43 | Siapa pendonor hati?

786 61 15
                                    

Hati itu cuma satu, tapi punya fungsi yang penting. Susah untuk didapatkan tapi mudah untuk dirusakkan.
-----

"Ano... hikss.. maafin tante, saat ini tante belum bisa cari donor hati untuk kamu hiks.. tante ga mau kamu bernasib sama kayak mama kamu.. hikss... maafin tante.. hikss.." Mirda melirih disela tangisannya.

Dira, segera menghampiri wanita yang tengah menangis tersedu-sedu itu. Ia mendengar semua apa yang dikatakan oleh Mirda, perasaannya menjadi kalut saat mengetahui keadaan yang sebenarnya.

"Tante.. tante yang sabar ya, Ano pasti bakal sehat. Kita sama-sama nyari donor hati untuk Ano" Gadis itu memeluk Mirda dengan dekapan kasih.

Tiba-tiba tangisan Mirda berhenti, ia menyekal pelukan Dira. Sontak, gadis itu terkejut saat Mirda tiba-tiba melepas pelukan mereka.

"Itu semua karena kamu!! Kamu dan ibu kamu itu sama saja! Kamu sama ibu kamu yang buat Ano dan ibunya menderita! Kamu pasti senang kan lihat keponakan saya itu terbaring sakit-sakitan? Puas kamu kan?!"

Dira tidak menyangka bahwa Mirda akan berkata begitu, rasanya lidahnya kelu untuk menyangkal semua perkataan Mirda.

"Tante-- bu.. bukan bukan begitu.."

"KAMU CUMA SIAL UNTUK KELUARGA SAYA! PERGI KAMU! JANGAN KAMU CAMPURI URUSAN KELUARGA SAYA LAGI! PERGII" Mirda berteriak sambil menunjuk-nunjuk Dira dengan sarkas.

Jerry berusaha menahan Mirda agar wanita itu tidak berbuat anarkis, sedangkan Mirda masih berteriak sambil menunjuk gadis itu bak seorang penjahat kelas kakap.

"PERGI KAMU!! DASAR SIALAN! KAMU SAMA IBU KAMU SAMA-SAMA GA GUNA! PERUSAK KEBAHAGIAAN ORANG!"

Jantungnya terasa berhenti berdetak, ia terpaku tak bergeming mendapati perlakuan Mirda padanya. Air matanya kembali jatuh, tanpa diundang.

Dengan berat hati, ia pergi menjauhi Mirda. Karena itu lah yang diinginkan oleh Mirda.

Ia berjalan dengan langkah yang berat, derai air matanya mengiringi langkah kecilnya. Hatinya pilu saat mendengar perkataan Mirda.

"Memangnya apa yang diperbuat sama mama? Mama itu orang baik! Kenapa mereka ngomong kayak gitu?" Gadis itu berlirih disela tangisannya sambil terus berjalan menyusuri rumah sakit.

Bau obat-obatan menyeruak di hidungnya, ia melihat ada deretan kursi yang kosong.

Tanpa perintah, ia langsung mendudukkan tubuhnya dikursi itu. Hatinya masih kacau, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Didalam sana, ia menangis untuk meluapkan semua.

Aku hanya gadis yang malang

Yang hanya akan jadi kesialan bagi banyak orang.

Kalimat itu selalu berputar di pikirannya, sial sial dan sial.

Apakah aku harus mati?

Saat ia tengah menelungkupkan relung wajahnya di telapak tangan. Ia dapat merasakan kehadiran seseorang disampingnya. Oh ralat, sepertinya dua orang.

"Abang.. nanti buatin salad buah yah, aku pengen makan salad buah"

"Iyaa.. nanti abang buatin, yang penting Ciko sehat. Itu yang terpenting"

Gadis itu dapat mendengar suara mereka, namun ia menghiraukannya. Tiba-tiba, ia merasakan ada seseorang yang menyentuh pundaknya.

"Kak, kakak kenapa?"

Sontak, Dira langsung menegakkan kepalanya dan langsung menyeka air mata yang jatuh di pipinya.

"Kak Dira?"

Penghujung Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang