CHAPTER 11

13.4K 1.1K 155
                                    

CHAPTER 10

Mengandung kandungan Napza dan Psikoteropika hingga kecanduan berlebihan dan rasa nikmat tiada tara.

Tidak dianjurkan untuk anak anak.

Maafkan typo karena abang berusaha menulis diantara kesibukan yg padat

Vote dan Komen

Jangan lupa

Lisa kembali dengan menjenjeng satu kantung pelastik yang berisi makanan dan obat pereda pengar. Sesampainya didepan sebuah pintu kamar Ia pun menempelkan sebuah kartu lalu pintu itu terbuka untuknya. Entah kenapa ia kali ini berlebihan, dibandingkan pulang kerumah gadis itu justru malah membooking sebuah penthouse karena ia cemas dengan keadaan Jennie yang sedang mabuk.

Jennie terpaksa ia gendong sendiri keluar dari Bar, menaikannya keatas mobilnya dalam keadaan tidak sadar setelah dia membuat keributan disana. Bahkan Lisa masih mengingat bagaimana Jennie mengakuisisi dirinya setengah jam yang lalu. "Haaahhh, ternyata itu semua terjadi dibawah pengaruh alkohol, aku kira Jennie akan benar benar menyatakannya didepan semua orang"

Dengan lesu gadis itu pun memasuki Penthouse sambil membawa bawaan yang telah ia beli di swalayan terdekat. Sesampainya didalam ia tersenyum, ketika melihat Jennie telah bangun dan duduk di sofa.

"Kau sudah bangun ?" Tanya Lisa.

Ia pun duduk disamping Jennie, mengeluarkan semua yang telah ia beli tadi dari luar sekaligus membukakan untuk Jennie sebotol obat penghilang pengar.

"Minum ini dulu, itu akan mengurangi pusing mu"

Tutup minuman yang terbuat dari alumunium langsung berderik ketika diputar oleh tangan Lisa yang kuuat. Ia dengan telaten merawat Jennie, sekaligus menyediakan semua yang gadis itu butuhkan sekarang.

"hahh !!! bagaimana ini !!! apa yang harus aku lakukan sekarang ?"

Lisa heran, bukannya meminum obat yang telah ia berikan namun Jennie malah terlihat ketakutan sendiri. "Kenapa Jen ? Apa yang sedang kau pikirkan ?" tanyanya

Tak henti gadis itu menghela nafas sambil memijit dahinya yang terasa mau jatuh kedepan. "Haaaah, Aku begitu menyesal mengenai kejadian yang tadi. Kenapa aku harus bersikap seperti itu didepan umum ?" Kaya Jennie, Ia menatap Lisa. Namun gadis yang berada dihadapannya hanya bungkam. Menatap balik mandu dengan mata kosong.

Apa Lisa salah paham ? Dengan ini semua ? ahh tidak, Maksudku bukan begitu, aku hanya tak ingin dia dijadikan bonek seks oleh gadis jalang itu. Bathin Jennie dalam hatinya,

"Anniya, kumohon kau jangan salah paham dulu Lisa" Kelit Jennie meluruskan keadaan.

"Aku tidak bermaksud apa apa, atau dengan lancang menciumimu didepan umum"

"Itu semua terjadi karena gadis semangka itu memprovokasiku di toilet, dia melukai harga diriku"

"Itu sebabnya aku ingin membalasnya, dengan cara menciummu didepan semua orang, karena dia terlihat begitu tergila gila denganmu"

"lagi pula, kau tak pantas untuknya, jika kau ingin melakukannya dengan seorang gadis carilah yang lebih baik, dia itu seperti penyihir yang akan menyedotmu sampai keubun ubun"

"Haahhh, bagaaimna jik ada sebuah foto tentang itu yng tersebar di Internet dalam waktu dekat ? Sehun oppa dan Jisoo Eonni pasti tidak akan menganmuniku. Lalu bagaimana aku akan menjelaskan itu nanti pada suamiku ?"

TEACH ME IN YOUR PAIN. [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang