6. Lamaran

181 68 28
                                    

Semua anggota kelurga Pak Juan  sudah berkumpul di ruang tamu. Ketiga wanita sudah berdandan semaksimal mungkin dipadu dengan kebaya dengan warna seragam, warna pink muda. Atika dan Nirma memakai kebaya model sabrina dengan rok batik dengan belahan yang cukup tinggi namun tetap sopan. Mereka dipoles dengan make up yang simple tapi tetap elegan.

Dari ketiga wanita itu Bu Ratnalah yang paling cetar sesuai dengan ekspektasinya. Kedua pria juga tak kalah keren. Pak Juan dan Rivan memakai setelan kemeja yang senada dengan rok Bu Ratna dan putrinnya.

“Udah siap semua?”, tanya pak Juan.

“Udah dong, Paps”, jawab Atika sambil mengecek riasannya sekali lagi di jendela rumah mereka.

“Nir, coba nak cek lagi hantarannya, udah di mobil, kan?”, Bu Ratna mengingatkan.
Nirma beranjak ke mobil mengecek hantaran diikuti Atika di belakangnya.

“Udah oke kok, Mams”.

Mereka mengambil posisi masing- masing. Pak Juan yang menyetir, Bu Ratna mendampingi dikursi penumpang. Rivan duduk di belakang diapit oleh kedua adiknya. Untunglah mereka memakai mobil Rivan yang ukurannya cukup besar, jadi mereka tidak terlalu kesempitan.

Selama di perjalanan tidak ada yang memulai percakapan, mereka semua tampak gugup, tidak ada yang berniat bercerita termasuk Atika yang biasanya rempong dan bawel.
Hari ini adalah hari yang sangat spesial sekaligus mendebarkan bagi keluarga Pak Juan.

Mereka akan menghantar putra sulung keluarga ini untuk melamar seorang gadis pujaan hatinya yang berprofesi sebagai staff keuangan di bank swasta yang sudah menjadi kekasih Rivan selama ini. Gadis itu adalah Anggun, gadis cantik yang setia menemani Rivan, baik itu di saat senang bahkan saat Rivan sedang terpuruk. Saat lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan banyak tawaran kerja untuk Rivan tapi pria itu lebih memilih menjadi pengusaha martabak.

Kekasihnya saat itu bertama Jenny langsung memutuskan hubungan mereka secara karena kurang suka dengan pekerjaan Rivan. Saat itulah Anggun hadir menarik hati Rivan, menemani Rivan hingga saat ini mempunyai beberapa gerai martabak. Anggun juga dekat dengan anggota keluarga Rivan.

***

Cincin tunangan sudah melingkar di jari Anggun Yang memang benar- benar anggun saat ini, semua hantaran juga sudah diserahkan kepada keluarga Anggun. Kebahagiaan jelas terpancar di wajah kedua insan yang telah dipersatuan dalam ikatan pertunangan itu. Pak Juan dan Bu Ratna juga tak bisa menyembunyikan rasa bahagia mereka, begitu juga kedua adik Rivan.

Atika menitikkan air mata melihat momen bahagia itu, ada juga rasa haru di hatinya, beberapa bulan lagi abangnya itu akan menikah dan akan tinggal di rumah yang lumayan jauh dari rumah mereka. Masih bisakah ia bermanja- manja kepada lelaki itu?

“Nangis? Ntar luntur itu bedak”, Nirma menyikut lengan Atika yang sedang mengasingkan diri di dapur.

“Gue terharu kak”, Atika menyeka air mata.

“Kita cobain kue- kuenya yuk, lapar nih perut gue”, Nirma mengambil piring kecil sambil melihat- lihat kue yang terhidang di meja prasmanan.

“Buk Dokter, ingat kata Mams, jangan rakus lo”, Atika mengingatkan sambil nyengir kuda.

Atika mengisi piringnya dengan sepotong bika, sepotong bolu gulung, dan satu kue dadar. Ia juga mengisi gelasnya dengan sirup dingin berwarna hijau. Mereka berdua lalu beranjak ke meja- meja kecil di halaman keluarga Anggun dimana semua tamu undangan menikmati hidangan dan beramah- tamah.

Mereka mengambil meja yang tak jauh dari Pak Juan dan Bu Ratna yang tengah asik berbincang dengan sepasang suami isitri, mungkin itu ralasi Pak Juan.
Baru saja memulai menikmati kue dadar miliknya, Bu Ratna melambaikan tangan sebagai isyarat memanggil kedua putrinya itu.
Atika dan Nirma mengambil tempat duduk di sebelah Bu Ratna.

“Mas Surya, Mbak Rima ,ini Nirma dan ini si bontot Atika” Pak Juan mengenalkan kedua putrinya “Tika, Nir salam sama om dan tante”. Kedua gadis itu menyalam secara bergantian dengan sopan.

“Wahhh.. cantik cantik ya duanya, Nirma ini yang dokter muda ya?”, tanya Om Surya anusias.

“Iya om”, Nirma mengangguk sopan.

“Atika kuliah apa”, kini Tante Rima yang bertanya.

“Tika akuntasi, Tan”.

“Kata Juan si Nirma ini sudah ada pacar, sudah sejak kuliah, dokter pula. Sayang ya, Mas, udah taken dia, sudah tidak bisa kita pinang”, gurau Tante Rima. Tante Rima pasti terpesona dengan kecantikan Nirma yang kalem, dokter muda pula. Nirma hanya menanggapi dengan senyum dan mengangguk mengiyakan.

“Wahh.. kalau begitu pinang yang yang kecil saja, Mbak. Masih joblo itu, baik juga anaknya walaupun manja dia juga mandiri, sebentar lagi wisuda,  pintar masak juga ”, Bu Ratna malah semangat mempromosikan putri kecilnya.

Atika yang bisa menahan rasa terkejutnya. Mulutnya setengah menganga mencerna maksud dan tujuan obrolan para orang tua ini. Hanya Nirma yang melihat ekspresi bodoh Atika, ia tersenyum jahir melihat adikknya yang sedang kesal, tapi hanya bisa diam demii menjaga sopan santun.

“Kalau begitu kita jodohkan si Abang sama Atika saja, Pa. Atika anaknya manis, cocok sama abang. Abang itu juga baik, pekerja keras, pintar, tapi, saya takut dia salah pilih, kalau keluarga Juan saya sudak tidak ragulah”, Tante Rima  tak mau kalah semangat.

“Bagus itu, Mbak. Saya setuju”, sambung Pak Juan.

“Saya juga oke”, jawab Om Surya.

“Semua setuju, nanti kita atur perjumpaan mereka, bakal jadi besan kita”, tukas Bu Ratna “yuk selfie dulu, biar langsung saya unggah di facebook saya”, Bu Ratna sudah stay dengan poselnya.

Atika dan Nirma memandang keempat orang yang sedang ber-selfie-ria itu secara bergantian. Mereka tampak semangat dan menggebu- gebu. Mereka malah tidak meminta persetujuan orang yang hendak dijodohkan. Kepala Atika mendadak nyeri, belum lagi selesai mengintel pujaan hati Shandy seorang, sekarang malah dicomblangi dengan seseorang yang disebut abang itu, ia bahkan tidak tahu orangnya seperti apa, apakah memenuhi kriteria mapan, tampan, dermawan, perhatian, tertib lalu lintas, menjunjung tinggi nilai kesopanan dan norma yang berlaku. Rasanya Atika ingin merah meledak- ledak, tapi masih tahan, tidak baik bersikap tidak sopan.

Halooo semua, makasih ya udah sempetin waktunya buat baca. Kasih vote kakau kamu suka. Kasih saran di komen juga boleh kok, silahlan. Besok Atika bakal ketemu genetan  gak ya? Baca terus ya.... 😀
Maafin kalau kata-katanya kadang kurang nyambung atau ada typo
Salam sayang your love yolaww ❤

INTEL???  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang