Bab 22 : Samsur Masih Hidup?

13 5 2
                                    


Hallo readers!

Selamat membaca~~

🖍

Aku ingat'kan sesuatu, bahwa kematian seseorang itu hanya Allah saja yang bisa menentukan.

📋

Bab 2️⃣2️⃣ : Samsur Masih Hidup?

"Najwa? " panggil Oji sambil melirik ke belakangnya.

Jum'at ini, Oji berangkat sekolah bersama Najwa beserta Valen. Najwa memang menginap kemarin dan ikut sekolah di antar oleh Oji. Dia sudah resmi pindah sekarang.

Oji juga sudah mendaftarkan Valen ke sekolahnya beberapa hari lalu, gurupun mau menerimanya. Valen sudah bisa masuk sekolah sekarang. Dia khawatir, jika Valen sendirian di rumah. Maka Nasima akan melenyapkan dirinya.

Merasa namanya di panggil. Najwa menoleh ke samping kirinya. Dia saat ini berada di ruang tamu sedang memeriksa isi tasnya. Takut ada yang ketinggalan. Soal ulangan susulan, dia tidak akan melakukan hal itu. Dia 'kan sudah pindah sekolah, untuk apa ikut ulangan susulan?

"Iya kak bentar lagi! " teriak Najwa sambil membereskan letak buku-bukunya yang berantakan.

Oji melipat lengan di depan dadanya. Kemudian dia berbalik badan. Dia kini sudah berada di teras dengan seragam lengkap.

"Valen? " panggil Oji ketika melihat Valen yang sedang berdiam diri di ambang pintu rumah.

Valen mendongak. Dia kemudian mengangguk dan menghampiri Oji. Dia juga menggunakan seragam lengkap. Oji sudah membelikan semua keperluan sekolahnya Valen beberapa hari lalu.

Oji mengerutkan dahinya. Mengapa Valen begitu kikuk? Dan mengapa dia melamun?

"Lo kenapa Val? " tanya Oji sambil menatap Valen lekat.

Valen mendongak. Dia menatap Oji dengan satu matanya yang layu. Dia menunjuk perban yang membalut mata kirinya. Sebagai isyarat bahwa itu lah masalahnya.

Oji mengangguk paham. Dia kemudian tersenyum manis. Lalu mengangkat tangan kanannya. Di usapnya lembut puncak kepala Valen.

"Gak papa! Gak akan ada yang bully lo! Gue janji buat cari donor mata buat lo " ucap Oji dengan keyakinan penuh. Dia akan selalu ada di sisinya.

Valen memejamkan mata sejenak. Dia meresapi usapan demi usapan dari Oji. Sangat menenangkan baginya. Dia membuka matanya, kemudian menunjuk mulutnya. Bibirnya komat-kamit mengucapkan sesuatu.

"Gue enggak bisa ngomong! " ucap Valen tanpa suara.

Oji mengerjab dua kali. Dia menarik tangannya, kemudian merogoh saku celana pramukanya.

"Lo nyatet aja di sini kalo mau ngobrol sama mereka! " ujar Oji sembari menyerahkan buku note itu yang dia ambil dari saku celananya. Tak lupa juga, menyertakan pulpen.

Valen tersenyum senang. Dia mengambil benda-benda itu dari tangan Oji dan mulai menggunakannya. Dia mendongak dan membalik buku note itu agar memperlihatkan tulisannya. Di hadapkannya tulisan itu di depan wajah Oji.

M A T A    B A T I N ( PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang