Kesempatan

486 105 58
                                        

✨🌗

Bahagia

Sebuah kata yang menggambarkan
perasaan gue saat ini.

- Bintang -

***

  Bulan menatap heran pada sosok tampan yang ada disampingnya kini seang serius menonton film yang diputarnya sejak pagi . Jam 6.00 tadi pagi Bintang datang kerumah Bulan lalu memeluknya tiba-tiba.

"Tang, Ayo makan!'" ucap Bulan berdiri dari sofa mengajak Bintang saat merasakan perutnya keroncongan.

Tapi, baru selangkah Bulan meninggalkan Bintang, tangan Bulan tertarik lalu jatuh kepangkuan Bintang.

"Bintang! lepas!" pekik Bulan saat Bintang mengurungnya dalam pelukan.

"Bentar! Gue masih mau nonton." ucap Bintang dengan mengeratkan pelukannya.

"Bintang! Jangan diusel gitu! Geli tau ga!" ucap Bulan dengan menepuk keras lengan Bintang.

"Lo gemesin banget pake baju ini." ucap Bintang dengan gemas mengacak rambut Bulan.

"PAKE DASTER GINI LO BILANG GUE GEMESIN? NGELAWAK LO?!" ucap Bulan keras menatap kesal kearah Bintang.

"TATANG! Belom jadian aja udah berani meluk adek gue! Cepat sana makan dulu! Bunda udah nungguin." ucap Langit.

"Gue halalin sekarang. Bisa?" ucap Bintang membuat Langit terkejut dan Bulan melebarkan kedua matanya.

"Lepas!" ucap Bulan berusaha melepaskan tangan Bintang yang mengurungnya dah berhasil lalu dengan cepat berlari menemui sang bunda.

"Bundaaa! Bulan laper..!" ucap Bulan manja memeluk sang bunda.

"Ye ga malu! Ada lakinya disini masih aja manja." ucap Langit yang duduk dihadapan Bulan. Sedangkan Bintang duduk anteng disamping Langit.

"Sudah! Jangan ribut didepan makanan." ucap bunda.

"Langit! Pimpin doa dulu sebelum makan." ucap bunda pada Langit.

"Alaahumma barik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa 'adzaa bannar~"

"Aamiin" ucap Bulan, Bintang dan Bunda bersamaan.

"Sini biar gue ambilin." ucap Bulan seraya mengambilkan nasi serta dengan lauk pauknya.

"Udah cocok lo dek jadi bini dia." ucap Langit menggoda Bulan.

"Makan yang bener! Keselek ntar gue tawakin lo." balas Bulan dengan tatapan mautnya. Langit hanya terkekeh melihatnya.

"Makan yang banyak calon pacar." ucap Bulan dengan senyum manisnya pada Bintang.

"UHUK! UHUK!"

"Batuk Pak aji?" ucap Langit lalu tertawa saat melihat wajah Bintang sudah merah padam menahan malunya.

"Minum. Lucu banget..!" ucap Bulan memberikan segelas air lalu dengan cepat dihabiskan oleh Bintang.

"Bintang, Lanjut aja makannnya." ucap bunda membuat semuanya kembali fokus memakan santapannya.


Estrella LunarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang