Hallo readers!
Beberapa bab lagi tamat nih!!Selamat membaca yah!
🍂
Berbagilah selagi mampu! Jangan saat tidak mampu lagi baru berbagi. Sama saja tidak berbagi!
🍃
Bab 2️⃣5️⃣ : Boneka Anabel, harus saling percaya!
Seseorang anak kecil yang berjenis kelamin laki-laki itu sedang duduk di ayunan Taman Kanak-kanak bersama kembarannya.
"Kak! Nasima kemana yah?" salah satu anak kembar itu bertanya kepada kembarannya sambil menunduk.
Kembarannya menoleh ke arahnya kemudian menjawab dengan lirih, "Enggak tau Ja! Kemaren udah di bawa ke rumah sakit. Tapi pas tadi kakak jenguk, malah enggak ada!"
Kembarannya yang di panggil dengan Ja itu meneteskan air matanya. Dia sangat merindukan Nasima. Saat kemarin mereka tidak sempat bermain bersama karena dirinya harus mengikuti lomba bernyanyi.
Melihat kembarannya itu terisak, dia menghampirinya dan memeluk kepala adik kembarannya. "Jangan nangis dong! Kamu itu cowok loh! Gak malu apa?"
Oja mengangguk kuat dalam dekapan sang kakak. Dia kemudian melepaskan pelukan itu dan berdiri.
"Kamu mau kemana?" tanya kakak kembaran Oja dengan mengernyitkan dahinya.
"Mau ke kamar, manggil Nasima!" jawab Oja singkat kemudian berlari ke kamarnya. Dia yakin dengan melakukan hal itu Nasima pasti akan datang padanya.
"Tungguin Ja!" Oji kecil berteriak kemudian menyusul adik kembarnya itu.
Mereka berlari, ketika sampai di depan pintu kamar, mereka langsung membukanya.
Cekreek!!!
Oja berjalan pelan ke arah lemari pakaian. Diikuti Oji di belakangnya. Oja membuka lemari itu kemudian mengambil boneka Anabel yang sudah kusam dan bau. Walaupun Oji bingung dengan boneka itu, dia tetap bungkam dan tidak menanyakannya.
Oja berbalik badan kemudian menutup pintu. Menyisakan sinar cahaya matahari dari jendela untuk menerangi ruangan itu, kemudian duduk di lantai dan menaruh boneka itu di depannya.
Oji juga ikut duduk lesehan di depan boneka itu. "Buat apa bonekanya?" tanyanya sambil menunjuk boneka itu.
Oja menoleh ke kakaknya sekilas kemudian membaringkan boneka itu di lantai. "Buat manggil Nasima lah!" jawabnya dengan nada pelan.
Oji mengerjab berkali-kali. Untuk apa menggunakan boneka? Bukankah dia hanya benda mati?
Oja menaruh telapak tangan kanannya di atas boneka itu kemudian memejamkan mata, mulutnya komat kamit, entah apa yang sedang dia ucapkan Oji tidak tau.
Boneka itu kemudian menggeliat dan mengangkat tangannya kedepan. Sontak membuat Oji terkejut dan menganga. Bagaimana bisa boneka hidup?
Boneka itu beringsut duduk kemudian menoleh ke Oji.
Oji berteriak takut. Dia beranjak dan berlari menuju pintu. Oja masih memejamkan matanya sambil komat-kamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A T A B A T I N ( PROSES REVISI)
De TodoGenre : Hororr Di kelilingi banyak setan itu mengganggu. Tapi tidak menakutkan jika sudah biasa melihat mereka. Asalkan tidak bisa menyakiti Oji Sugianda. Itu bukan masalah besar. Namun diantara banyaknya setan yang tidak bisa menyakiti Oji Sugiand...