Bab 3 : Adela Amira Najwa?

54 16 2
                                    


Hallo readers...
How are you?
Semoga selalu sehat yah. Semoga di jauhkan dari virus Covid-19 ini. Yang mengalami, semoga cepat sembuh yah.

Selamat membaca! 🤗❤

🍃

Kau bukanlah ilusi. Nyata di depan mata dan menatap ku dengan tatapan menuntut. Dirimu siapa?

🍂🍂

Bab 3⃣ : Adela Amira Najwa?

Oji, membuka mata perlahan. Dahinya berkerut katika pening menyerang dan rasa nyeri di bagian belakang kepala. Dia beringsut duduk, melawan segala rasa sakit di sekujur tubuh beserta pening yang menyerang tiada henti. Oji memijit pelipis, berharap peningnya bisa berkurang. Apa yang terjadi semalam? Dia pingsan? Atau tidur?

"Arggh.... " pening yang bukannya hilang malah tambah menyerang kepalannya, ketika mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.

Nasima.

Nasima Otori.

Anak panti asuhan.

Ingat? Nama itu sungguh tidak asing baginya. Tapi... Apa dia dulu pernah mempunyai musuh? Hingga si hantu usil itu berambisi untuk menyakitinya? Seingatnya... dia tidak punya musuh sama sekali. Orang yang tahu tentang kelebihannya, bisa melihat hantu, hanyalah Ibu panti yang mengasuhnya dulu. Kata Ibu panti dulu, Oji tidak boleh memberitahukan kepada siapapun tentang kelebihannya. Nanti orang-orang akan menganggapnya gila dan dijauhi oleh teman-temannya. Tentu Oji tidak mau itu terjadi. Dia berhasil menutup rapat-rapat mulut sampai sekarang.

Umur Oji sekitar 17 tahun sekarang. Masih duduk di bangku kelas 11 ,SMA Sejahtera. Baginya, sekolah adalah tempat terindah. Karena sekolah, membuatnya bisa bercengkrama dengan sesama jenis. Bukan di rumah tua ini yang selalu ditatap bengis oleh setan-setan dan bercengkrama dengan mereka membuat Oji naik darah.

Di sekolah juga tempat kita menimba ilmu. Sesi tanya-jawab ada di sekolah. Guru yang suka bercanda sampai guru yang killer, Oji sangat menikmati masa muda di sekolah SMA Sejahtera ini dengan gembira. Dia memang tidak sempurna jika itu menyangkut materi. Yah, dia akui. MTK saja selalu remidi, nilai tertinggi adalah 55, dia memang kurang suka dengan pembelajaran ini.

IPA adalah pelajaran kesukaannya. Ulangan dia selalu mendapat seratus, nilai paling rendah di Ulangan Harian adalah 90. Memang, jika kita menyukai pelajaran itu, pasti kita bisa menguasainya. Wajah Oji terbilang sempurna membuat semua orang merasa kagum bahkan banyak yang iri. Pernah dia ketiduran di kelas dan ngiler. Tapi itu semua malah membuat fens-nya bertambah banyak. Katanya Oji Sugianda sangat cute ketika bangun tidur. Ternyata ketampanannya membuat mereka semua buta akan perilaku memalukannya di sekolah. Maklum. Orang ganteng kalo mau ngapain aja tetep ganteng kok.

Oji memakai baju hoodie biru laut dengan lengan panjang, sepenuhnya menutupi perban, celana jins hitam, sepatu tali berwarna senada dengan hoodie, dan topi hitam juga masker ia kenakan. Hari ini hari minggu. Di mana semua para sejoli akan nge-date. Dan yang jomblo rebahan di rumah bareng temen atau bermain game  online.

Setiap hari minggu Oji mendatangi kafenya yang selalu ramai ketika hari minggu. Dia memakai masker dan topi untuk menyamar agar dia tidak jadi pusat perhatian para cewek-cewek di jalanan maupun di dalam kafe. Nyari aman plus cepet.

Kini Oji ada di kafe. Kafe ' BOM IS CAFE ' ini miliknya yang dia kelola dari 2 tahun lalu. Awalnya hanya sebagai pembuat kopi keliling saja saat usinya 9 tahun. Dia ingin membantu ibu panti. Bahkan sekarang pun Oji selalu mengirim uang kepada panti asuhan ketika ia sudah mendapat uang dari usahanya.

"Hai?!" Oji mendongak. Seorang gadis berjilbab putih dengan kemeja kotak-kotak dan rok kotak-kotak, hampir seperti daster. "Aku boleh duduk di sini enggak?" tanyanya.

Oji mengerjab berkali-kali. Dia sedang duduk di bangku favoritnya, paling pojok ruangan. Saat Oji ingin berkata tidak, dia mengurungkan niat karena tempat duduk sudah penuh dan hanya tempat duduknya saja yang tersisa. Mau tidak mau, gadis asing itu diperbolehkan untuk duduk bersamanya. "Hmm, " gumam Oji dan menyeruput kopi luwak. 

Si gadis itu duduk di depan Oji dan memanggil pelayan Kafe ini. Setelah memesan dan si pelayan pergi. Si gadis itu menatap cowok di depannya bingung. Kenapa cowok itu menggunakan topi dan masker yang menutupi wajahnya, dan menyisakan matanya saja?

"Kamu artis?" pasti orang yang suka menyembunyikan diri dan menyamar seperti ini artis.

Oji mendongak. Matanya bertubrukan dengan mata coklat madu si cewek jiblab itu. "Bukan, " jawabnya.

"Kenapa kamu nyamar?" si cewek makin penasaran. Selain artis, siapa yang suka menyamar? Maling? Atau psikopat?!

"Gue gak mau aja nyari perhatian dan dianggep PHO sama mereka, " ucap Oji santai sambil mengalihkan pandangan dan menatap kopi luwak saja.

"Ini Mbak, pesanannya. Selamat menikmati..., " ujar si pelayan yang membawa nampan berisi secangkir kopi hitam tanpa gula. Kemudian menaruhnya di depan si cewek dan melenggang pergi.

"Adela Amira Najwa." si cewek menyebut namanya. Tidak  bermaksud mengajak kenalan, hanya saja, dia ingin menyebutnya.

"Oji Sugianda, " Oji mendongak, dia tersenyum di balik masker. Ngajak kenalan Mbak? Kok enggak pake jabat tangan sih? Enggak mau ngerasain mulusnya tangan orang Ganteng!?

"Oji?" Najwa terkejut. Dia berdiri, kemudian pergi ke meja barista dan membayar pesanannya yang belum diminum sama sekali. Lalu melenggang pergi.

Meninggalkan Oji dengan tanda tanya besar di kepala. Apa ada yang salah? Kenapa cewek itu pergi ketika menyebut namanya? Apa cewek itu cenayang yah? Dia tahu bahwa Oji bisa melihat hantu dan pergi karena tidak mau berteman dengannya. Oji menunduk, menatap kopi luwak yang sudah tandas tanpa tersisa, ini yang dia takutkan.

"Ikut aku sekarang." Oji mendongak ketika mendengar suara cewek. Lah? Bukankah tadi si cewek itu pergi ketika menyebut namanya dan dia tidak mau berteman dengannya!? Lalu kenapa sekarang dia malah mengajak Oji pergi?

"Ikut kemana?" Oji menatap lawan bicaranya heran.

"Udah ikut aja. Nanti kamu juga tahu!" Najwa berusaha sabar dan membawa Oji ketempat tujuan dengan selamat.

"Enggak ah. Lo enggak jelas. Kita aja baru kenal tadi, lo udah nyuruh-nyuruh gue ngikut lo aja. Enggak ma-"

"Ibu panti. Penting banget. Kamu harus ke rumah sakit sekarang! Ayok" Najwa mengatakan itu dengan nada sedih dan pilu. Sudah bertahun-tahun Najwa mencari Oji karena ibunya di rumah sakit, ibunya ingin memberi tahu sesutau yang sangat penting kepada Oji.

"Ayok!" tanpa banyak protes lagi Oji langsung ngacir keluar kafe dan masuk ke mobil, diikuti Najwa yang memasuki mobilnya juga. Mobil Najwa memimpin jalan menuju rumah sakit. Oji mengikutinya dari belakang dengan rasa khawatir. Dia tidak tahu kalau Ibu panti itu masuk rumah sakit. Dia sungguh tidak tahu. Tidak ada yang memberitahunya. Ada pertanyaan di kepalanya.

Siapa Adela Amira Najwa?

Mengapa dia tadi sangat sedih ketika mengatakan Ibu panti di rumah sakit?

Dan mengapa Oji mudah percaya begitu saja dengan cewek asing yang baru ia kenal beberapa menit lalu?

Apa yang terjadi sebenarnya?

Adela Amira Najwa, siapa dirimu?
___________________________

Bersambung...

M A T A    B A T I N ( PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang