Now playing :
Really really - WinnerHappy reading
"Renia, nasinya aneh."
"Renia, kopinya terlalu manis."
"Renia, pulpennya tidak enak di pakai."
"Renia, ruangan saya terlalu dingin."
"Renia, suhunya terlalu panas."
"Renia"
"Renia"
"Renia"
Demi apapun biarkan Renia memukul kepala Gara sekarang. Bukankan dirinya sudah sangat bersabar menghadapi Gara selama ini?.
"Pak, pernah di pukul ga?" ujar Renia menahan amarah
"Saya boss kamu Renia" balas Gara memperingati
"Bapak ga mungkin terus-menerus memanggil saya hanya untuk hal kecil pak." Renia masih mencoba sabar. Dirinya tidak ingin membuat masalah yang berujung gajinya di potong.
"Hal kecil? Kamu menganggap saya memanggil kamu untuk hal kecil?. Suhu ruangan saya terlalu dingin itu membuat saya Sulit berkonsentrasi, suhu ruangannya terlalu panas membuat saya mengeluarkan keringat yang membuat saya tidak nyaman, kopi yang biasanya menemani saya bekerja terlalu manis membuat saya kurang fokus, saat makan siang makanan yang saya makan nasinya terlalu keras yang membuat saya harus menunggu kamu untuk mengganti makanannya selama 30 menit dan itu sangat membuang waktu saya. Dan kamu menganggap itu hal kecil?" Gara berbicara panjang lebar tentang apa yang terjadi hari ini
Renia hanya bisa menghela nafas panjang, kenapa dia selalu salah di mata laki-laki ini?
"Bapak bisa dengan muda mengontrol suhu ruangan dengan remot yang ada di meja bapak, bapak juga bisa menelfon bagian dapur dengan telefon dimeja bapak, bapak juga bisa langsung protes pada bagian dapur jika bapak merasa makanan bapak tidak enak. Kenapa harus selalu saya? Saya sekertaris bapak. Yang artinya membantu pekerjaan bapak bukan mengurus bapak. Tolong lah pak, saya juga punya pekerjaan saya sendiri." Kata Renia disertai senyum di wajahnya.
"Sama aja, yang terpenting saya membayar kamu" Gara menatap wanita yang berdiri di depan mejanya itu.
"Terserah bapak!" Renia langsung melenggang pergi begitu saja. Setelah menutup pintu ruangan Gara, perbedaan terlihat di raut wajah Renia. Yang tadinya tersenyum kini menjadi marah, ia bahkan terlihat seolah-olah ingin memukul pintu ruangan Gara sebelum akhirnya melenggang pergi.
***
"Gimana?" tanya Headly, wanita berusia 24 tahun yang duduknya bersebelahan dengan dirinya.
"Gimana apanya Dly, liat mukanya aja udah keliatan si Boss berulah lagi" Delia, yang duduk di depan nya berkomentar sambil mengintip dari mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Bos {New Version}
Fiksi Penggemarbekerja dengan Sanggara Putra Brawijaya itu membutuhkan tenaga, energi, dan waktu yang besar. Ada saja hal yang membuat Renia ingin memukul wajah tampannya itu. 4 tahun bekerja dengannya sudah cukup membuat Renia hafal dengan segala macam sifat boss...