Secuil huruf terlihat tak terbentuk, tangan mungil bergerah menggigil
Ketakutan menjalar di setiap nadi, kegugupan pun tertera di raut wajahDulu, kami datang dengan ketidak bisaan dengan ketidak sukaan
Namun dengan sabar nya engkau mengasihi kami
Entah berapa banyak huruf dan kalimat yang telah engkau berika
Entar berapa banyak kasih yang kau curah kan
Begitu banyak ilmu yang kami dapatkanKisah binar maupun sendu telah kami ukir
Entah itu kegaduhan, kesenangan atau bahkan ketegangan telah berhasil kami lewatkan
Dan kini,
Telah tiba saatnya kami pamit untuk melangkat menuju masa depan
Tepat hari ini
Kami meminta maaf atas semua ulah yang telah kamu perbuat menggores relung hati lembut muSertailah doa restu mu untuk setiap langkah kami
Terimakasih atas semua perjuangan dan pengorbanan mu
Sampai jumpa...
Tunggu kami di masa depan dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]
PoetryKetika hati tak mampu untuk berteriak maka lengan yang akan bergerak... Ketika logika tak mampu berpikir maka lengan yang akan bergerak... Ketika hati tak mampu mengeksperisikan rasa maka mata yang akan menunjukanya... Semua organ mampu berkolabora...