Langit tampak berbinar
Bintang terlihat malu malu sedangkan bulan tampak sendu
Mata terpejam tenang menenangkan, sehilir angin bersahutan damai
Setetes gelombang turun di celah celah mereka
Menyisakan aura sunyi menyebar ke seluruh titik penjuru
Dinding pertahanan pun kembali menjadi tanah dan pasirDi halaman terakhir sekaligus penghujung tahun ini
Aku duduk di antara lantai yang berserakan
Menggulung diri di antara lembutnya awan
Ketika orang lain tengah mencari kebebasan, berhenti sejenak mengistirahatkan pikiran
Alih alih dengan ku,
Aku sibuk mencari alasan agar tidak melihat kebelakang
Menyibukan diri di antara benang benang kusut yang du bungkus kapal kertas
Yang terlalu sulit untuk ku uraikan
Mengambang di permukaan air tenang, damai mengikuti alur sang air.Akhir tahun identik dengan penghujanan
Hujan yang menjelma menjadi badai
Dua sosok yang berbeda telah membangun pondasi begitu kuat
Kini,
Saling menjauh seakan akan memberu celah angin untuk menerjang
Tak harap yang lebih
Selain ada nya lengkungan pelangi setelah badai berlangsung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensi Tabir Sang Insan [REVISI]
PoetryKetika hati tak mampu untuk berteriak maka lengan yang akan bergerak... Ketika logika tak mampu berpikir maka lengan yang akan bergerak... Ketika hati tak mampu mengeksperisikan rasa maka mata yang akan menunjukanya... Semua organ mampu berkolabora...