-----------
Karena Dira sudah merasa lebih baik, ia sudah diperbolehkan untuk pulang oleh pihak sekolah. Ano yang sudah resmi menjadi kekasihnya sejak semalam, menuntun gadis itu menuju motor untuk diantar pulang ke rumahnya.
Dan saat ini Ano tengah menenteng dua tas, satu miliknya dan satu lagi milik Dira. Tas miliknya disandang diatas punggungnya dan tas milik Dira disandang di depan dadanya.
Sesampainya di area parkiran, Ano memberikan helm pada gadis itu. Ia melihat wajah gadis itu yang masih sedikit pucat, dan sepertinya gadis itu juga sedang memikirkan sesuatu.
"Sini, aku pasangin" ia membantu gadis itu memasang helm dan mengaitkannya hingga terpasang.
"Masih pusing?" tanyanya lagi.
Gadis itu menggelengkan kepalanya
"Udah baikan kok. Tapi aku masih bingung sama cincin ini" Gadis itu menatap cincin yang melingkar pada jari manisnya."Kalau kamu ga nyaman, mending dilepas aja"
"Sayang, soalnya cincinnya cantik"
"Oh, jadi lebih sayang ke cincinnya?" Awalnya gadis itu merasa sedikit bingung atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Ano, namun akhirnya ia mengerti. "Bu.. bukan gitu, mak--"
"Udah, santai aja kali. Aku cuma bercanda. Yok naik" setelah itu, Dira menaiki motor sport milik Ano. Kemudian mereka melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Dira.
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka pun sampainya di depan rumah Dira.
"Tas kamu berat juga ya" Ano berkata dengan sedikit terkekeh.
"Maaf, udah ngerepotin kamu. Sini biar aku bawa"
"Ngga, ga pa-pa. Biar aku aja. Aku boleh masuk ke rumah kamu nih kan?"
"Boleh, yok masuk"
Kedua insan itu pun memasuki rumah. kemudian Ano meletakkan tas milik Dira di atas sofa, lalu ia duduk dan meregangkan otot-ototnya. Saat Ano tengah bersandar dan memejamkan matanya, tiba-tiba tantenya Dira datang ke arah lelaki itu.
"Eh, ini siapa ya?"
Spontan, Mendengar itu Ano langsung membuka kedua matanya. ia merasa sedikit canggung dengan perempuan di depannya ini. Ia pun memperkenalkan dirinya sambil berjabat tangan.
"Saya Devano tante"
Wanita bernama Miar itu, menyambut jabatan tangan Ano dengan seulas senyum. "Temannya Dira ya?"
"Iya tante"
Gadis itu datang ke arah mereka dengan membawa segelas teh hangat di atas nampan.
"Eh, kamu jangan banyak gerak dulu" larang Ano, kemudian ia segera mengambil nampan yang dibawa oleh Dira.
"Ga pa-pa kok, aku baik-baik aja"
"Ya tapi jangan banyak gerak. Kamu duduk aja" ia menarik gadis itu untuk duduk disampingnya.
Miar mengerjap-ngerjapkan matanya melihat Dira dan Ano, bagaimana bisa mereka seakrab ini?
"Kalian kok bisa bareng ya?"
Ano melirik ke arah Dira, berharap Dira yang akan menjawab pertanyaan dari tantenya. Namun, sepertinya gadis itu sengaja untuk diam agar Ano yang menjawab pertanyaan dari tantenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Rasa [END]
Ficção AdolescenteApakah salah jika aku bukan gadis yang cantik? Apakah di dunia ini yang diutamakan hanya mereka yang berparas cantik dan good looking? Sementara yang jelek? Menjadi bawahan dari mereka yang berparas cantik. Yang jelek akan dihina, dibuli dan diterta...