Pertandingan futsal antar kelas hanya diadakan selama lima hari saja. Setelahnya pengambilan rapor dan libur semester. Tentu rapor milik Sora diambil oleh Lucas. Tentu juga Sora mendapatkan omelan dari pemuda tinggi itu saat ia sudah pulang.
"Apa apaan nilai rapor Lo? Dikata sekolah tempatnya main main kali, ya?" Ujar Lucas ketika baru saja menangkap sosok Sora di kamar Lucas.
"Nilai gue nomor sepatu, nggak?" Tanya Sora.
Lucas menggeleng lalu meletakkan rapor milik Sora di samping gadis itu, "Enggak, sih." Jawabnya.
Sora mendecih, "Cih, yaudah." Balasnya santai.
Lucas menjepit hidung Sora dengan agak keras. Gadis itu menjerit dengan tangan yang berusaha melepaskan tangan Lucas di hidungnya, "HEH! LEPASIN NGGAK?!"
"Makanya belajar yang bener!" Ucapnya sambil melepaskan tangannya dari hidung Sora.
Lucas duduk di pinggir ranjang. Tatapannya tertuju pada Sora yang kini kembali berbaring di atas kasur miliknya dan fokus pada ponselnya. Lelaki itu menghela napas kala mengingat tentang hubungan adik sepupunya itu dengan sang kekasih alias Jisung Park.
Bukan tanpa alasan Lucas meminta untuk Haechan mendekati adiknya. Selain karena pemuda itu tau bahwa saudara dari Mark Lee itu adalah lelaki yang baik, ia tidak ingin Sora disakiti.
Lucas dan Sora memang hanya sebatas sepupu. Tapi mereka bersama sejak kecil. Kedua orang tua mereka adalah orang yang sibuk. Mereka terlalu sibuk mengurus perusahaan dan tetek bengeknya. Hingga membuat kedua anak itu tumbuh bersama sang nenek, itu pun sebelum dua tahun yang lalu nenek mereka meninggalkan mereka berdua selamanya. Mereka tumbuh bersama seperti kakak dan adik kandung dengan kasih sayang seperti itu.
"Ra," panggil Lucas.
Sora menoleh tanpa bangkit, "Apa?" Tanyanya.
Lucas tersenyum, "Lo harus tau kalau gue sayang sama Lo." Ucapnya.
Sora terdiam sesaat sebelum menatap Lucas dengan serius, "Jadi Lo beneran ngehamil—"
"APAAN SIH!?!?"
"YA HABISNYA LO TIBA TIBA GINI! MAU MEMBUNGKAM GUE, KAN LO!?!?"
"SUSAH NGOMONG SAMA KEONG!"
"Lo sama Sora gimana, dah, nasibnya?"
Pemuda Park itu terdiam kala mendengar pertanyaan yang muncul dari bibir Eunsang Lee. Saat ini mereka berada di sebuah food court outdoor. Seperti malam minggu biasanya, di sana ramai oleh pengunjung termasuk Jisung dan Eunsang. Mereka tak hanya berdua, tetapi berlima bersama Junho, Dongpyo, dan Hyeongjun.
Mereka berlima berteman sejak sekolah menengah pertama. Namun berpisah kala duduk di bangku sekolah menengah atas. Jisung dan Eunsang satu sekolah sedangkan Junho, Dongpyo, dan Hyeongjun satu sekolah. Mereka berada di sekolah yang berbeda.
Jisung menolehkan pandangannya kala mendengar pertanyaan itu dari bibir Junho. Lantas pemuda park itu mendengus kesal, "Nggak usah bahas lagi, deh." Jawab pemuda itu.
Junho mendengar itu pun tertawa, "Lah? Kenapa?" Tanyanya dengan senyum yang menurut Jisung sangat tengil.
Insan yang lain bernama Eunsang Lee lantas menyahut, "Mendua dia, mah." Sahutnya.
Jisung mendecak kesal, membuat yang lain selain dirinya dan Eunsang kebingungan. Eunsang tidak berhenti di situ saja, ia meneruskan ucapannya.
"Ada kalimat kayak gini nih, kalau Lo cinta sama dua orang sekaligus, Lo pilih yang kedua. Karena kalo Lo cinta sama yang pertama, Lo nggak bakal cinta sama yang kedua. Jadi kesimpulannya gue ngoceh panjang lebar dari tadi, mending Sora buat gue dari pada Lo— aNJ SUNG GILA APA LO!?"
Kelopak mata mereka berempat lantas melebar ditambah teriakan kaget Eunsang kala dengan tiba tiba Jisung Park beranjak dan menghajar seseorang yang sedang melewati meja mereka.
Seseorang yang ia pukul pipinya itu tidak sendiri. Ia bersama tiga orang temannya yang juga terkejut kala teman mereka dipukul secara tiba tiba.
"Chan? Chan? Lo nggak apa apa?"
Nada panik terdengar dari suara salah satu temannya— Jaemin— yang membuat dirinya mengangguk sambil meringis. Ia— Haechan— lantas mengalihkan pandangannya kepada orang yang telah menghajarnya.
Kala netranya menangkap sosok kekasih orang yang ia sayang alias Jisung, sebuah seringai terbentuk di bibirnya. Hal itu tentu membuat Jisung semakin naik pitam melihatnya.
"Bukan tanpa alasan, dong, Lo tiba tiba mukul gue?" Tanya Haechan dengan seringainya yang masih terbentuk.
Jisung menggeram kesal dan menatap tajam pemuda di depannya, "Jauhin Sora." Jawabnya.
Haechan mendengar itu tertawa, membuat yang lain semakin kebingungan. Hingga sebuah tepukan pada pundaknya berhasil menghentikan tawanya, "Chan, gue malu. Dilihatin orang orang, tuh." Ujar Renjun— salah satu teman Haechan.
"Dikira film, kali ya?" Sahut Jeno, salah satu teman pemuda Lee itu juga.
Haechan mendengus kesal, "Bentar kenapa sih?" Kesalnya.
Kemudian netranya ia fokuskan kembali pada pemuda Park di hadapannya. Netra yang sebelumnya memancarkan aura meremehkan, kini terganti seakaan pemuda itu melihat seorang musuh yang harus disingkirkan.
"Kenapa? Bukannya Lo sibuk sama mantan Lo, ya?" Ujar Haechan. Jisung sempat melebarkan kelopak matanya sebelum kembali menatap tajam Haechan.
"Itu bukan urusan Lo. Lagian Sora masih pacar gue. Lo nggak ada hak—"
"Lo pacarin dia karena dare, kan?"
To be continue
Note(s) :
HSHSHHSHSHSHS
DEG DEGAN PAS NULIS CHAPTER INIII
Maaf kalo ada typo yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrinth ‖ Jisung ✔
Historia Corta🌵 [ Jisung's au ] 🌵 Apa jadinya kalau sepasang kekasih dekat dengan orang lain dan selalu saja terlibat pertengkaran. Apa masih bisa dipertahankan? Atau dilepaskan saja? ❝ Ada kalimat kayak gini nih, kalau Lo cinta sama dua orang sekaligus...