Bab 18 : Kematian ibu panti, Menimbulkan Benci!

20 6 0
                                    


Hallo readers!
Selamat membaca!

🍀

Ketika kita berusaha menerima kenyataan. Tapi, tidak bisa! Malah hati kita menolak kenyataan itu.
Lalu bisakah kita cepat-cepat menerima kenyataan itu?
Tentu saja bisa!
Asalkan kita mau.

🌾

Bab 1️⃣8⃣ : Kematian ibu panti, Menimbulkan Benci!

"Anak-anak! Yuhu... " seorang wanita paruh baya dengan daster biru laut dan sanggul di kepalanya itu, sedang memanggil anak-anak panti untuk makan siang.

Anak-anak panti yang sedang asik bermain dan mengobrol itu menoleh ke sumber suara.

"Makan yuk. Udah jam satu! Kalian enggak laper apa?" ibu panti yang bernama Buk Rossa itu tersenyum hangat. Dia memang sosok ibu yang penyayang. Walaupun dia tidak bisa memiliki anak, namun anak-anak yang ada di panti asuhan ini sudah ia anggap anaknya sendiri.

"Ah, males buk! Nanti aja makannya." salah satu anak panti menolak ajakan dari buk Rossa.

"Iya, buk! Nanti aja. Aku belom siap nih, buat rumahnya!" anak panti yang lain ikut memprotes. Dia menyodorkan mainan yang bersusun-susun hampir membentuk segi tiga.

"Aku juga! Masih asik main. Nanti aja makannya buk." yang lainnya juga tidak mau. Semua panti mengangguk, menyetujui ucapannya. Mereka masih tidak rela, jika harus meninggalkan mainan mereka dan makan.

"Kalian ini!" buk Rossa berjalan menghampiri 3 anak panti yang memprotes tidak mau itu. Berjongkok, lalu menyuruh mereka mendekat. "Sini nak!" ucapnya.

Ketiga anak panti yang di perintah itupun menghampiri buk Rossa. Kemudian berdiri di depannya.

Rossa tersenyum sumringah. Lalu menarik satu-satu hidung mereka. Membuat mereka merenggut. Rossa sangat menyukai anak-anak. Karena mereka itu sangat lucu.

"Kalo kalian enggak makan," buk Rossa menunjuk perut mereka satu-satu." nanti cacing kalian kelaperan. Terus cacingnya gigitin lambung sama usus kalian! Nanti kalian sakit. Mau?" lanjutnya.

Mereka memegang perut mereka masing-masing. Membayangkan ada cacing yang menggigiti usus dan lambung mereka. Lalu mereka menatap Rossa sambil menggeleng. Kompak!

"Kalo enggak mau, ayok makan! Biar enggak di gigitin sama cacingnya!" Rossa berdiri dan menarik pergelangan tangan salah satu anak panti itu.

Mereka semua mengangguk dan mengikuti Rossa beserta anak panti itu ke ruang makan. Mereka memang mudah di bujuk.

Tidak banyak jumlahnya, hanya 54 orang anak saja. Usianya beragam, ada yang 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, 9 tahun dan 12 tahun. Kebanyakan anak-anak usia 3 tahun di panti buk Rossa.

***

"Sebelum makan, kita baca do'a dulu yah!" Buk Rossa mengingatkan sambil tersenyum ke arah mereka yang sudah kumpul di tempat makan.

Mereka semua mengangguk dan menunduk. Memanjatkan do'a sesuai dengan agama masing-masing. Mereka duduk lesehan di lantai yang di alasi tikar itu. Agar cukup untuk duduk dan makan. Kursinya tidak bisa menampung 54 orang. Jadi, mereka lebih memilih duduk di lantai itu.

M A T A    B A T I N ( PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang