Sejak insiden jodoh- jodahan di acara pertunangan Rivan, Atika masih melancarkan acara mogok bisara. Suasana hatinya masih buruk, sejak kemarin ia hanya mengurung diri di kamar, keluar hanya saat lapar saja, itupun makanannya ia pesan melalui aplikasi online.
Bukannya ingin melebih- lebihkan masalah kemarin, hanya saja ia merasa kurang dihargai, Pak Juan dan Bu Ratna seenaknya saja menjodohkan dirinya dengan orang yang tidak dikenal, enta seperti apa bibit, bebet, bobotnya.
"Nir, coba kau bujuk Tika, masih ngambek itu anak', sayup- sayup Atika mendengar obrolan Bu Ratna dengan Nirma di depan pintu kamar Atika.
"Udahlah Mams, dia itu kalau ngambek maunya Cuma dibujuk sama Paps atau Bang Rivan. Itu dia ngambeknya kan sama Paps juga, Bang Rivan juga lagi ke luar", jawab Nirma.
Atika terkekeh mendengar kecemasan mamanya. Sebernya ia tidak marah- marah amat, cuma ingin memberi sedikit pelajaran saja, agar tidak seenaknya menodohkan manusia tidak bersalah. Bahkan saat ini ia sudah siap dengan dress pink bercorak bunga- bunga kecil, sneakers putih, dan jaket jeans biru, ditambah make up simple dan rambut stengah abu- abu kebanggannya sudah ia blow.
Sore ini ia sudah janji dengan Kayna untuk ngopi- ngopi canatik di Botani Mall Square Bogor, sebenarnya Atika inngin ngumpul full team, hanya saja, Nova lagi jalan dengan gebetan barunya dan Vita, si makhluk cuek itu ada di Depok, urusan keluarga.
Atika mendapati Bu Ratna sudah berpindah ke ruang keluarga, sedang bercengkrama melalui video call, Atika tidak tahu dengan siapa, Bu Ratna terlihat sangat antusias dan semangat.
"Mams, aku ke mall, bareng Kayna, enggak bawa mobil, males nyetir", walaupun sedang merajuk, anak manja ini tidak mau keluar rumah tanpa pamit.
"Hati- hati, jangan pulang malam", Bu ratna mebgalihkan pandangannya dari ponsel.
***
Bagaimana perasaanmu ketika sudah sampai di lokasi pertemuan, tiba- tiba teman berjanji tiba- tiba tidak datang? Itulah yang dirasakan Atika. Baru saja pesanan secangkir mocaccino sampai di depan mata sebuah pesan masuk ke ponsel Atika.
Kayna: Tikaaaa, maaf ya aku gak bisa datang nih, panggilan tudas negara, mama ngajak ke kondangan.
Emosi Kayna seketika memuncak. Niat hati keluar dari rumah untuk memperbaiki suasana hati, ini yang ada malah makin bad mood. Hilang sudah niat untuk menikmati mocaccino ini.Saati Atika melangkahkan kaki ingin keluar dari gerai kopi, ia menagkap sosok yang sangat ia kagumi masuk bersama temannya. Tanpa sadar Atika kembali duduk, sambil menundukkan kepalanya. Ia memijit keningnya, bagaimana bisa ada Shandy dan Rivaldo di sini.
Arghhh... Atika menggeram, ini adalah tempat umum, bukan milik eyang Aatika, jadi siapa saja berhak masuk. Gadis itu mersakan detakan jantungnya semakin kencang, gerogi dan salah tingkah muncul, keringat di telapak tagan, efek yang ditimbulkan apabila ada Shandy di sekitarnya.
Untunglah ada beberapa meja di antara meja mereja, jadi Shandy tidak sadar ada yang mengamatinya. Diam- diam Atika memperhatikan lelaki itu, semua yang ia lalukan sungguh indah di mata Atika, cara duduknya, caranya tersenyum dan tertawa, gayanya saat sedang bercerita dengan temannya, saat ia menikmati kopinya. Semua itu tak luput dari pandangan Atika sampai- sampai ia lupa dengan niatnya untuk pulang.
"Astaga, tampannya makhluk ciptaan Tuhan", Atika bergumam sendiri.
"Siapa yang tampan? Gue?"
Atika terkejut bukan main saat seseorang sudang duduk di hadapannya. Yang membuatnya sangat terkejut adalah orang yang di hadapannya itu adalah Marcopollo, sahabat Shandy. Atika mengetuk kepalanya sambil meringis kesal."Yaampun terciduk deh gue", bisik Atika.
"Heh lo penguntit. Lo itu nguntit siapa Shandy atau Rivaldo, atau lo malah nungguin gue?", tanya Marcopollo.
"Maksud lo apa sih nuduh gue, lagian gue enggak kenal lo, dan semua yang lo sebutkan tadi", Atika berusaha mengelak.
"Dasar perempuan jaman sekarang, engak usah sok polos deh lo, gue Marc, gue yakin lo pasti kenal gue, Shandy dan Rivaldo. Perempuan sekarang ahli stalking. Gue juga pernah liat lo ngintip gue sama temen gue, di kampus sekarang lo malah ngunit sejauh ini, lo naksir siapa?", cibir Marc.
"Heh, Mar, mar, siapa tadi nama lo, gue lupa,oh si Markum, jangan asal tuduh ya, ntar gue aduin lo pasar pencemaran nama baik", Atika memasang waja sok galak, untuk melindungi diri dari tuduhan Marc yang hampir seratus persen benar.
"Lo, yang mencemarkan nama baik gue, penguntit".
Lelaki di hadapan Atika ini memiliki paras yang tampan, tapi mulutnya tidak punya saringan, ngomong seenaknya saja. Atika tidak ingin emosinya terpancing, ia tidak ingin ketahuan oleh Shandy yang belum sadar keberadaannya.
Atika mendekatkan tubuhnya ke arah Marc "Markum, jangan kencang- kencang dong nuduh gue? Lo tanya apa ja deng, gue jawab jujur?""Jelaskan identitas lo", perintah Marc.
"Gue Atika, papa gue namanya Juan, umur gue 22 tahun, kuliah di kampus lo, jurusan Akuntansi, semester akhir, IPK gue lumayan tinggi, gue suka warna abu-abu makanya ambut gue bagian bawahnya gue cat warna abu, gue suka martabak, gueeee",
"Astaga, enggak usah serinci itu, cukup nama lo aja", Marc tertawa pelan "Jadi, lo naksir siapa?"
Wajah cantik Atika pias seketika, ia tidak mungkin memberitahu kalau ia naksir Shandy, bisa- bisa Shandy malah jadi ilfil kalau tahu Atika terang- terangan mengakui.
"Kenapa diam, kalau lo suka Rivaldo, jangan deh, ceweknya galak lebih galak dari nenek gue" kini Marc menatap Atika lebih dalam dan serius, tidak ada lagi ekspresi bercanda di wajahnya "kalau lo naksir Shandy, gue saranin berhenti".
"Kenapa?", tanya Atika bingung.
"Jadi bener lo suka sama dia? Lebih baik lo suka gue saja kalau begitu. Gue serius ", tanpa pamit Marc meninggalkan Atika dengan wajah bengong.
"Dasar aneh", bisik Atika pada dirinya sendiri.
Halooo haloooo makasih sudah ikutin Atika ngintel. Kasih vote dan komen ya. Maapkan typonya heheheh
Salam sayang your love yolaww ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
INTEL??? [TAMAT]
Romance[Follow mumpung gratis] [TAMAT] Ketika seorang gadis manja si pencinta Martabak bernama Atika mengikuti pilihan hatinya untuk mengintel seorang lelaki tampan di kampusnya, ia selalu dihalangi seorang lelaki yang sangat menyebalkan. "Heh, pengunti...