Laki laki yang baik, tidak akan memandang fisik pasangannya. Apalagi membandingkan wajahmu dengan wajah milik orang lain. Karena dia punya caranya sendiri untuk mencintaimu.
-----------
Karena terlalu lama menunggu Dira, Ano sampai ketiduran di ruang tunggu. Saat ini ia tengah tertidur pulas di atas sofa dengan posisi duduk dan tangan kanan yang sedang menggenggam smartphone. Karena terlalu lelap dalam tidurnya, Ano tidak menyadari bahwa Dira tengah berdiri di hadapannya.
"Ano.. Ano.." gadis itu membangunkan Ano dengan memanggil namanya. Namun, lelaki itu tidak kunjung bangun. Karena Ano tak kunjung bangun, Dira sedikit menguncang bahu Ano sambil memanggil namanya.
"Ano.."
"Enghhh..." lelaki itu melenguh saat ia terbangun. Kemudian ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
Saat kesadarannya sudah terkumpul, ia sedikit mendongak untuk melihat Dira yang tengah berdiri di hadapannya saat ini. Saat melihat Dira, ia sedikit terkejut.
Bahkan ia sampai tak berkedip memandang gadis yang tengah berdiri di hadapannya saat ini.
Gadis itu tampak manis dengan rambut lurus nan lembut yang tergerai, wajah cerah serta bibir yang berwarna pink nude. Walaupun bibirnya sedikit tebal, namun menjadi kelihatan lebih seksi dengan warna pink natural.
"Ano.." Dira melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Ano.
"Lo Dira?"
"I--iya emang kenapa? Ada yang aneh?"
Lelaki itu hanya menatap Dira tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Kenapa?" Gadis itu bertanya dengan polosnya.
Bahkan sangking polosnya, ia tidak menyadari bahwa Ano tengah terpukau dan terpesona dengan tampilannya saat ini. Sangat berbeda dengan penampilannya sebelum treatment.
"Eng... enggak" lelaki itu berusaha untuk menutupi bahwa ia tengah terpukau. Kemudian lelaki itu berdiri dan mengambil tas nya.
"Yuk pulang" Ano mengajak Dira sambil menarik tangan gadis itu.
Sesampainya di parkiran, Ano mengambil motornya dan memakai helmnya. Saat Ano sedang memakai helm nya, Dira tersenyum padanya.
"Ano. Makasih ya, untuk semuanya. Kamu udah nolongin aku, bantu aku. Mungkin..."
"Shutt...." Ano meletakkan telunjuknya di bibir Dira
"Sesama manusia harus saling tolong menolong. Jadi ga usah terlalu banyak makasih sama Gua. Makasihnya sama Tuhan bukan sama gua. Besok atau mungkin selama seminggu ini kita bakal kesini lagi buat beberapa treatment, dan buat audisi modeling lo. Kita bakal ke sanggar. Buat lo latihan. Oke?"
"Tapi--" gadis itu merasa tidak enak akan kebaikan Ano.
"Ga ada tapi tapi-an. Sekarang Gua bakal ngejagain lo. Dan bakal bantuin lo. Tapi ada syarat," sahut Ano
"Apa?"
"Lo harus ngajarin gua kimia sama matematika. Minggu depan Gua bakal ulangan susulan. Kalau susulan kan gua kagak bakal dapet contekan, soalnya ujiannya di ruang Guru. Setuju?"
"Setuju" ujar Dira antusias.
"Jadi karena sekarang masih jam 3 sore, kita langsung belajar di rumah Gua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Rasa [END]
Novela JuvenilApakah salah jika aku bukan gadis yang cantik? Apakah di dunia ini yang diutamakan hanya mereka yang berparas cantik dan good looking? Sementara yang jelek? Menjadi bawahan dari mereka yang berparas cantik. Yang jelek akan dihina, dibuli dan diterta...