Dandelion - Myungzy √

Chapter 11

Jangan lupa budidayakan follow penulisnya dulu ya sebelum membaca ceritanya 😄 selamat bermalam minggu

Myungsoo masih mengobrol dengan ketiga temannya di paviliun Myungsoo tepatnya dilantai 2. Tentu saja Nara, Seungho dan Kevin terkejut mendengar berita bahwa sahabatnya yang begitu membenci Suzy tiba-tiba saja mendengar kabar bahwa sahabatnya itu bersedia menikah dengan Suzy.

"Myung, apa kau yakin mau melakukan pernikahan ini dengan Suzy? Dia gadis yang arogan walau sebenarnya dia cantik" ucap Kevin yang duduk disofa ruang kerja Myungsoo.

"Ntahlah, aku tiba-tiba saja ingin melakukannya. Walau jujur dia itu bukan tipeku" balas Myungsoo yang berdiri disamping jendela kaca.

"Jika bukan tipemu kenapa kau mau menikahinya hahaha"

"Raja sudah menentukan jalan takdirku, memangnya aku bisa apa selain menurutinya. Suzy menolak saja membuat raja langsung terkena serangan jantung apalagi jika kami tidak menikah. Bisa saja raja meninggal dan aku tidak mau menjadi anak yang durhaka"

"Myung, kalian akan menikah dan hidup bersama tidak dalam jangka satu hari atau dua hari tapi kenapa kau mengambil keputusan sebesar ini secara mendadak jika kau tidak yakin dengan takdirmu. Apa kau yakin tidak ingin memperjuangkan takdir kehidupan masa depanmu? Masih ada kesempatan untuk memikirkannya kembali" ucap Nara yang ikut-ikutan memberi nasehat Myungsoo.

"Nara, kau yang paling mengenal aku sejak kita masih kecil bahkan kita sudah seperti saudara kandung sebelum aku memiliki adik Yuvin dan Sohee. Aku mengambil keputusan ini karena aku tidak bisa membiarkan karma menimpa keluargaku, perjanjian itu menyangkut diriku jika aku lari dan membiarkan Yuvin yang menikahi Suzy maka karma dan beban berat akan selalu menghantui keluarga ini. Keadaan raja bisa semakin memburuk jika aku menolak lagi."

"Tapi kau bisa melukai perasaan yangmulia permaisuri? Kau mengambil keputusan terlalu mendadak walau aku tahu posisimu terjepit tapi bukan berarti tidak ada jalan keluarnya"

"Saat raja menjodohkanku dengan Suzy maka saat itu beban tanggung jawab perjanjian itu dilimpahkan padaku. Aku memang tidak mencintainya namun jika aku menolak dan membiarkan Yuvin menikahinya, itu sama saja aku membuat raja mengingkari janjinya. "

"Ya sudah terserah kau saja, Myung. Kami percaya jika kau bisa memilih mana yang terbaik untuk hidupmu karena kedepannya semua ini kau yang menjalaninya" ucap Seungho pada akhirnya.

"Aku sudah menuruti ibuku untuk ritual pembacaan mantra kepada Suzy saat Nara kecelakaan, karena aku berpikir jika Suzy yang melakukannya maka dia akan menemui ajalnya malam itu. Namun saat melihat wajah angkuhnya datang dan dia yang berubah lebih baik membuatku ragu akan ibuku, bukan aku tidak percaya namun mantra itu tidak pernah gagal selama ini untuk membuktikan kebenarannya."

"Kami tahu, Myung. Bebanmu kali ini berat karena raja sudah menentukan jalan hidupmu. Kami hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu dimasa mendatang"

"Kalian pulanglah, aku masih ada urusan setelah ini" ucap Myungsoo yang masih berdiri menghadap jendela yang melihat ke paviliun Suzy.

"Baiklah. Berpikirlah baik-baik, masih ada kesempatan untukmu menolak dan aku yakin raja bisa mengerti jika kau memang belum siap."

"Nde, terima kasih atas perhatian kalian semua. Tapi aku bisa mengurusi ini sendiri"

Sementara itu Suzy berjalan dengan membawa tas selempangannya. Dimana didalamnya hanya berisi dompet, handphone dan jaketnya karena saat datang Suzy juga tidak membawa banyak barang jadi jikapun dia pergi tanpa membawa apapun maka tidak akan ada yang curiga, idenya kali ini sungguh brilian. Suzy mengendap-endap keluar dari paviliun setelah yakin kedua dayang setianya pergi tidur begitupun nona Choi yang sudah hilang sejak dia makan malam tadi. Suzy sudah bahagia karena pintu keluar istana dari sisi kiri sudah semakin terlihat, namun begitu hendak keluar ada suara yang mengejutkannya.