Bab 16 : HARGAI YANG JOMBLO WOY!

20 7 0
                                    


Hallo readers!
Apa kabar? Semoga baik-baik saja!
Selamat membaca! 😉

🐆

Lo cinta banget sama Do'i?
Tapi ngungkap-innya di tempat yang seharusnya yah!
Jangan di tempat penampungan para jomblo dong!
Panas nih mata sama kuping!
Hargai yang jomblo bro!

🐅

Bab 1️⃣6️⃣ : HARGAI YANG JOMBLO WOY!

"Kita akan ulangan harian hari ini yah!" Seorang guru dengan pakaian formal itu bicara ketika mendaratkan bokongnya di kursi guru.

Dia membuka dompet dan mengambil kaca mata. Ditaruhnya di atas meja sebelah kiri kemudian menatap murid-muridnya. Tatapannya berhenti di kursi depan dekat dengan pintu, yang di tempati oleh dua siswa.

"Samsur? Ngapain kamu nunduk-nunduk gitu?" Si guru yang bernama Pak Tree atau pak Tire-x, itu menatap Samsur yang sedang menunduk. Pak Tree curiga, jangan-jangan Samsur sedang mempersiapkan contekan di laci mejanya.

Merasa namanya terpanggil. Samsur pun mendongak, menatap gurunya dengan cengiran lebar. "Enggak papa, Pak! Saya cuman coret-coret laci aja kok!" ucapnya jujur. Memang dia sejak tadi hanya mencoret-coret di laci mejanya, kemudian sesekali melihat tulisan di layar Smartphone-nya. Contekan!

"Coret-coret apa kamu? Jangan buat contekan di situ yah! Nanti saya suruh kamu jalan kayak kodok lagi, mau?!" Pak Tree berdiri, berkacak pinggang, dan menatap Samsur galak. Namanya juga Tire-x

"Hah!?" Samsur gelagapan. Dia sudah tertangkap basah sekarang. Apakah dia jujur atau bohong? Dia menggeleng, mengelak tuduhan dari Pak Tree. Namun, berbanding terbalik dengan ucapannya yang malah membenarkan.

"Iya!" Ketika Samsur sadar akan ucapannya, ia menepuk mulutnya dua kali, karena sudah keceplosan. Mulutnya memang tidak bisa diajak kompromi. "Eh? Enggak, Pak, maksudnya! He he ...," ralatnya kemudian nyengir lebar.

Oji menepuk dahinya pelan. Memang yah, Samsur tidak bisa diandalkan hanya untuk berbohong. Sudah pasti dia akan disuruh jalan seperti kodok dan mengelilingi kelas.

"Alah ... sudah ketangkap basah saja masih mengelak!" Pak Tree mengambil kaca matanya. Dia mengambil tissu di dalam tas ransel kemudian mengelap kaca matanya dengan tissu. Dirasa sudah bersih dari debu dan virus, ia pun menggunakannya.

"Hmmm ... Pak, saya benar-benar tidak membuat contekan di laci kok. Saya hanya coret-coret saja, Pak," ucap Samsur sopan. Sama guru harus sopan!

"Kamu! Coret-coret saja? Memangnya itu meja bapakmu? Seenaknya ngerusak barang milik sekolahan!" Pak Tree menatap Samsur dari balik kaca matanya garang. Enteng sekali dia bicara seperti itu! Seolah-olah tidak apa-apa bila hanya diberi garis-garis tinta hitam.

"Huuftt ... Maaf, Pak." Samsur mengepalkan tangannya yang berada di dalam laci. Dia sangat sensitif jika itu menyangkut tentang orang tuanya. Dia memejamkan mata dan menunduk, menahan amarah.

Oji tahu gerak-gerik sahabatnya itu, dia menepuk pelan bahu kiri Samsur, membuat Samsur menoleh ke arahnya.

"Demi Starla, Sam!" ucap Oji sambil berbisik. Takut kena semprot juga oleh Pak Tire-x di depan itu.

M A T A    B A T I N ( PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang