BUGHHH....
Orang itu meninju wajah Galih dengan kuat. Bahkan banyak orang tua murid yang meringis saat melihat seorang siswa memukul orang tua murid di lembaga pendidikan.
"Ih.. panggil guru nak..." ujar salah seorang orang tua murid.
"Itu kenapa?! Kok tega amat"
"Gurunya mana?!"
"Ya ampun!!! Tolong itu dileraii"
Siswa itu adalah Ano. Ano memukuli wajah Galih dengan kuat di depan banyak orang. Galih tidak dapat melawan, ia tidak berdaya.
Sementara Jakson sedari tadi melerai Ano yang tengah memukuli ayahnya namun gagal. Kekuatan Ano saat ini berada di tingkat tertinggi, apalagi saat ini ia sedang marah besar.
"LO ITU BAPAK GA GUNA! LO NINGGALIN ANAK LO SAMA ISTRI LO DEMI SELINGKUHAN MURAHAN LO! LO TAU GIMANA NASIB ANAK LO?! HA?! GUA TERLANTAR!
GUA GA DAPAT KASIH SAYANG! GUA CUMA DIASUH SAMA PEMBANTU! PADAHAL GUA MASIH PUNYA BAPAK! TAPI BAPAK GUA GA TAU DIUNTUNG! DIA KAWIN SAMA ORANG LAIN! BAHKAN DI SAAT ISTRINYA LAGI SEKARAT, DIA PERGI NINGGALIN ISTRI SAMA ANAKNYA! KENAPA LO GA MATI AJA HAA!!? ATAU LO BELUM PUAS LIHAT GUA MENDERITA! IYA?!!"Ya! Anak mana yang tidak marah jika melihat ayahnya yang sudah menelantarkannya dan ibunya serta dengan kejamnya memilih menikah lagi dengan selingkuhannya?
Ano adalah anak itu, ia tak salah jika meluapkan emosi yang selama ini tak dapat dilampiaskan. Ayah yang selama ini ia benci, dan juga ia rindukan.
Setelah mendengar itu, Jakson berhenti melerai Ano yang tengah memukuli ayahnya. Jantungnya terasa seperti berhenti berdetak, apa benar yang Ano katakan barusan? Sementara Ano tidak henti-hentinya memukuli Galih bahkan sampai bibir Galih pecah dan mengeluarkan darah.
"LO GA TAU GIMANA RASANYA DITELANTARIN SAMA AYAHNYA SENDIRI?! LO TAU? GUA SENDIRI! GUA BESAR TANPA DAPAT KASIH SAYANG SEORANG AYAH!
BAHKAN WAKTU GUA KECIL, DISAAT HUJAN..GUA GA ADA YANG JEMPUT! AKHIRNYA GUA JALAN SENDIRI DAN HAMPIR AJA KETABRAK SAMA MOBIL KARENA GUA GA TAU CARANYA NYEBRANG! LO GA TAU GIMANA RASANYA TAKUT KARENA PETIR! KARENA LO MANUSIA BIADAB YANG PERNAH GUA TEMUIN"BUGGHH!!
Melihat ayahnya tengah dipukuli, Dira langsung berdiri di depan Ano saat Ano hendak melayangkan tinjuannya pada Galih. Bahkan karena ulahnya itu, hampir saja kepala Dira terkena tinjuan keras dari Ano. "ANO STOPP!!! DIA PAPA KU! JANGAN PUKULIN DIA! KALAU KAMU ADA MASALAH! ATAU KAMU BENCI SAMA DIA, KAMU PUKUL AJA AKU! TAPI JANGAN PAPA!"
Ano melepas cekalannya pada kerah baju Galih. Dia menatap Dira dengan sangat rasa tidak percaya.
Bagaimana bisa Dira adalah anak dari Galih? Sementara Ano juga putra dari Galih? Berarti Dira adalah anak dari selingkuhan Galih, yang ia lihat saat ia masih kecil.
Ingatan Ano kembali memuncak, ia ingat saat Galih datang dengan seorang wanita dan seorang anak perempuan seusianya.
Ia kira bahwa anak perempuan itu adalah temanny yang dibawa oleh ayahnya, ternyata anak perempuan itu adalah Anak dari selingkuhan Galih.
Dan sejak itu, Ano tidak lagi mendapat kasih sayang yang lengkap. Sejak itu, keluarganya hancur sehancur hancunya.
Emosi sudah menyebar ke seluruh tubuh Ano. Ia tidak lagi dapat menggunakan akal sehatnya untuk berpikir, ia tidak lagi memandang gadis di depannya ini sebagai gadis yang ia cinta. Yang ia tahu, bahwa gadis ini adalah orang yang merusak keluarganya. Dan sudah waktunya untuk membalaskan dendamnya dan dendam ibunya.
Dari rahang pria itu, terlihat jelas dari urat wajahnya bahwa ia tengah menggeram akibat tengah emosi. Tangannya mengepal bahkan ingin sekali meninju gadis di depannya itu. Karena sudah kalut emosi ia meninju dinding yang ada di sekitarnya. Ternyata, akal sehatnya masih bekerja. Ia masih punya hati, dan ia tidak tega untuk memukul seorang perempuan.
"Lo tau?! Papa lo itu papa gua juga! Papa lo itu adalah penyebab kenapa mama gua meninggal! Apa yang lo banggain dari papa lo itu adalah hal yang paling gua benci!"
Dira membelalak saat mendengar perkataan Ano, "A..apa kamu bilang?"
"Gua benci udah kenal sama lo! Gua nyesel udah nolongin lo! Gua benci sama kenyataan, kalau gua cinta sama lo! Karena kehadiran lo! Keluarga gua hancur!"
"A..aku ga ngerti sama apa yang kamu bilang?"
"LO ITU ANAK JALANG YANG UDAH NGERUSAK KELUARGA ORANG! LO SAMA IBU LO ITU SAMA-SAMA MURAHAN! LO LAHIR CUMA BUAT NGERUSAKIN KEBAHAGIAAN ORANG! SEHARUSNYA GUA BIARIN LO DIBULI! SEHARUSNYA DARI AWAL GUA TAU! KALAU LO ITU HANYA ANAK JALANG YANG NGERUSAK KEBAHAGIAAN ORANG! PANTASAN AJA ORANG BANYAK YANG BENCI SAMA LO! LO ITU PERUSAK KELUARGA ORANG!"
PLAKKK!!!
Dira menampar Ano dengan keras. Ia tidak menyangka bahwa Ano akan berkata sekasar itu padanya.
"Kamu bisa ngomong kasar ke aku! Kamu bisa hina aku sepuas hati kamu! Tapi jangan sama mamaku! Dia ga salah! Bahkan aku ga ngerti sama apa yang kamu bilang! Kamu bilang aku perusak kebahagiaan keluarga orang? Bagaimana bisa aku ngerusak kebagaiaan orang kalau aku sendiri ga bahagia?! Bahkan aku sendiri ga ngerti sama apa yang kamu bicarakan! Bahkan aku kenal sama kamu sejak kamu nolongin aku, kamu pikir aku bahagia? Bahkan aku ga pernah dapat kasih sayang seorang ayah!"
"Heh! Gua tau, lo itu pandai bersandiwara! Sama kayak ibu lo! Lo pura-pura ga tau supaya lo ga disalahin kan? Cerdik banget lo ya! Panteslah, orang kelicikan bokap lo nular sama lo! Licik, picik dan kotor!"
Akibat keributan itu, mereka dikerumuni oleh banyak orang, selaku guruk BK pak Juned langsung ke TKP (tempat kejadian perkara) saat mengetahui ada keributan.
"Ano! Sekarang kamu masuk keruangan saya!" Pak Juned datang beserta dua orang satpam sekolah."Kalau gua ga mau gimana?!" Tantang Ano. Ia sudah tak lagi menghargai orang lain. Tua, muda, baginya sama saja.
"Kurang ajar kamu! Dimana pikiran kamu? Dia orang tua dan kamu memukuli beliau sampai babak belur?"
"Dia emang orang tua. Tapi orang tua yang ga guna! Dia sudah menelantarkan anaknya sendiri demi selingkuhannya dan anaknya yang picik!" Ano melirik Dira dengan tatapan bencinya.
"Sekarang masuk keruangan saya!" Titah pak Juned tegas.
"Lo berani nyuruh gua?!"
"KAMU DI DROP OUT DARI SEKOLAH!"
Hening. Tak lama setelah itu Ano terkekeh, "heh! Oke! Saya pergi!" Dengan santai, Ano pergi melenggang meninggalkan kerumunan yang sedari tadi menyaksikan pertengkaran mereka.
Jakson diam tak bergeming. Ia masih merasa bingung, ia melihat ayahnya yang tengah terbujur di lantai lalu ia melihat Dira. Seorang gadis yang tengah berderai air mata sambil mengusap darah dari wajah ayahnya.
Apa benar ayahnya sekejam yang dikatakan oleh Ano? Dan bagaimana bisa mereka bertiga adalah anak dari Galih?
Lalu, Pak Juned menyuruh satpam untuk membubarkan kerumunan dan memanggil ambulans untuk membawa galih ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Galih langsung dibawa ke ruang UGD. Jakson masih belum bisa mengatakan sepatah kata, bibirnya terasa kaku dan pikirannya seperti berhenti bekerja. Ia melihat Dira duduk di ujung deret kursi ruang tunggu sambil menelungkupkan wajahnya dengan tangannya. Ia dapat menebak, bahwa Dira pasti tengah menangis. Terlihat dari punggung dan pundak gadis itu dan suaranya hisakan tangisnya.
Lalu Jakson mendekati Dira dan duduk di sampingnya.
"Gua masih berpikir bahwa ini adalah mimpi. Apa kita kembar tiga?""Ini semua salahku hiks.. Seharusnya kenapa aku dilahirkan? Kalau semuanya jadi serumit ini. Karena aku ini hiks..cuma orang yang merebut kebahagian orang lain"
Jakson memeluk gadis itu dan mengusap pundaknya untuk membantu meredakan tangis gadis itu. "Hanya karena Ano ngomong gitu, bukan berarti lo orang yang ngerebut kebahagiaan orang. Bahkan menurut gua lo itu adalah orang yang menciptakan kebahagiaan, gua bisa lihat dari senyum lo bahwa lo itu orang yang tulus. Dan apa yang dibilang oleh Ano itu ngga benar''
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Rasa [END]
Fiksi RemajaApakah salah jika aku bukan gadis yang cantik? Apakah di dunia ini yang diutamakan hanya mereka yang berparas cantik dan good looking? Sementara yang jelek? Menjadi bawahan dari mereka yang berparas cantik. Yang jelek akan dihina, dibuli dan diterta...