Happy reading ❤
.
.
.
Sudah tiga hari sejak insiden pukul-pukulan dengan Bara, Kevin tidak bertemu dengan Atika. Kevin belum kembali ke Jakarta karena ada libur nasional ditambah cuti bersama, kantor mulai buka minggu depan, jadi syukurlah ada kesempatan untuk Kevin memperbaik hubungan dengan Atika. Setelah tersulut emosi melihat Bara menampar Seruni, Kevin kehilangan akal sehat, dengan gampang ia memeluk Seruni dan membiarkan Atika pulang sendiri. Kevin bergidik ngeri membayangkan ia sudah menyakiti Atika.“Jadi Atika belum ketemu juga?” tanya Marc sambil membawa semangkuk mie ke kamar Kevin.
Kevin menggeleng. “Udah gue telpon gak pernah di angkat malah di block, ke kampus udah tapi nggak ketemu, ke rumahnya hampir tiap hari, tapi kata Om Juan dari malam miggu Atika nggak di rumah.”
“Jadi dia dimana?”
Kevin tersenyum masam. “Di rumah temenya, tapi enggak dirahasiakan sama Om Juan, beliau juga datar banget, dia udah tahu Atika marah sama gue, gue udah merusak kepaercayaan Om Juan.”
“Perasaan lo sama Kak Seruni sebenarnya gimana sih?” cecar Marc.
Kevin menatap langit- langit kamarnya. “Gue udah nyaman sama Atika dan udah berkomitmen memulai hubungan dari awal sama Atika, tapi mengingat Bara selalu main kasar, gue kasihan sama Seruni, she is my bestfriend, Marc.”
“No more than friend?”
Kevin mengangguk mantap.
“Jadi udah yakin banget sama si penguntit.”
“Pasti, keputusan gue udah bulat.”
Marc mencebik saat Kevin menodong mie kuahnya, namun tetap saja ia mengalah pada abangnya yang sedang babak belur sekaligus patah hati ditinggal calon pacar.
“Gue pertama kali ketemu si Itik pas pulang dari resepsi Seruni dan Bara, waktu itu gue sebenarnya lagi patah hati banget, terus diusilin sama dia, gue usilin balik, sekarang malah nyaman,” Kevin mulai cerita dan Marc sama sekali tidak menyela.
“Nyaman sama cueknya dia ke gue, cerewetnya dia, cantiknya, dan yang pasti masakannya, calon istri idaman banget nggak sih,” sambung Kevin.
Marc terkekeh. “Abang gue udah sakit jiwa nih karena cinta.”
“Marc, jangan bilang mama kalau gue nyuruh Atika pulang sendiri, bisa dipecat gue jadi anak, lagian mama sayang banget sama Atika.”
Marc menaikkan alis.
Drrrtttt…
Ponsel Kevin bergetar, keningnya sedikit berkerut membaca pesan dari grup kantor, lalu beranjak dari tempat tidur menuju lemari, mencari setelan kemeja.
“Mau kemana, Bang?”, tanya Marc bingung.
“Bos gue ngajak meeting mendadak buat acara syukuran kenaikan jabatannya, gue harus ke Jakarta, ke GI.”
***“Atika lo udah tiga hari nangis gitu, itu bukan lo banget tau,” Nova menepuk undak Atika.
Sesudah disuruh pulang oleh Kevin, Atika tidak pergi ke rumahnya, ia malah kabur ke rumah Nova. Hari minggu siang Kayna dan Vita menyusul, melihat Atika terus menangis mereka mengajaknya ke Jakarta, menyewa kamar hotel, dan mereka berencana akan belanja, mungkin Atika bisa sedikit terhibur.
“Muka kamu pucat, udah dong jangan sedih lagi,” Kayna mengulurkan susu kaleng.
“Sebenarnya hubungan Kevin sama Seruni itu apa sih, lo dari kemarin nangis tapi belum cerita sama sekali,” tanya Nova dari cermin meja rias hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTEL??? [TAMAT]
Romance[Follow mumpung gratis] [TAMAT] Ketika seorang gadis manja si pencinta Martabak bernama Atika mengikuti pilihan hatinya untuk mengintel seorang lelaki tampan di kampusnya, ia selalu dihalangi seorang lelaki yang sangat menyebalkan. "Heh, pengunti...