[🌵] -; 31

258 53 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan Jisung namanya jika tidak memiliki banyak alasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan Jisung namanya jika tidak memiliki banyak alasan. Itulah yang sejak tadi dipikirkan oleh Sora kala mendengar celotehan alasan Jisung mengenai kejadian tadi.

Masih di malam yang sama, di tempat yang sama, dengan mereka berdua yang memisahkan diri dari masing masing orang yang menemaninya di malam ini— tapi Gea sudah pergi dari rooftop karena dia harus kembali bekerja di kedai ini.

Haechan duduk jauh dari mereka berdua.

"Ra, aku minta maaf, Ra."

Berkali kali Sora dengarkan kalimat itu. Kalo ditanya muak apa enggak, sih, ya muak??? Bayangkan aja kalau kalian punya pasangan atau teman yang bolak balik salah tapi kerjaannya minta maaf doang tanpa ada perubahan??

Apalagi setelah kejadian tadi pagi yang membuat Sora terdiam.

"Sung, kayaknya udah nggak ada yang perlu dipertahankan lagi, nggak sih?" Tanya Sora.

Jisung terdiam dan menatap mata Sora. Kemudian dirinya menggelengkan kepalanya, "Nggak—"

"Let's break up?"

Jisung menggeleng kembali, "Nggak. Aku nggak mau kita putus, Ra." Ucapnya.

Sore mendengus kesal, "Kamu juga bosen, kan, sama aku? Lagipula kita sama sama deket dengan orang lain. Nggak ada yang bisa dipertahankan lagi. Untuk apa?" Ucapnya.

Jisung menggenggam erat tangan Sora dan menatapnya tajam, "Pokoknya kita nggak putus. Aku masih mau sama kamu. Aku nggak terima penolakan." Ucapnya sebelum beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu dan masuk ke dalam.

Sora menghela napas kala melihat perlakuan Jisung. Jisung sudah berubah, sangat berubah. Jisung yang Sora kenal dulu tidak seperti ini. Apa mungkin ini sifat aslinya??

Sora menunduk menatap tangannya yang tadi digenggam oleh Jisung. Genggamannya terasa berbeda, beda banget dengan genggamannya waktu sebelum semua ini terjadi.

Nggak lama Sora ngerasain sebuah elusan di puncak kepalanya. Ia mendongak dan menemukan pemuda Lee yang tadi bersama dirinya sudah duduk di hadapannya dan menatap lembut dirinya.

"Ra," panggil Haechan.

Sora membalas tatap Haechan, "Iya, kak?" Sahutnya.

Haechan tersenyum dan menggenggam tangan Sora. Senyumnya lembut dan terasa hangat walau saat ini sudah malam dan dingin sudah menerjang mereka sedari tadi. "Jangan sedih." Ucapnya.

Sora terdiam dan menatap wajah Haechan. Haechan yang ditatap seperti itu sempat salah tingkah, namun cepat cepat ia sembunyikan.

"Ra, aku ada di samping kamu. Aku berusaha buat selalu ada buat kamu, Ra. Jadi jangan sedih, ya? Karena kamu nggak sendiri." Ujarnya pada Sora.







To be continue

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Labyrinth ‖ Jisung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang