14. Maaf

106 34 27
                                    

Gulai daun singkong dan ayam rica- rica adalah menu pilihan yang akan ia masakkan sebagai bentuk permohonan maaf yang tulus untuk Kevin. Sejak pagi ia sudah heboh sendiri di dapur, untung hari ini hanya dia dan Bik Sum yang ada di rumah, jadi tidak ada yang kepo dengan kehebohannya. Atika tidak suka diusik oleh rasa bersalah.

Semua masakan sudah ia masukkan ke dalam kotak makanan, ditambah nasi dan air buah, persiapan gadis ini lebih mirip seperti ingin piknik. Jadi sebentar lagi ia akan pergi ke Cibuluh, membawa masakannya, dan berharap Kevin akan memaafkannya, seperti saran Vita. Belum selesai merapikan dapur, aktivitas Atika terhenti karena ada notifikasi dari ponselnya.

From: Shandy_Fahrian: Halo Atika, kamu lagi di kampus?

Mata bulat Atika terbelalak kaget melihat direct message dari Shandy. Atika membatalkan beres- beres dapur, ia justru keluar dari dapur memilih duduk di sofa ruang keluarga.  Atika menggaruk tengkuknya, penasaran dengan pertanyaan Shandy yang tiba- tiba namun mampu membuat seorang Atika salah tingkah.

To: Shandy_Fahrian: Aku enggak ke kampus, lagi enggak ada urusan. Emang kenapa?

Belum sempat Atika meletakkan ponselnya, balasan dari Shandy sudah datang.

From Shandy_Fahrian: Sebenarnya pengen ngajak kamu jalan, bisa nggak?

Atika mengusap matanya, memastikan ia tidak salah baca, Shandy mengajakknya keluar. Atika mengetikkan pesan, lalu bergegas ke kamar, bersiap-siap.
Di tempat lain, Shandy menerima pesan dari Atika, gadis itu mengirim lokasi rumahnya, Shandy tersenyum samar. Ada sedikit perasaan bersalah di dadanya, tapi dengan cepat ia menyingkirkannya.
***

“Non Tika, ada yang nungguin di bawah, abang tampan”, Bik Sum, asisten rumah tangga keluarga Pak Juan mengetuk kamar Atika.

Secepat kilat Atika keluar dari kamar. Ia tak bisa menyembunyikan raut bahagia di wajahnya. Ia menuruni tangga dengan tergesa, melewati setiap ruangan dengan buru- buru, hampir saja ia menabrak guci kesayangan Bu Ratna, untung saja tidak kesampaian, kalau jadi bisa habis uang jajan dipotong, hingga akhirnya ia sampai di teras mendapati seseorang yang duduk santai di kursi rotan. Raut bahagianya memudar seketika saat pandangan mereka bertemu.

“Kevin”, desis Atika.

“Halo Atik”, kekeh Kevin seraya menyerahkan bungkusan kebab.

Atika tertunduk lesu, menerima bungkusan kebeb, duduk di sebelah Kevin, lalu mengecek ponselnya.

From Shandy_Fahrian: Atika maaf, aku harus pergi sama temen aku, Marc. Tu anak maksa banget, sorry ya, lain kali kita jalannya.

Atika menggeleng tidak percaya, ia yakin ini adalah ulah si  Markum, lelaki itu pasti sengaja mencegah pertemuannya dengan Shandy. Atika mendesah kesal, kini perhatiannya terarah pada lelaki yang sedang duduk manis di sampingnya itu, bukannya ini masih jam kerja, pikir Atika.

“Bang Ke, bukannya ini jam kerja ya, kok lo bisa disini”, Atika membuka bungkusan kebab buah tangan Kevin, memasukkan ke dalam mulutnya.

“Atik….”

Atika memotong ucapan Kevin,”Jangan panggil Atik dong gue nggak suka”.

Kevin tersenyum, mencolek pipi gadis itu” Loh kenapa kalau saja panggil Atik, kamu saja seenaknya panggil saya Bang Ke, hari ini cuma kerja setengah hari, lagi ada acara di kantor, cuma saya tidak ikut”.

Atika mengusap kasar pipinya yang dicolek manusia menyebalkan itu, “ Enggak usah colek-colek, ntar iritasi pipi gue, Bang Kevin, sebenarnya gue pengen ke Cilbuluh tadi”, Atika tersenyum kikuk.

Kevin membalikkan tubuhnya, sehingga mereka berhadapan, “Ada apa?”.

Atika meremas jarinya, menggigit bibir, memikirkan kata- kata yang pas, “Sebenarnya gue pengen minta maaf soal di mall kemarin, yang gue bilang lo om gue. Jadi sebagai permintaan maaf gue, gue masak buat lo, Bang. Lo maafin gue dong jangan cuma baca pesan gue. Kalau lo nggak maafin gue, gue bakal ngadu ke Tante Rima dan Om Surya, lo dipecat jadi anak, karena nggak mau maafin gadis manis yang tidak tau perbuatannya salah”.

Kevin tidak dapat menahan tawanya melihat tingkah gadis manja di hadapannya ini, tanpa sadar tanganya mengacak rambut Atika yang ia pernah ia katai kena pestisida.
***

Kevin masih bisa membayangkan rasa masakan Atika yang ia makan di dapur Pak Juan. Gulai daun singkong dan ayam rica- rica, rasanya masih ada di lidah Kevin, sedikt pedas namun sangat enak dimakan. Ia tidak menyangka gadis manja dan absurd seperti Atika pintar juga urusan masak. Kalau begitu ia akan sering- sering saja merajuk, agak dimasakkan gadis itu.
Tiba-tiba pikiran Kevin teringat dengan percakannya dengan Atika.

“Yang di mall kemarin pacar kamu”, Kevin menerima nasi yang disendokkan Atika untukknya.

“Bukan, gebetan”, gadis itu meletakkan nasi, beralih menyendok nasi untuknya sendiri.

“Dia suka sama kamu”, sambung Kevin.

“Belum”.

“Kamu suka?”

“Banget, namanya gebetan gue”, Atika tersenyum manis.

Ada sedikit rasa was- was di hati Kevin, sebenarnya ia juga tidak tahu perasaannya pada Atika. Sejauh ini ia hanya merasa senang dan nyaman bila mengusili gadis itu, untuk perasaan suka atau cinta, Kevin tidak berani memastikan, mereka baru kenal, lagipula gadis itu menyukai orang lain,  mengetahui hal itu, rasanya dadanya sedikit rasa cemburu.

“Memangnya tipe kamu gimana”, tanya Kevin penasaran.

Atika meletakkan sendoknya, menyudahi makan, meneguk air putih, lalu berpikir sejenak, “Tipe gue, dia”, ucap Atika spontan.

“Lebih ganteng saya”, balas Kevin.

“Gantengen lo, tapi gue sukanya dia, salah?”,

“Lalu kenapa mau dijodohin sama saya”.

“Lo yang mau, bukan gue”, Atika tertawa meledeknya.

Happy Satnight...
Gimana nih malam minggunya, keluar atau di rumah aja  hahahaha
Yaudah deh kalo yang di rumah aja baca, vore , dan komen ini aja.
Salam sayang yolaww ❤

INTEL???  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang