46 | surat darimu

1K 75 22
                                    

Operasi transplantasi hati sudah selesai, salah seorang dokter keluar dari ruang operasi. Terlihat ia melepas kaca matanya kemudian ia menyampaikan informasi.

"Operasi pencangkokan hati telah berjalan dengan sukses. Tapi untuk saat ini, pasien belum bisa di jenguk. Dan untuk keadaan pendonor---" dokter tersebut mengantungkan ucapannya.

Entah kenapa dokter tersebut sedikit menundukkan kepalanya "Kalian bisa lihat sendiri-- Kalau begitu, saya harus kembali ke ruang operasi. Terimakasih" kemudian dokter itu kembali masuk ke ruang steril tersebut.

Tangisan mereka semakin pecah, bagaimana bisa mereka ikhlas kehilangan seseorang berhati emas seperti Dira? Bahkan Miar terjatuh, kakinya bergetar dan tak sanggup untuk berdiri.

Mau tidak mau, semua harus berjalan. Karena ini adalah takdir

Ano sudah di pindahkan ke ruang rawat, meskipun begitu ia masih belum sadar. Butuh waktu sekitar tujuh jam lagi agar ia tersadar setelah proses operasi yang panjang.

Di alam bawah sadarnya, ia seperti berada di sebuah taman dengan seorang wanita bersandar di pundaknya.

"Aku memang bodoh! Aku terlalu bodoh menyia-nyiakan perempuan sebaik dan semanis dirimu" ia merasa kesal akan dirinya sendiri, kenapa ia bisa sebodoh itu? Dan sekarang ia tidak lagi peduli dengan ikatan darah saudara tiri. Ia sudah jatuh cinta pada gadis itu, maka gadis itu harus menjadi miliknya.

TIITTT ----- TIIIIIIITTTTT --- TIIITTTT

Ia mendengar bunyi yang nyaring, tapi entah darimana. Tiba-tiba gadis yang duduk di sampingnya menolehkan wajahnya dan menatap Ano dengan satu tangannya berada pada wajah pria itu.

"Berhentilah menungguku. Aku mencintaimu"

Perlahan, ia menghilang bak abu yang tertiup angin. Pria itu panik bukan kepayang, ia berusaha untuk memeluk gadis itu kembali ke dekapannya. Namun gagal. Gadis itu telah hilang bersama tiupan angin.

"Diraa!!! Diraa!! Kamu kemana?! Diraa!!!" Ia berteriak sekeras mungkin untuk memanggil gadis itu kembali. Ia berlari dan mencarinya kemana-mana. Tapi nihil, ia tak lagi menemukannya.

"Diraaa kamu dimanaa?! Aku tahu aku salah! Aku tahu aku jahat! Tapi tolong jangan pergi!!!" Kakinya terasa lemas, ia terjatuh dengan kaki bak berlutut. Wajahnya menengadah ke langit, ia memandang birunya langit dengan awan putih yang cerah.

Indah dan menenangkan, sama seperti dirimu.

Jantungnya terasa memanas, tanpa sadar ia menangis. Karena emosi ia memukul-mukul kakinya dengan kedua tangan. Merengek bak anak kecil.

"Tolong kembalilah" ia melirih dalam tangisannya.

--------

Saat ini, Mirda tengah berbincang dengan dokter yang menangani Ano. Ia bertanya terkait keponakannya tersebut.

"Jadi bagaimana dengan kondisi Ano dok? Dia sudah lebih baik kan?"

"Setelah hati ditransplantasikan, tubuh akan memperlakukannya sebagai jaringan asing dan akan menyerang hati yang baru. Ini disebut penolakan graft dan dapat menyebabkan organ yang baru ditransplantasikan rusak. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa obat yang disebut immunosuppressant. Seorang pasien transplantasi hati perlu mengonsumsi obat ini untuk mencegah penolakan dari hati baru mereka"

Seakan aku memaksamu untuk menerima hatiku.

Tapi itulah yang dapat ku lakukan untuk menyelamatkan hidupmu.

Penghujung Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang