(62) SAY GOOD BYE

414 15 0
                                    

"Kehilangan"
Jangan lupa vote :)

.
.

.
.

"Anda mengidap penyakit..."

"...gagal ginjal akut." ucap Dokter yang membuat Yurina terkejut bukan main. Apalagi Jennie. Ia benar-benar tak percaya dengan pernyataan yang dilontarkan oleh dokter.

"Dok, tolong jangan main-main. Ini pasti salah. Yuri gak mungkin kena gagal ginjal akut!" ucap Jennie yang tak terima dengan keadaan saat ini.

"Tidak ada yang salah, Nona. Ini benar. Hasil lab menunjukkan yang sebenarnya. Nona Yurina mengidap gagal ginjal akut." jelas Dokter sekali lagi. Sedangkan Yurina hanya diam. Ia masih syok dengan ini semua.

"Tapi, bukankah gagal ginjal menyerang orang dengan usia 65 tahun ke atas? Yurina saja umurnya masih-"

"Nona Jennie, tidak semua harus orang berusia 65 tahun ke atas yang mengidap penyakit ini. Hasil labnya mengatakan kalau Nona Yurina juga mengidap diabetes. Hal ini juga bisa berpengaruh pada ginjalnya. Dan ini sudah masuk tahap akhir karena tidak segera ditangani, Nona.." ujar Dokter.

"Aku... kena diabetes, Dokter?" tanya Yurina dengan suara gemetar. Dokter mengangguk pelan.

"Bagaimana mungkin, Yurina selalu menjaga pola makanannya?!" ucap Jennie sambil menatap Yurina yang tengah menundukkan kepalanya.

"Eonni.." panggil Yurina. Jennie menoleh.

"Mianhae.."

"Untuk apa?"

"Setiap hari, aku memakan makanan yang terlalu banyak gula. Itupun awalnya karena kue buatan Suho. Aku benar-benar menyesal, Eonni. Mianhae.." ucap Yurina yang kemudian menangis. Jennie yang mendengar itu hanya mampu menghela napasnya.

"Cara agar adik saya bisa sembuh apa, Dok?" tanya Jennie.

"Hanya satu cara, yaitu transplantasi ginjal. Itupun harus memenuhi syarat yang berlaku.."

"Saya... siap mendonorkan ginjal saya, Dok!" ucap Jennie yang membuat Yurina mendongak.

"Andwae, Eonni.." lirih Yurina.

"Anything, demi kesembuhan kamu!" balas Jennie.

"Apa bisa, Dokter?"

"Sebelum itu, apa kalian memiliki darah yang sama?" tanya Dokter yang membuat Jennie agak terkejut. Kenapa? Karena darah mereka berbeda.

"Harus sama, Dokter? Tapi... darah kami berbeda." ucap Jennie yang sedikit murung.

"Tidak bisa, Nona. Kalau begitu, kami akan membantu mencarikan pendonor untuk Nona Yurina. Secepatnya saya akan memberitahu anda. Sementara itu, Nona Yurina harus meminum obat dari resep yang saya tulis. Itu hanya untuk pereda muntah dan nyeri di perutnya.."

Setelah itu, ia pamit pulang kepada Dokter. Dari rumah sakit sampai rumah, Yurina sama sekali tidak berhenti menangis. Jennie yang melihat itu merasa kasihan kepadanya. Dia ingin mendonorkan ginjalnya, tapi sayang, darah mereka tidak sama. Ia benar menyesali karena memiliki darah yang berbeda. Apapun itu, ia akan tetap mencari orang yang mau mendonorkan ginjalnya kepada Yurina. Yurina harus sembuh, hanya itu yang ada di pikirannya sekarang.

"Sudahlah, Yuri. Aku yakin, pasti kamu sembuh.." ucap Jennie sambil berjalan masuk ke rumah sambil merangkul Yurina. Ternyata, di ruang tamu ada Mamanya.

"Sayang, kalian sudah pulang. Heii, ada apa? Apa yang terjadi? Yurina kenapa sayang?" tanya Mama Jennie.

"Ma.. Yuri.. Mengidap gagal ginjal akut!" ucap Jennie kembali menangis. Padahal ia sudah menahannya agar tidak memang di depan Mamanya atau siapapun.

ALWAYS TOGETHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang