Estrella Lunar

Teror

🌗

Belajar mencintai dengan tulus bukan dengan sekedar obsesi yang rakus.

- Bulan -

***

  Bintang kini sedang menunggu Bulan yang tak kunjung keluar dari rumahnya. Tak lama, Bulan keluar dari rumah dan Bintang dapat melihat wajah pucat itu seperti menahan rasa sakit.

"Kenapa?" tanya Bintang saat Bulan sudah berada dihadapannya.

"Perut aku sakit..!" jawab Bulan meringis memegang perutnya.

"Lagi dapet?"

"Iya! jangan bnyak omong deh! Cepetan masuk mobil." Ucap Bulan ngegas dan langsung masuk kedalam mobil Bintang.

' Perasaan gue cuma nanya aja ' batin Bintang seraya melangkah dan masuk kedalam mobilnya menyusul Bulan.

"Kamu gapapa?" tanya Bintang lagi.

"Gapapa gimana? Perut aku sakit! Kan aku udah bilang tadi!"

"Maaf" Ucap Bintang pelan.

Saat Bintang melihat Bulan yang belum memasangkan sabuk pengamannya, Bintang pun berinisiatif mendekat kearah Bulan.

"Kenapa deket-deket?!" ucap Bulan keras saat wajahnya dan wajah Bintang sangat dekat. Bahkan Bulan kini dapat mencium wangi Parfum Bintang.

' Otak gue traveling '

Klik

"Sabuk pengaman." Ucap Bintang masih menatap wajah Bulan.

Bintang terdiam sesaat menatap wajah pucat Bulan.

"Cantik." ucap Bintang pelan.

"Tapi sayang,"

"Sayang apa?" Tanya Bulan penasaran saat Bintang tidak meneruskan ucapannya.

"Sayang kamu hahaha" Jawab Bintang seraya mengacak rambut Bulan.

"Dasar! Ayo sekarang berangkat kesekolah, nanti kita telat."

"Santai" ucap Bintang singkat.

"Tau deh yang punya sekolahan."

"Nanti juga jadi punya kamu."

"APASIH! Kamu dari tadi gombalin aku terus, Belajar sama siapa? Riko?"

"Gombal itu yang rambutnya...?"

"Itu GIMBAL bambang! Udah ah, capek!" ucap Bulan membuang muka.

"Lucu banget kalo lagi marah." balas Bintang dengan mengacak rambut Bulan.

"Terserah kamu "

***

Setelah mereka tiba diparkiran sekolah, Bintang dengan santainya merangkul pundak Bulan dan berjalan dikoridor sekolah.

"Dunia ga adil untuk kaum kentank!"

"Wajah mereka mirip banget njir!"