untuk berteriak maka lengan yang akan bergerak... Ketika logika tak mampu berpikir maka lengan yang akan bergerak... Ketika hati tak mampu mengeksperisikan rasa maka mata yang akan menunjukanya... Semua organ mampu berkolabora...