10 | Devano Azhoerie

1.5K 109 2
                                    

Saat aku berserah pada Yang Maha Kuasa, aku mendapat bantuan dari Nya yaitu Hadirnya dirimu.

---

Saat ini, Dira hendak menuju ke perpustakaan untuk mengambil beberapa buku yang ia butuhkan. Saat gadis itu berjalan terlihat seseorang mengejarnya dari belakang,

"Dira!" Gadis itu menoleh saat mendengar namanya dipanggil.

Rico berjalan mendekati Dira, gadis itu tampak ketakutan terlebih ia terlihat menundukkan kepalanya.

"Lo tahukan? Tiga hari yang lalu, Ano dan teman-temannya tawuran sama anak sekolah lain di simpang jalan kan?--"

Ia teringat, itu adalah kejadian saat ia ditodongkan pisau oleh musuhnya Ano karena ia mengenakan baju seragam milik Ano. Dan saat itu, Ano mengatakan bahwa ia adalah pacarnya.

"---- Mereka tawuran bahkan sampai pakai pisau. Padahal Ano udah dapat surat peringatan ketiga, kalau dia tawuran lagi maka dia akan mendapat surat peringatan keempat dan artinya dia akan di drop out dari sekolah. Lo tahu itu kan?"

Gadis itu mengangguk, entah apa maksud perkataan Rico ia yakin ini pasti ada niat buruk.

"Lo mau kalau gua aduin perkara ini? Ah! Lo pasti mau bilang 'emang kamu ada bukti?' Iya kan? ---- Kalau lo bertanya kayak gitu, gua akan jawab.. Ya! Gua punya vidionya. Gua ada di situ, dan semua gua vidioin. Lo mau lihat?"

Ia mendongakkan kepalanya dan menatap Rico dengan nyalang, "Apa maksud kamu?"

"Senin lo ulangan fisika kan? Emang sih, kita ga sekelas. Tapi pasti soal ulangan kita sama, soalnya kan guru kita sama. Gua tahu, lo itu pinter urusan fisika----"

"----Gua mau lo catat jawaban ulangan lo di kertas, terus lo kasih ke gua" sambung Rico.

Sungguh! Lelaki di hadapannya ini sangat pintar memanfaatkan orang. Terlebih orang-orang lemah yang tak berani melawan.

"Kalau lo kasih jawaban yang salah, gua bakal buat perhitungan ke lo dan ngelakuin hal yang lebih parah dari apa yang pernah gua lakuin ke lo. PAHAM!"

"T--tapi?"

"Kalau lo ga lakuin itu, gua bakal aduin perkara ini ke pak Budi. Lagian kan, Ano udah baik sama lo. Dia juga udah sering nolongin lo, kalau lo punya otak---seharusnya lo balas budi. Coba lo pikir kalau Ano di drop out dari sekolah, siapa yang mau nolongin lo?"

Ia dilema sekarang. Mau berbuat dosa untuk menolong Ano, atau tidak berbuat Dosa tapi Ano akan dikeluarkan dari sekolah.

"---Jadi, lo pikir matang-matang. Oh iya, jawaban lo gua tunggu tepat setelah lo selesai ulangan di belakang sekolah. Kalau lo ga datang, gua bakal aduin sesegera mungkin"

Ia menunjukkan smirk nya yang menjijikkan. Lalu mengedipkan sebelah matanya,
"Btw, lo makin cantik" lalu ia pergi meninggalkan Dira.

Apa yang harus ku lakukan?

-----

Bel pulang sekolah berbunyi dengan keras, siswa-siswi di SMA tersebut keluar dari kelas dan bergegas menuju rumahnya masing-masing. Baru saja Dira keluar dari pintu kelas, tiba-tiba ia menabrak seseorang di depannya.

Wajahnya menabrak dada bidang seorang lelaki yang tingginya berada di atas dira.

Ingin rasanya Dira mendonggakkan kepalanya, namun rasa takut dalam jiwanya lebih besar daripada rasa ingin tahunya.

Penghujung Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang