Bab 5 : Suster Asya atau Malaikat maut?

45 16 3
                                    


Hallo readers!!!
Apa kabar?
semoga baik-baik aja yah, semoga di jauhkan dari virus Covid-19 ini.
Dan yang sakit, semoga cepat sembuh yah.

Selamat membaca 😍

👁👁


Untuk apa kamu hidup? Jika kau akhirnya akan membunuh dirimu sendiri?
Lebih baik kamu
mati saja!

👄

Bab 4⃣ : suster Asya atau malaikat maut?

Oji bergeming. Dia mengembuskan nafas pelan. Dia mendongak, memandang langit di atas yang terlihat mendung. Oji memejamkan mata, merasakan terpaan angin di wajah yang membuatnya tenang. Dia butuh ketenangan. Semua kejadian demi kejadian diluar nalarnya terjadi.

Oji shock. Semua terlihat membingungkan.

Pertama. Dia dikejutkan oleh si setan usil yang melempar pisau dapur kearahnya.

Kedua. Oji tidak bisa melihat hantu itu, tapi hantu itu bisa melihatnya.

Ketiga. Oji tidak bisa menyentuh hantu itu, tapi hantu itu bisa menyentuhnya, bahkan menyakitinya. Selama ini tidak ada hantu yang bisa menyakitinya. Lalu, kenapa hantu usil itu bisa?

Keempat. Si hantu mengaku sebagai Nasima Otori, anak panti yang sama dengannya.

Kelima. Oji tidak bisa mengingat apapun tentang si hantu. Tapi hantu itu bertanya Oji masih mengingatnya? Seolah-olah mereka pernah bersama dulu.

Keenam. Adela Amira Najwa, yang tiba-tiba mengajak Oji ke rumah sakit.

Ketujuh. Wanita paruh baya yang mengakui Oji sebagai anak kandungnya.

Kedelapan. Oji ... Anak Haram?

Kesembilan. Ayah--ralat. Pria berengsek itu meninggal, bahkan sebelum Oji memotong barang berharganya, sangat disayangkan.

Kesepuluh. Najwa bukan saudara se-ibu atau se-ayahnya Oji. Hanya salah satu anak panti asuhan ibunya.

Kesebelas. Najwa ditinggal di kuburan saat bayi.

Kedua belas. Ibunya adalah ibu panti asuhan juga dan juga seorang model.

Ketiga belas. Ibunya menderita kanker otak stadium akhir sejak lama.

Keempat belas. Tidak ada-

"Aku ada di sini kali kak! Ngapa nyariin aku? Kangen, ya?" Nasima tersenyum jahil dan memeluk leher Oji dari belakang, berbisik. Dia tahu apa yang sedang Oji pikirkan saat ini.

Oji mengerjab. Otak dia blong untuk sementara, masih mencoba mencerna sesuatu.

Pelukan ini? Oji merasa sangat tidak asing. Sebenarnya, siapa Nasima Otori di masa lalunya?

"Mau lo apasih? Ngapain sih lo ngikutin gue ke mana pun? Kenapa pingin banget nyiksa gue?" Oji menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencoba mencari keberadaan Nasima yang memeluk lehernya.

"Aku mau apa? Aku mau Kakak jadi pacar aku! Aku mau Kakak balas perasaan aku dulu! Aku mati karena aku nyelamatin Kakak dari kematian lho. Kakak enggak mau ngomong makasih gitu?" Nasima mengeratkan pelukan di leher Oji dan menempelkan pipi kanan ke pipi kiri Oji.

M A T A    B A T I N ( PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang