[🌵] -; 30

260 54 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan sedari tadi menatap gadis di depannya yang sedang melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan sedari tadi menatap gadis di depannya yang sedang melamun. Ntah apa yang dilamunkan, namun sepertinya benar benar menguasai isi kepala kecil itu.

Bukan, Haechan bukannya mau ikut mencampuri urusan Sora. Tapi gadis itu diam hingga seperti patung.

Haechan menghela napas kemudian menyentuh Sora, "Ra, mikir apa?" Tanyanya.

Sora tersentak dan menatap wajah manis di depannya. Mengerjap sebentar dan menggeleng, "Nggak ada, kak. Hehe." Jawabnya.

Haechan mengernyit sebentar sebelum seorang pelayan memberikan pesanan makanan mereka.






Keduanya berakhir di sebuah kedai. Sebuah kedai yang pernah Sora singgahi bersama Jisung dahulu. Bukan, Sora bukan ingin bernostalgia. Tapi tiba tiba kakak sepupunya itu menitip kue yang dijual di kedai itu kepadanya. Tentu sebagai adik sepupunya yang baik dia menerima permintaan Lucas.

Padahal agar dia bisa mendapatkan uang lebih dari uang yang diganti kakaknya untuk kue itu.

Bercanda, Sora bukan orang yang seperti itu.

"Kue nya masih dibuat. Mungkin sekitar lima belas sampai dua puluh menit lagi jadi. Bagaimana?" Ujar sang petugas kasir.

Sora mengangguk mengerti, "Nggak apa apa." Jawab Sora.

Petugas kasir mengangguk dan segera memproses pembayaran Sora. Setelahnya ia memberikan struk dan diminta untuk menunggu. Sora mengangguk dan keluar dari antrean bersama Haechan di sampingnya.

Pasang mata keduanya sibuk menyapu pandangan. Ramai. Banyak pelanggan di kedai malam ini. Mungkin saja karena ini malam Sabtu.

Sora terdiam sejenak sebelum dirinya teringat sesuatu. Dia menepuk pelan pundak Haechan yang masih berusaha mencari tempat menunggu.

"Kak,"

Haechan menoleh dan menunduk. Menatap gadis Lyn yang lebih pendek darinya, "Apa?" Balas Haechan.

Telunjuk Sora terangkat, menunjuk ke atas, "Aku inget kalo ada meja juga di rooftop nya. Mau kesana aja?" Tanya Sora.

Haechan mengangguk, "Boleh."

Kemudian keduanya berjalan menuju tangga yang tidak terlalu lebar itu. Sora yang memimpin karena ia yang tahu tempat tersebut. Setelah mencapai puncak, mereka dihadapkan oleh sebuah pintu.

Tangan Sora mendorong pintu itu agar terbuka dan segera keluar dari pintu itu. Tangannya menahan pintu bermaksud agar Haechan dapat keluar juga. Namun sebuah pemandangan yang berjarak beberapa meter dari samping pintu membuat Sora terdiam.

Bukan sesuatu yang besar seperti terdapat monster atau seorang artis— ah, mulai melantur.

Dua objek— atau subjek?— yang saling menempelkan bibirnya satu sama lain di bawah langit yang mulai menggelap dengan lampu kota dari kejauhan.

Betapa romantisnya pemandangan itu. Layaknya film atau drama. Dengan aktornya adalah kekasihnya sendiri— Park Jisung— dan lawan main atau aktrisnya adalah mantan kekasih pacarnya— Gea.

"Ra, kok ngelam— eh?"

Bukan hanya Haechan, kedua insan yang tadinya saling memagut satu sama lain terkejut kala menangkap suara lain selain mereka. Keduanya mengalihkan pandangan ke arah Sora yang masih sibuk terkejut dan Haechan yang menatap kaget mereka berdua.

Keempatnya melebarkan pasang kelopak mata mereka dan jantung pun berpacu dengan cepat.







To be continue

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Labyrinth ‖ Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang