Aku telah melihat ratusan bahkan ribuan senja, tapi tidak ada yang lebih indah dari kamu. Memelukmu sebagai senja sederhana
-------
Setelah pulang sekolah, Dira berjalan menuju kelas Jerry untuk melaksanakan rencana konyol lelaki itu. Sekitar beberapa menit ia duduk di koridor kelas Jerry, untuk menunggu Jerry keluar dari kelasnya.
Dan akhirnya, Jerry pun keluar dari kelasnya dan mengajak Dira ke parkiran untuk menaiki motornya. Di perjalanan menuju rumah Ano, Dira bertanya terkait rencana Jerry.
"Emangnya kamu mau ngapain? Nanti ujung-ujungnya juga diusir sama satpamnya"
"Lo tenang aja, gua udah sering nyelundup ke rumahnya"
Setelah beberapa menit, mereka pun sampai di depan gerbang rumah Ano yang besar. Jerry mematikan motornya, ia turun dan melepas helmnya.
Jerry berbisik pada Dira, agar satpam dari rumah Ano tidak menyadari kedatangan mereka.
"Kita masuk dari samping. Nanti kita naik pakai tangga ke balkonnya terus masuk ke kamarnya Ano"
"Tapi aku ga bisa manjat Jer.."
"Udah.. lo tenang aja, serahin sama gua"
Lalu, dengan mengendap-ngendap mereka berjalan ke samping rumah Ano. Dan ternyata, di samping rumah Ano sudah tersedia sebuah tangga yang terbuat dari kayu. Jerry menengakkan tangga tersebut, lalu ia menyuruh Dira untuk naik terlebih dahulu.
"Nah, lo naik duluan"
"Kok aku?"
"Biar nanti gua nyusul"
"Awas ya, kamu ngintip"
"Iyaa.. gua nutup mata nanti. Lo naik ke atas terus loncat aja ke balkonnya, pintu di balkonnya kebuka kok. Dia ga pernah nutup pintu itu soalnya. Ntar tungguin gua di sana"
Dengan sedikit rasa ragu, Dira menaiki tangga tersebut. Ia menginjak satu demi satu anak tangga dengan penuh hati-hati.
Setelah tiba di balkon, ia melihat pintu balkon itu terbuka. Lalu ia masuk dan tiba di kamar milik Ano. Ia melihat ke bawah, dan memberi kode pada Jerry.
Jerry mengerti akan kode tersebut. Lalu ia naik ke atas dengan cepat. Setelah ia tiba di kamar Ano ia mengajak Dira untuk masuk dan mencari Ano.
Mereka menyusuri kamar milik Ano, mulai dari kamar mandi, bawah tempat tidur dan lainnya tapi tidak menemukan Ano disana.
"Kok dia ga ada ya?" Jerry bergumam sambil mengusap dagunya.
Dira berjalan ke arah kasur milik Ano, ia menghirup dalam aroma maskulin khas lelaki itu yang menyeruak di kamarnya.
Ia merindukan pria itu. Ia merindukan tawanya, senyumnya, amarahnya dan ia juga merindukan gombalan recehnya. Matanya berkaca-kaca saat mengingat tiap kejadian yang ia lalui bersama lelaki galak itu.
"Lo nangis Dir?"
Dengan segera Dira mengusap beberapa air matanya yang sudah jatuh membasahi pipinya.
"Lo khawatir ya? Atau.. rindu?"
"Padahal kita udah di rumahnya, tapi kita ga nemuin dia" ujarnya lesuh. Jujur, ia khawatir. Walaupun lelaki itu jago berkelahi tetap saja ia khawatir.
"Coba kita telusuri aja dulu rumahnya. Kan ini masih kamarnya" Usul Jerry untuk menenangkan gadis itu.
Jerry mengajak Dira untuk mencari laki-laki itu di sekeliling rumahnya. Mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, kolam renang sampai dapur pun mereka telusuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Rasa [END]
Ficção AdolescenteApakah salah jika aku bukan gadis yang cantik? Apakah di dunia ini yang diutamakan hanya mereka yang berparas cantik dan good looking? Sementara yang jelek? Menjadi bawahan dari mereka yang berparas cantik. Yang jelek akan dihina, dibuli dan diterta...