2.5

60 5 0
                                    


Budayakan vote sebelum membaca!!

setelah menghilang beberapa bulan dari wattpad akhirnya come back whehehe. HAPPY READING. E

Feyza mengenakan casual dress selutut berwarna maroon dan mengenakan jaket jeans agar tubuhnya tidak tersentuh angin malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Feyza mengenakan casual dress selutut berwarna maroon dan mengenakan jaket jeans agar tubuhnya tidak tersentuh angin malam. Rambutnya ia sisir berkali-kali memastikan agar tidak sehelai pun yang kusut kemudian di wajahnya ia tambahkan sedikit polesan di area bibir dan eyeshadow di matanya."Duh, cantiknya gadis mama ini." Ucap Lastri seraya mengelus lembut rambut Fey. Feyza tersenyum malu. Feyza meminta izin kepada lastri untuk pergi menemui Arga. "Naik apa kamu kesana?" ucap lastri. "kayaknya naik taksi aja deh ma." "Yaudah, hati-hati ya, papa belum pulang, sih! kalau udah sih mama minta dia buat anterin kamu." "Gapapa ma," "yauda, hati-hati ya! mama liatin dari gerbang," Fey pun berjalan sendiri ke depan perumahan. Gadis itu makin menjauhi rumahnya.

Lastri pun makin tak terjangkau dari radar penglihatannya. Dua laki-laki dengan mobil hitam berhenti di sampingnya, "Mau kemana malem-malem gini, cantik?" Bibir Fey pucat walau tertutupi pewarna bibir yang terbalut di bibirnya. Fey jalan secepat yang dia bisa.

Walau mobil yang ada di belakangnya berhasil menyusulnya, "Hey, kok jalan sendiri? mending ikut abang yuk!" Dua pemuda dalam mobil itu makin menjadi-jadi pandangan matanya melirik Feyza dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ketakutan gadis itu makin menjadi-jadi.

Apalagi salah seorang laki-laki itu keluar dari mobil sembari menyentuh lengan Feyza, "Ayo dong cantik"

"diem ya lo!" Ucap Feyza Tapi laki-laki itu tetap mengikuti Feyza, "FEYZA!" Ramzi mengebutkan motornya menghampiri Feyza dan tanpa aba-aba Langsung menonjok muka laki-laki di samping, "BANGSAT!" Teriak Ramzi menonjok pelipis dan perut laki-laki itu.

Korban pukulan Ramzi pun membalas kembali memusatkan tonjokannya di rahang Ramzi. Feyza memelotot ketika melihat laki-laki yang ada di dalam mobil menyodorkan Pisau dan mencoba menusuk Ramzi, "RAMZI!" dengan cepat tanggap ramzi langsung menghalau serangan sampai pisau itu jatuh ke aspal. Dan kedua laki-laki itupun sudah terkapar tak berdaya. "Fey, ayo!" Ajak Ramzi menyuruh Fey menaiki motornya. Fey masih terkejut dan membeku di tempat, "ayo!" Ramzi pun menarik tangan Fey.

Selama di perjalanan Fey masih bengong sampai Ramzi berbicara dua oktaf lebih keras, "woy! Cafe nya dimana Feyza???" "Eh? Apa zi?" "lo mau janjian dimana sama Arga?" "Tierra cafe, zi...." Ucapnya. "Oh, disitu. Okay deh. Bodo banget tuh cowok bukannya jemput lo anjir!" Fey hanya bisa tersenyum miris.

"Permisi, Semuanya sudah disediakan, ya. Candle dan juga bunga mawar sudah saya siapkan di atas meja." Semua yang Arga pesan sudah tersedia. Dinner ala-ala hasil uang tabungannya bisa untuk me-reservasi cafe untuk minta maaf kepada Feyza. Ini akan menjadi cinta monyet paling berkesan pikir Arga. "Makasih, mba." jantung Arga berdegup dua kali lebih cepat. Beberapa kali Arga menoleh ke Arah jendela melihat lampu kota yang seperti kunang-kunang yang menghiasi gelapnya malam.

Jakarta tidak seburuk itu ternyata.di balik kemacetan, polusi, dan hal buruk yang selalu dikeluhkan ternyata ada hal kecil yang harus disyukuri. Orang-orang selalu melihat hal buruk terhadap sesuatu.
Sekalipun banyaknya kebaikan yang didapat akan terkalahkan oleh secuil kesalahan. Arga membuka hp dan menutupnya kembali. Hal bodoh yang laki-laki itu lakukan ketika dirinya nervous tak karuan. Gerakan berulang tersebut akhirnya berhenti sebab nama Angga tertera di layar handphonenya, "Halo, bang?" Arga yang mendengar pernyataan dari kakaknya pun langsung bergegas secepat mungkin

. Matanya mulai memanas dan mukanya mulai memerah kali ini. Cepat-cepat Arga menaiki motor merahnya dan menuju rumah sakit. Semua tentang Feyza dan rencana permohonan maaf ia gagalkan secara tidak sengaja.

----

Akhirnya Fey sampai di lokasi yang Arga kirimkan, "Masuk sana," kali ini Feyza tersenyum malu," Hehe, Iya. Makasiiiih,Ramzi." Ramzi tersenyum walau ada perasaan perih yang menggores hatinya. "Ya." "Eh, bentar deh. Coba gue telpon Arga dulu." Feyza pun mengambil telpon yang ada di tas kecil hitam miliknya, gadis itu mencari nama Arga dan menelponnya. bibir tipisnya yang tersenyum kian murung, "Nggak diangkat, zi. " "Masuk dulu aja ke dalem. Kali aja ntu orang udah nungguin lo." "Kalau orangnya belum dateng gimana,zi?" "yauda gue tunggu dulu disini, lo masuk aja dulu ke dalem." Feyza pun masuk ke dalam cafe bernuansa lampu remang-remang. Seorang pelayan cafe menghampiri Fey yang celingak-celinguk kebingunan, " permisi, apakah nama mba, mba Feyza?" ucapnya hati-hati. "Iya, saya Feyza" "Baik, Mbanya sudah ditunggu di atas ya. Silahkan." Ucapnya sembari mempersilahkan Fey untuk ke atas. Jantungnya berdegup tak karuan kali ini. Perutnya berasa dipenuhi kupu-kupu. "Eh?" Sebuah meja rapi dengan dua kursi juga dan mawar yang disusun rapi menuliskan kata Sorry berhasil mencuri perhatian Fey.
Tapi mata gadis itu sama sekali tidak menangkap seorang laki-laki yang ia cari. Sekitar sepuluh menit ia duduk di kursi sesekali menelpon nomor Arga. Tapi nihil, Laki-laki di seberang sana tidak menjawab panggilannya. Gadis itu berusaha untuk tetap sabar menunggu. Fey pun menghampiri pelayan yang sedang lalu lalang membawa pesanan dengan nampannya, "Mba, Pesanan tempat yang disitu atas nama siapa, ya?" Ucap feyza sembari menunjuk tempat duduknya. "Bentar ya saya cek dulu," pelayan tersebut membuka sebuah buku dan mencari nomor tempat duduk yang Fey tunjuk, "meja tersebut telah di pesan oleh Arga juliantara." Ucap pelayan tersebut. "Apa sudah kesini orangnya?" Seorangpun menghampiri Fey, "Maaf mba, tadi orang tersebut keluar dari cafe sejak setengah jam lalu dan kayaknya belum kembali." "Oh, makasih mba."

Keadaan sedang mengujinya kali ini. Fey pun berusaha agar butiran air matanya tidak keluar. Fey langsung berjalan cepat keluar dari cafe tersebut. tidak peduli bagaimana meja yang sudah Arga pesan. Tidak peduli apakah Arga menelpon atau bahkan menemuinya setelah ini dan tidak peduli tatapan-tatapan yang menyorotinya sekarang ini. Fey berjalan cepat dan membuat orang-orang disekitarnya kebingunan. Dirinya kaget ketika melihat Ramzi masih duduk di motor sembari memainkan handphonenya.

"Zi!" Ramzi kaget dan menoleh,"lho? kok ngambek gitu, Fey?" "Ayo pulang zi! gue mau pulang!" Tangisan kesal Fey pecah saat itu juga, "Fey,hey! Ada gak orangnya!" Feyza hanya bisa menangis sembari menutup wajahnya, "gak ada zi! dia pulang duluan...." "Sialan! ayo kita pulang Fey!"

to be continued

sorry for late update <3

ini berakhir happy/ sad ending yaa?heuehuhe


Are you excited to read the next part?!

i think it was a short part hfttt

ABOUT A [ MOSTWANTED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang