(63) SAY GOOD BYE - END

1K 18 0
                                    

"Bagaimana rasanya kehilangan orang tersayang dalam sehari sekaligus?"

Jangan lupa vote :)

.
.

.
.

Sudah sebulan Yuri meninggalkan kita semua. Banyak orang yang masih belum bisa mengikhlaskan, tapi tak sedikit juga yang mencoba untuk merelakan. Yuri adalah yeoja yang ceria, ramah, dan berhati mulia. Untuk itu, semua orang sangat menyukainya. Hari ini pula, satu bulan pernikahan Rose dan Jun.

"Jennie.." teriak Rose sambil memasuki rumah Jennie. Terlihat sepi sekarang. Jennie kini tengah duduk sambil menonton acara di televisinya. Mendengar ada yang memanggil, Jennie pun menoleh.

"Eh, tumben datang.."

"Tumben gimana, orang hampir setiap hari ke sini.."

"Ada apa? Wajahnya kok kelihatan seneng banget. Kabar baik pastinya.." ucap Jennie menamati wajah Rose yang terlihat lebih segar dari biasanya.

"Iya nih, kabar baik banget.."

"Mwoya? Aku pengen denger.."

"Jadi... aku... ha..." ucap Rose yang menggantung.

"Ha?"

"AKU HAMIL, AAAA!!!" teriak Rose. Jennie yang mendengar itu sangatlah terkejut namun bercampur bahagia.

"Jinjja? Jangan bohong kamu. Badan kurus kaya lidi gitu dibilang hamil.."

"Ishhh, gak percaya kamu. Aku bener-bener hamil, Jennie. Kemarin aku baru aja cek ke Dokter sama Jun dan hasilnya positif. Aku langsung seneng banget waktu itu.." ucap Rose girang.

"Kemarin? Kok baru bilang sekarang sih? Kamu ihhh!"

"Ya mian, aku ceknya kan malam waktu Jun pulang kerja. Yang penting kamukan udah tahu.." Jennie tersenyum dan kemudian memeluk sahabat tersayangnya itu.

"Aku ikut bahagia sama kehamilan kamu. Jaga janin kamu baik-baik ya?" ucap Jennie sambil melepas pelukannya.

"Pasti, aku bakal jaga janin yang ada di perut aku ini.." ucap Rose sambil mengelus perutnya yang masih rata itu.

"Yaudah, duduk du-"

PYARRRR!

Mendengar suara seperti benda yang pecah, Rose dan Jennie langsung menoleh ke sumber suara, tepatnya di kamar atas. Karena khawatir, mereka berdua langsung berlari menuju kamar atas. Sesampainya di sana, Jennie dan Rose terkejut melihat Mamanya sudah terkapar di bawah dengan banyak pecahan gelas di dekatnya.

"Mama!!!" teriak Jennie. Ia pun langsung membopongnya. Berulang kali Jennie melarang Rose untuk ikut bantu. Alhasil, Jennie meminta Rose untuk menyiapkan mobilnya.

"Udah, Jen. Ayo!"

"Kamu di belakang!" ucap Jennie yang mengganti posisi Rose yang awalnya duduk di depan.

"Aniyo, aku aja yang nyetir, kamu jagain mama di belakang!"

"Rose!"

"Iya iya.." ucap Rose yang kemudian berpindah ke belakang, menemani Mama Jennie yang masih setia dengan matanya yang terpejam.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah sakit. Mama Jennie langsung di bawa ke ruang UGD. Jennie dan Rose diminta untuk menunggu di luar, tapi Jennie tetap memaksa ingin menemani Mamanya itu. Ia sangatlah cemas sekarang.

"Jen, ditunggu aja ya? Kita berdoa semoga Mama baik-baik aja. Percayakan pada pihak medis.." ujar Rose. Jennie masih aja menangis sekarang. Justru tangisnya semakin menjadi.

ALWAYS TOGETHER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang