Mata Atika memandang lekat layar laptopnya yang tengah menampilkan drama Korea yang sedang heboh akhir- akhir ini. Atika menarik nafas panjang ketika episode terakhir selesai diputar. Ia mengerjabkan matanya, melirik jam pemberian Kevin yang melingkar di tangan kirinya. Sudah pukul satu ternyata, tidak terasa Atika menhabiskan setengah hari Minggunya di tempat tidur.Atika beranjak menuju kamar mandi yang berada di kamarnya. Sejenak ia memperhatikan dirinya di cermin, kantung matanya mulai hitam, bagaimana tidak, semalaman ia begadang. Atika mendesah pelan seraya menggosok gigi, lalu membasuh muka. Setelah merasa segar, Atika berjalan malas- malasan menuju dapur untuk sarapan merangkap makan siang.
“Udah bangun neng?” tanya Rivan yang kebetulan sedang makan siang sendiri di meja makan.
“Belum tidur kali, Bang. Tika semalaman nonton, nanggung sih dramanya,” kekeh Atika.
Atika mengisi gelas panjang dengan air dari kulkas, lalu menenggak hingga tandas. Setelah memandangi aktor Korea semalan, Atika butuh mengisi cairan tubuh. Setelah merasa cukup, Atika duduk di depan Rivan, menyendok nasi dengan porsi besar, ditambah dua ekor lele goreng, plus sup bakso.
“Abis nguli dimana?” cibir Rivan.
Atika tersenyum. “Ini masih appetizer, Bang belum lagi masuk ke main course.”
“Oh iya, HP baru hadiah sidah kamu udah diterima?”
“Udah. Kemarin sore dianter sama kurirnya, thank you abang aku.”
Rivan mengangguk lalu kembali bertanya, “Habis makan mau kemana?”
Atika menyendok nasi lagi, lalu menoleh pada Rivan. “Di rumah aja. Emang kenapa, Bang?”
Lelaki ramah itu tersenyum lembut. Seketika, Atika membuang muka, ia paham jika Rivan sudah begitu pasti sedang ada maunya atau minta tolong. Jika sudah begitu, Atika pasti tidak tega. Salah satu perbedaan Atika dan kakanya Nnirma, walaupun Atika lebih manja dan rempong, ia tetap berhati lembut dan tidak tegaan, beda dengan Nirma, penampilan ayu, tapi aslinya tegas dan kadang judes. Itulah sebanya Papa dan Abang mereka lebih sering merepotkan Atika.
“To the point aja, Bang. Enggak usah sok imut,” ujar Atika seraya meneguk air kemudian meraih tisu.
“Abang sama Kak Anggun mau ngecek lokasi respsi nih. Abang lupa hari ini mau survey katering, jadi kamu aja yang survey ya, kamu kan ahli tuh nyicip- nyicip.”
“Oke, tapi enggak gratis ya. Aku ajak Kak Nirma,” Atika menepuk jidatnya, “Lupa, Kak Nir lagi ke Puncak. Sendiri dong aku.”
Rivan mengesap teh melatinya, lalu tersenyum pada Atika. “Abang suruh Kevin nemenin kamu. Dia udah di ruang tamu.”
Atika terdiam sesaat, mengomel di dalam hatinya, entah apa yang merasuki abangnya itu, dengan gampang mendatangkan Kevin, padahal Atika masih malu berjumpa dengan lelaki itu, sejak peristiwa Atika melabrak Kevin di mall, tidak tahunya Kevin jalan dengan sepupunya.
***
Nasi sudah menjadi bubur, begitulah ungkapan perasaan Atika saat ini. Akibat mengiakan permintaan semena- mena Rivan, hari Minggu nan cerah harus Atika habiskan berdua dengan Kevin Hadinata. Sepanjang perjalanan menuju tempat Bu Yayuk, pemilik katering langganan Rivan, Atika hanya diam, namun bersungut- sungut dipikirannya.
“Itik?” panggil Kevin.
“Hmm?”
“Kok diam terus, sariawan ya?”
Atika menggeleng. “Enggak.”
Kevin memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah berpagar rendah. “Yang ini bukan rumahnya?” tunjuk Kevin.
Atika mengangguk, namun tidak merubah posisi duduknya sedikitpun. Ia menoleh pada Kevin. Lelaki itu sudah melepas safe belt bersiap turun, namun dengan sigap Atika menahan tangan kirinya. Kevin mengerutkan dahinya, lalu duduk kembali.
“Putar balik aja yuk. Terserah kemana, gue mau bicara.”
“Terus survey makanannya?” tanya Kevin polos.
Atika meraih ponsel, menunjukkan sebuah pesan dari Rivan. “Di cancel sama abang gue, katanya buk Yayuk ada urusan mendadak.”
Kevin tidak memperpanjang perdebatan. Ia memutar balik mobilnya, melaju dengan kecepatan sedang menuju sebuah kafe yang tidak jauh dari rumah Atika. Selama menyetir ada banyak pertanyaan di kepala Kevin, ada apa dengan gadis bawel di sampinynya itu, tiba- tiba mendadak kalem.
Mereka berdua memasuki kafe pilihan Kevin, Atika sudah tidak asing dengan tempat itu,ia sering nongkrong disitu bersama Satria Baja Hitam. Sebuah meja di pojok ruangan menjadi pilihan mereka. Seorang pelayan menghampiri mereka, kali ini Kevin memesan jus mangga dan roti bakar, sedangkan Atika, hanya meminta pilihan standar, teh manis dingin.
“Bang Kev?”
Kevin menoleh. “Ada apa?”
“Sebenarnya kita ini gimana sih? Maksud gue, selama ini kan kita terima- terima aja soal perjodohan kita, gue sih karena enggak bisa nolak permintaan bokap, lo gimana, apa sih alasan lo?” tanya Atika tanpa basa- basi.
Atika butuh penjelasan dari Kevin. Sebenarnya Atika juga bingung dengan perasaannya saat ini, pasalnya ia sedang menggantung perasaan Shandy. Atika tidak bisa membiarkan Shandy menunggu lama, lagipula lelaki itu adalah orang yang disukai Atika, namun di satu sisi, selain takut karena sering dilarang oleh Marc, Atika juga menghargai Kevin sebagai pilihan orang tuanya, dan jangan bilang Atika nyaman berdekatan dengan Kevin.
“Jujur, kita itu belum kenal lama, aku belum bisa pastikan perasaan aku ke kamu, tapi aku merasa nyaman jalanin ini. Alasan aku terima perjodohan kita, awalnya aku cuma pengen buat kamu kesal, ternyata orang tua kita sangat serius.”
Atika menarik nafas, ia sedikit membenarkan pernyataan Kevin, namun di sisi lain ia tahu, Kevin tidak punya perasaan apa- apa padanya, cuma sekedar mengusilinya, Atika menyimpulkan hanya iseng saja. Atika memiringkan kepalanya, tiba- tiba teringat nama Seruni.
“Jadi lo enggak serius sama gue?”
Kevin terdiam, Atika hanya tersenyum sinis.
“Bang, gue mau nanya lagi,tapi jangan marah ya.”
Kevin menusukkan garpu pada roti bakarnya, lalu memasukkan ke dalam mulut. “Tanya aja, biasanya juga kamu main tanya- tanya aja, enggak pakai izin.”
“Seruni itu cewek lo, Bang?”
Kevin tersedak mendengar nama Seruni disebut, ia menatap lekat Atika berusaha tetap tenag. “Bukan, cuma bagian dari masa lalu.”
“Tapi belum move on kan?” tembak Atika.
Untuk kedua kalinya Kevin tidak menjawab, Atika mengartikan diamnya Kevin sudah menjawab pertanyaannya.
Holaaaa long time no see you, have a nice day ya, happy reading. Fyi aku punya cerita baru fresh from the oven, cerita anak sma unyu2 gitu. Di baca yuk do work sebelah see you there 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
INTEL??? [TAMAT]
Romance[Follow mumpung gratis] [TAMAT] Ketika seorang gadis manja si pencinta Martabak bernama Atika mengikuti pilihan hatinya untuk mengintel seorang lelaki tampan di kampusnya, ia selalu dihalangi seorang lelaki yang sangat menyebalkan. "Heh, pengunti...